Ketika saya mendengar dan diskusi mengenai crowdfunding, apa lagi ada kaitannya dengan sebuah game, maka saya pun teringat dengan game karya anak negeri yang berjudul Dreadout. Game horror tersebut sukses mengumpulkan dana melalui situs crowdfunding Indiegogo pada pertengahan tahun 2013 lalu, maka sontak berita kesuksesan tersebut membuka mata insan kreatif Indonesia, bahwa karya kreatif Indonesia telah mendapat tempat, perhatian, dukungan dan diapresiasi melalui situs (luar negeri) tersebut, serta uniknya, ternyata ada alternatif serta pola baru dalam pengumpulan dukungan dan pendanaan sebuah proyek kreatif, yaitu melalui metode crowdfunding.
Crowdsourcing Dan Crowdfunding
Merujuk dari kisah Dreadout tersebut, crowdfunding pun seakan menjadi the new wave of funding dan menjadi kontribusi nyata bagi para pendukung suatu proyek tersebut, serta yang menjadi fokus perhatian, bahwa adanya alternatif pendanaan lain bagi pemilik proyek, selain pendanaan yang umumnya didapatkan melalui investor maupun melalui lembaga finansial. Salah satu faktor yang menjadi poin penting crowdfunding yang dimaksudkan yaitu pada pola pengumpulannya yang dilakukan oleh banyak orang dan didukung oleh teknologi internet. Konsep kontribusi yang dilakukan secara kolektif tersebut memiliki kaitan dengan crowdsourcing yaitu kontribusi banyak orang dalam suatu kegiatan ataupun organisasi, bisa berupa pengumpulan ide, diskusi konstruktif, memberikan rekomendasi, sumbang saran dan pemikiran, maupun suatu aksi atau aktivitas yang dilakukan bersama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Secara definisi crowdfunding merujuk pada kegiatan pengumpulan dukungan dan pendanaan untuk suatu inisiatif proyek maupun organisasi, yang berasal dari banyak orang, berupa kontribusi finansial yang biasanya dilakukan melalui internet (Wikipedia, 2014). Sehingga crowdsourcing dan crowdfunding seperti memiliki ikatan persaudaraan yang erat dalam suatu kegiatan atau organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang dilakukan secara kolektif.
Perkembangan crowdfunding yang pesat disebabkan banyaknya pekerja kreatif dan pemilik proyek sosial yang memiliki ide dan program yang menarik, bahkan beberapa program crowdfunding yang saya ketahui menjadi sebuah terobosan di bidangnya, namun hal tersebut terhalang pada akses pendanaan yang sulit didapatkan oleh pemilik proyek, yang sebagian besar merupakan perusahaan rintisan (startup) yang memiliki sumber daya yang terbatas, sehingga metode crowdfunding pun menjadi salah satu jalan keluar terbaik bagi mereka.
Salah satunya contoh proyek crowdfunding yang terkenal dan fenomenal, yaitu ide pengembangan smartwatch Pebble di situs crowdfunding Kickstarter, yang ketika itu mendahului ide pengembangan smartwatch yang dilakoni brand besar seperti Samsung maupun Apple. Lalu adapula crowdfunding terkait pengembangan film Lazer Team yang memecahkan rekor crowdfunding untuk film indie fiksi ilmiah di situs crowdfunding Indiegogo, serta crowdfunding terkait proyek sosial seperti Food Justice Truck di situs crowdfunding Start Some Good.
Crowdfunding di Indonesia
Di Indonesia sebenarnya sudah tak asing dengan konsep crowdsourcing dan crowdfunding tersebut, dimana nilai-nilai yang bersifat patungan dan urunan untuk membantu orang lain, seperti penggalangan dana secara individu, contohnya semacam kasus “koin untuk Prita” maupun program “Tali Kasih”, atau untuk kepentingan bersama yang sifatnya massal, seperti bantuan untuk bencana alam di berbagai tempat di Indonesia, dari tsunami Aceh hingga bencana gempa bumi di Jawa. Sehingga crowdfunding memiliki konsep serta nilai-nilai yang sama dengan budaya kita, yaitu nilai saling bergotong royong membantu orang lain, dan nilai tersebut yang telah mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia.
Konsep crowdfunding dan nilai-nilai kegotong royongan tersebut melahirkan situs yang berperan sebagai platform crowdfunding di Indonesia, yaitu KitaBisa.co.id. Berbeda dengan situs crowdfunding yang sebelumnya telah hadir di ranah digital Indonesia, KitaBisa sebagai platform crowdfunding berfokus pada gerakan dan kegiatan sosial. KitaBisa memiliki pandangan dan percaya bahwa Indonesia memiliki banyak potensi dan memiliki banyak orang baik, namun sayang potensi yang ada tersebut terhalang himpitan rutinitas, sumber daya, dan akses yang terbatas, maka KitaBisa tercipta untuk menghubungkan pihak yang memiliki akses dan sumberdaya lebih baik dengan pihak yang memiliki ide, wawasan, dan program yang bisa membantu memecahkan masalah sosial yang ada, sehingga KitaBisa memberikan tempat untuk saling bergotong royong bersama untuk menghubungkan kebaikan dan memajukan Indonesia.
Peluncuran Situs Crowdfunding KitaBisa 2.0
Saya berkesempatan hadir pada acara peluncuran situs KitaBisa versi 2.0 pada 17 September 2014 bertempat di @america Pasific Palace Jakarta. Beberapa narasumber yang hadir salah satunya yaitu Stephanie Arrowsmith dari Start Some Good, lalu Zack Petersen dan Scott Hanna dari Bad Idea Production – Count Me In, serta Pak Rhenald Kasali dari Rumah Perubahan dan selaku Pembina KitaBisa dan sang founder KitaBisa Alfatih Timur ditemani oleh co-founder Vikra Ijas.
Dalam acara tersebut, Stephanie memaparkan bagaimana Start Some Good mengelola proyek crowdfunding yang dilakukan lintas negara, budaya, dan bahasa, sehingga dapat berdampak baik secara global. Selain itu, Stephanie menyampaikan bahwa crowdfunding khususnya Start Some Good merupakan sebuah gerakan kolektif yang dilakukan untuk membantu sesama, dan dia pun menambahkan, bahwa adanya kepuasan pribadi jika yang telah dilakukan, seperti mendukung Start Some Good, maupun kegiatan crowdfunding lainya bisa memberikan dampak yang lebih baik bagi banyak orang .
Kemudian Pak Rhenal Kasali mengisahkan latar belakang dan sejarah awal berdirinya KitaBisa yang dimulai semenjak pertengahan tahun 2013 digawangi oleh Al Fatih Timur dkk. Hal yang menarik disampaikannya bahwa adanya pihak di sisi lain yang memiliki sumberdaya berlebih dan ingin memajukan pihak lainnya, lalu di sisi satunya ada pihak yang memiliki ide dan program brilian yang ingin membantu bersama, maka KitaBisa berada ditengah-tengah sebagai tempat menyatukan kedua belah pihak disisi yang berbeda tersebut. Salah satu contoh kasus yang disampaikan Pak Rhenald dan diketahui oleh Al Fatih Timur, yaitu adanya inisiatif crowdfunding di suatu desa di Kabupaten Bogor yang membangun secara patungan sebuah rumah nenek tua yang sudah rusak, lalu digawangi oleh Kepala Desa setempat, maka penduduk di desa pun urunan membantu renovasi pembangunan rumah nenek tua, dan akhirnya bisa memperbaiki rumah tersebut secara mandiri dari hasil crowdfunding di desa itu saja.
Kemudian di penghujung acara, Al Fatih Timur dan Vikra Ijas, memaparkan mengenai situs KitaBisa yang diluncurkan versi 2.0 yang merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya serta melakukan demo penggunaan dan penjelasan alur kerja situs KitaBisa, mulai dari proses pendaftaran, membuat dan melakukan pengajuan proyek, hingga memberikan dukungan, baik dukungan berupa sebagai relawan maupun dukungan finansial.
Menariknya dari uraian yang disampaikan oleh Al Fatih Timur terkait crowdfunding, seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, bahwa nilai crowdfunding sudah mengakar kuat dalam nilai dan budaya bangsa kita. Al Fatih menuturkan mengenai crowdfunding melekat dengan nilai-nilai budaya adat Baralek Datuak Minang Kabau yang dilakukan di kampung halamannya di tanah Minang, yang kebetulan dialami sendiri oleh keluarganya, yaitu acara adat yang dikhususkan untuk suatu keluarga, maka keluarga-keluarga lain dalam daerah tersebut secara sukarela memberikan bantuan dan kontribusi untuk menyukseskan acara keluarga tersebut. Kontribusi bisa berupa makanan, peralatan upcara adat, bahan bangunan, kontribusi tarian prosesi adat, hingga bantuan berupa uang tunai yang diberikan ke keluarga tersebut.
Saya pribadi sebelumnya pernah mendengar konsep crowdfunding tersebut, dan mengetahui mengenai situs-situs seperti Indiegogo, Kickstrater, dll. Namun keingintahuan saya semakin besar, semenjak games Dreadout sukses besar melalui metode crowdfunding tersebut, serta dapat terus melanjutkan pengembangan game dan memberikan update kepada para pendukungnya, yang awal pendanaannya didapatkan melalui Kickstarter tersebut. Dan bagi saya sendiri, bisa menjadi catatan tersendiri kedepannya, bahwa siapapun termasuk saya serta anda pengunjung dan pembaca blog ini, bisa melakukan hal tersebut didukung oleh proyek yang memiliki ide, konsep, rencana, dan implementasi yang baik serta kreatif, dan tentunya didukung oleh pihak terkait.
Saat ini telah ada beberapa situs crowdfunding yang telah hadir di Indonesia, namun KitaBisa mencoba masuk dengan keunikan tersendiri, meski proyek yang bisa diajukan ke KitaBisa bermacam-macam jenisnya, namun semenjak awal KitaBisa berfokus pada proyek dan kegiatan sosial, serta disisi lain didukung oleh berbagai pihak yang memiliki reputasi baik, serta telah memiliki jaringan tidak hanya di Indonesia, namun sudah memasuki jaringan crowdfunding global, sehingga kedepannya bisa berkolaborasi disisi lokal dan global. Semoga dengan kehadiran KitaBisa sebagai platfrom crowdfunding aseli buatan Indonesia, dengan wajah barunya di peluncuran situs versi 2.0 ini, kedepannya semakin banyak proyek-proyek berbasis sosial kemasyarakatan yang mampu membantu menyelesaikan permasalahan sosial yang ada, serta membawa angin perubahan yang positif untuk kemajuan Indonesia.
—
Tautan Luar :
- Definisi Crowdfunding di Wikipedia : http://en.wikipedia.org/wiki/Crowdfunding
- Definisi Crowdsourcing di Wikipedia : http://en.wikipedia.org/wiki/Crowdsourcing
- Situs Crowdfunding KitaBisa : http://kitabisa.co.id/
- Situs Crowdfunding Indiegogo : https://www.indiegogo.com/
- Situs Crowdfunding Kickstarter : https://www.kickstarter.com
- Situs Crowdfunding Start Some Good : http://startsomegood.com/Venture/the_asrc_food_justice_truck/Campaigns/Show/the_asrc_food_justice_truck
- Situs Rumah Perubahan : http://www.rumahperubahan.co.id/
- Situs Game Dreadout : http://dreadout.com/
Selama ini saya cuma familiar dengan crowdfunding yang sifatnya untuk sosial, ternyata di Indonesia sudah banyak juga ya yang untuk kepentingan bisnis.
makasih sudah berkunjung ke blog http://ardikapercha.com/ ya mas.
untuk crowdfunding betul mas, setelah coba browsing googling dan baca sana-sini, memang sudah banyak situs crowdfunding di Indonesia, selain http://kitabisa.co.id/ ada juga http://www.wujudkan.com/ dan http://www.patungan.net/ yang cukup populer sih mas.
Dan bisa jadi kalau ada ide proyekan tidak hanya kegiatan sosial, bisa juga kegiatan berbasis profit, tapi dampaknya untuk orang banyak, misal urunan patungan untuk the next mobil esemka bisa tuh mas 🙂
Berarti saat ini KitaBisa hanya fokus untuk kegiatan sosial saja?
Setahu saya dari hasil pengamatan & sempat kontak dengan tim KitaBisa, awalnya memang KitaBisa bergerak karena inisiatif sosial, lalu setelah peluncuran versi 2.0 yang saya ikuti event-nya, KitaBisa sifatnya dapat menerima proyek-proyek yang sifatnya umum & berbasiskan profit, sehingga dapat mendukung proyek-proyek anak negeri yang memang butuh bantuan, akses, & pendanaan.
Halo Ardika, tulisannya bagus sekali!
Terimakasih banyak ya sudah membuat artikel ini dan ikut mempromosikan crowdfunding di Indonesia. Iya betul kitabisa.com sekarang terbuka untuk inisiatif2 lain di luar proyek sosial, yuk yang punya ide kreatif atau bisnis dengan produk yang inovatif daftarkan di kitabisa.com.
Halo bung Alfatih Timur, terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, saya merasa tersanjung sang founder menyambangi blog ini.
setuju dan mendukung penuh aktivitas crowdfunding di Indonesia, sukses terus untuk KitaBisa ya bung!
halo mas, boleh minta link video kitabisa.com saat tampil di @america ga?
halo bro alfanth,
maaf saya tidak punya & tidak tahu soal dokumentasi video Kitabisa tersebut ya,
tapi kalau mau cek official channel Youtube-nya Kitabisa bisa kesini ya = https://www.youtube.com/channel/UCrd4_XVLEvWVP84SS6QL-BA
halo artikel nya keren bang
makasih ya
Hai art, terima kasih ya 🙂
memang keren dimananya bro? hehe