Menggapai Puncak Prau Dieng (Bagian 1)

 

Di penghujung tahun 2014, Alhamdulillah akhirnya salah satu keinginan saya untuk menapaki dan menikmati alam pegunungan Indonesia akhirnya tercapai juga. Gunung Prau menjadi tujuan perjalanan saya kali ini yang terkenal dengan keindahan pemandangan di puncaknya, serta dengan rute pendakian yang beragam, melalui area perkebunan sayuran, hutan dengan berbagai macam jenis pepohonan, undak-undakan batuan, area jalan setapak sempit yang diapit jurang kanan-kirinya, hingga mancapai area perbukitan a la bukit teletubbies!

Gunung Prau terletak di kawasan dataran tinggi Dieng (Dieng Plateau) dengan ketinggian 2565 mdpl dan sebagai informasi tambahan, kata Dieng berasal dari gabungan kata dalam bahasa Kawi kuno, yaitu kata “di” yang berarti tempat atau gunung, dan kata “hyang” yang bermakna dewa, sehingga dari nama tempat tersebut, Dieng merupakan tempat bersemayamnya para dewa dan dewi menurut kepercayaan kuno. Gunung Prau berada di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Kendal, di provinsiJawa Tengah, merupakan gunung tertinggi dibanding deretan gunung lainnya, yaitu gunung Sumbing dan Sindoro di kawasan Dieng, serta dipastikan suhu di kawasan gunung tersebut sangat dingin hingga merasuk dan menusuk ke tulang, meski memakai beberapa lapis baju dan jaket!

Setelah beristirahat dari perjalanan darat sekitar 13 jam dari Jakarta menuju Dieng, lalu makan, dan mempersiapkan logistik serta perizinan, maka pendakian melalui jalur Dieng mulai dilakukan sekitar pukul 10 pagi dari basecamp bersama kawan-kawan rombongan Rekreatif, hingga mencapai sekitar pukul 17 sore  di area sekitar menara listrik, melewati tiga pos pendakian yang cukup terjal. Setelah beristirahat untuk makan dan mempersiapkan diri melalui rute terakhir menuju area perkemahan, maka perjalanan dilanjutkanmelalui jalur sempit yang diapit oleh jurang di kanan-kirinya. Gelapnya malam di perjalanan ditemani oleh cahaya rembulan dan bintang-bintang di angkasa (dan tentunya cahaya dari headlamp yang saya gunakan) serta ditemani kabut yang mulai membatasi jarak pandang dan terpaan udara yang luar biasa dingin mulai merasuki tubuh saya dalam menyusuri perjalanan ke area perkemahan.

Alhamdulillah sekitar pukul 7 malam akhirnya saya mencapai area perkemahan dan mempersiapkan segala sesuatunya bersama dari mendirikan tenda hingga memasak air dan makan, lalu kita bersegera beristirahat untuk mengejar terbitnya mentari di pagi hari. Dan keesokan subuhnya, saya disambut dengan udara yang benar-benar luar biasa super dingin, meski udara yang sangat dingin, saya bersama rombongan pun menapaki spot-spot menarik di puncak Prau,  dan Alhamdulillah mendapat kesempatan menikmati indahnya salah satu kebesaran ciptaan Allah, yaitu melihat sang mentari terbit disertai pemandangan puncak Prau yang sangat indah, sehingga rasa lelah dan udara dingin menyerbu tubuh ini untuk menggapai puncak Prau menjadi terbayarkan ketika melihat pemandangan puncak Prau tersebut 🙂

Ufuk Timur (Foto: Ardika Percha - Dieng, 2014)
Ufuk Timur (Foto: Ardika Percha – Dieng, 2014)

 

Dia muncul  (Foto: Ardika Percha - Dieng, 2014)
Dia muncul (Foto: Ardika Percha – Dieng, 2014)

 

Perkemahan (Foto: Ardika Percha - Dieng, 2014)
Perkemahan (Foto: Ardika Percha – Dieng, 2014)

 

Selffeet di bukit teletubbies (Foto: Ardika Percha - Dieng, 2014)
Selffeet di bukit teletubbies (Foto: Ardika Percha – Dieng, 2014)

 

Bersama kita di Prau (Foto: Ardika Percha - Dieng, 2014)
Bersama kita di Prau (Foto: Ardika Percha – Dieng, 2014)

 

Aku dan Prau (Foto: Ardika Percha - Dieng, 2014)
Aku dan Prau (Foto: Ardika Percha – Dieng, 2014)

 

Diatas awan (Foto: Ardika Percha - Dieng, 2014)
Diatas awan (Foto: Ardika Percha – Dieng, 2014)

Tautan Luar

  • Data & fakta Dieng : http://id.wikipedia.org/wiki/Dieng

7 thoughts on “Menggapai Puncak Prau Dieng (Bagian 1)”

  1. Wih aku yang belum kesampaian kesana, padahal awal bulan november udah mau kesana tapi gatoto 🙁

    1. wah mas aku ke Prau iku rejeki juga toh mas.
      Saran kesana jangan pas musim hujan, kemarin pas pendakian Alhamdulillah paling banter gerimis kecil aja, karena cukup terjal rutenya sih mas.

      yowis ta dungakno kesana mas, nyusul aku & bisa cerita di blog dari sudut pandang mas juga toh 😀

  2. Wuish,mendaki gunung yah. Aku pengen ke bromo, rinjani Dan gunung gede. Cuma ntah kapan bisa terlaksana, habis susah banget buat cuti kantor, huuhhh…. kapan -kapan kita mendaki bareng yukkk

  3. makasih sudah berkunjung ke blog saya ya Rinrin 🙂

    wah kalau susah cuti bisa aja ngincer long weekend di 2015 atau libur akhir tahun ini juga bisa tuh. bisa aja kalau waktu & tujuan pendakiannya cocok kenapa enggak mendaki bareng sis…

  4. astaga pemandangannyaaaa, lepas banget pasti rasanya, hilang semua penat, kebayar capenya… pengen gitu ngerasain naik gunung, tapi gimana ya perasaan ragu terus -_-

  5. hi bro Dimaz makasih sudah bertamu kesini ya 🙂

    wah bro rasa pegel & dinginnya jadi terbayarkan pas sampai dipuncaknya, Alhamdulillah!!

    kalau ragu bisa ajak temen2 yg bener-bener jago & tahu rute pendakiannya, kalau nggak cari aja open trip ke Prau, sekarang sudah banyak kok travel agency yang bisa kasih paket menarik loh bro

  6. Pingback: Dieng alam | gudangpercha

Leave a Reply to Rinrin Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *