Ngaku deh… pasti punya akun friendster, sebuah situs jejaring sosial yang anda daftar, ikuti, serta “mainkan”, dan akhirnya (mungkin) “ketagihan”, pasti friendster kan?? Hehe… siapa yang tidak tahu soal friendster ini.. dan (mungkin) setiap kita bersosialisasi (terkait dengan internet/online (ada yang bisa memberitahukan saya padanan kata online-offline??), terkadang juga offline) pasti ada semacam pertanyaan seperti ini :
·Eh lo punya fs (friendster) ga?? Add gw dong!!
·Ntar kirim testi ke gw ya!! (sekarang lebih dikenal dengan comment)
·Jawab/bales testi gw dunk!!
·Profile fs lo keren juga!!
·Poto fs lo bagus jg tuh!!
·Dst.
Konsep situs jejaring sosial tsb., memang luar biasa dimana setiap orang dapat membuat halaman situs pribadinya sendiri (anda sadar tidak, halaman profile friendster dan semua anakannya itu, tergolong situs pribadi sederhana loh, padahal ketika “jaman bahula” dulu, susah payah cuma membuat situs seperi itu, sampai memburu dan hingga menumpang di hostingan gratis di internet, untuk membuat sebuah situs pribadi seperti friendster!!), dengan menampilkan profil beserta informasinya, dari nama (entah nama lengkap, panggilan, asli, palsu, nama beken, bahkan nama yang (sok) keren, dsb.). itu baru dari nama!! Lalu ada informasi seperti biodata, dari info soal asal sekolah, kuliah, tempat kerja, musik favorit, makanan favorit, deskripsi pribadi, orang yang mau ditemui, hingga soal status!!
Lalu ditambah pula dengan fasilitas album foto/gambar online, dimana kita dapat memposting dan memamerkan foto-foto kita ke teman kita, sekaligus tempat penyimpanan foto online, meskipun saat itu, ketika saya membuat akun di friendster pertamakali, masih dibatasi sekitar 20-30an foto. Disinilah “permasalahannya”, ada sebuah virus baru yang muncul, yaitu saya sebut sebagai “virus foto narsis friendster” dengan varian lain “virus fotogenik friendster”, yang disaat bersamaan pula, tren ponsel berkamera (telepon seluler; untuk yang kurang tahu, soalnya ada beberapa teman yang bertanya (berkali-kali), dan hanya familiar dengan istilah “hape”) saat itu sedang hot-hotnya!! Seperti kata pepatah, “setali 3 uang”, yaa… virus “itu” pun didukung tren ponsel berkamera, maka penyebaran virus pun cepat menjangkiti ke setiap orang (khususnya abg/remaja yang memilikiakun di friendster). Dan lucunya, posisi foto “itu-itu aja”, contohnya dari sudut pengambilannya dari posisi depan atau atas atau samping dengan sudut yang “tepat”, serta dengan “pencahayaan” yang “tepat” pula yang didukung kecanggihan kamera dijital, maka si empunya yang di foto terlihat fotogenik!! Atau bersusah payah bergaya “friendster photo minded” lainnya (saya sendiri bingung menjelaskannya, namun coba anda perhatikan foto-foto teman anda, maka anda pasti mengerti maksud saya).
Tidak hanya menampilkan biodata dan foto saja, lalu selanjutnya kita dapat membuat semacam daftar teman, dengan meminta teman kita untuk mendaftar ke situs friendster tsb. (istilahnya “invite”) atau menjadikan/mengajukan dirinya sebagai teman (istilahnya “meng-add”), dengan cara membuat semacam “invitation” melalui email serta melalui proses konfirmasi atau persetujuan. Namun ada cara pula juga untuk “menambah teman”, seperti mencari teman (saya sebut istilahnya “friend hunting”, dan kalau di-indonesiakan menjadi : “memburu teman”) di daftar teman kita, dan akhirnya kita melakukan proses “add” yang dijelaskan tadi. Aktivitas “friend hunting” tsb., untuk mencari teman yang kita kenal dari lingkungan pergaulan kita, seperti teman SD, SMP, SMA, kuliah, teman organisasi, kepanitian, kantor, kerja, magang, ataupun mencari teman baru, seperti mencari temannya teman, temannya teman teman teman!!
Setelah kita “mempunyai teman” di dunia per-friendsteran tsb., friendster juga dilengkapi dengan fitur “berkomunikasi serta bersosialisasi”, dan yang paling legendaris yaitu testimonial!! Ide awalnya (mungkin), teman kita tsb. dapat memberikan semacam kesaksian (saya ambil dari arti kata testimony) dari si empunya yang memiliki akun friendster tsb. entah dari aktivitas keseharian, sifat, kesenangan, event tertentu yang dilakukan bersama, dsb. Sehingga memberikan gambaran si empunya tsb., namun sebagian orang salah menafsirkan kata “testimonial”., dan lebih condong ke arah komentar, terbukti kata testimonial diganti menjadi “comment”!!
Maka, friendster pun benar-benar menjadi sebuah situs jejaring sosial, dimana dari “comment” tsb., kita dapat saling bersosialisasi, saling mengirim comment tsb., meskipun ada fitur “message” atau “group”, tetap comment juaranya!! Dan saat ini pula, comment tsb. tidak hanya berisi/diisi dengan teks saja, namun bisa dengan foto, animasi, bahkan video!! Begitupula dengan profil friendster tsb. tidak hanya profil standar friendster, namun bisa pula dikostumisasi sesuka kita, profil berupa kombinasi warna dan foto/gambar, serta dapat ditambahkan pula dengan aplikasi tambahan yang hanya “copy-paste” kode HTML/CSS, mulai dari live-chat, video, pemutar musik, galeri foto yang “ciamik” dengan animasi yang unik, lucu, dan warna-warni.
Dan sesuai survai mendadak dengan sampel yang dapat mewakili populasi pengguna friendster, dengan tingkat keyakinan 90%, serta menggunakan metodologi wawancara dengan jawaban yang valid, serta dengan cara yang disebut “pengalaman pribadi”, maka disimpulkan bahwa aktivitas “friend hunting” tsb.. menjadi aktivitas yang paling sering dilakukan pengguna friendster. Mereka mengatakan beberapa alasan/motifnya, yaitu sbb :
·Gw mo cari temen SD yang dulu-dulu…
·Gw mo dapet kenalan/teman baru..
·Gw mau cari pacar baru..
·Gw mo cari mantan pacar waktu sma dulu..
·Gw siy cuma have fun aja..
·Gw mo add temen kepanitiaan baksos kemarin..
·Gw mo cari temen yang suka musik jazz..
·Gw disuruh add..
·Gw baru bikin account fs niy.. mo nambah temen aja..
·Dst.
Melihat dan membaca uraian diatas, friendster memang Sebuah situs jejaring sosial!! Dan saya akui, friendster menjadi semacam “maha-virus” yang lebih “berbahaya” dari h5n1 (flu burung) yang tersohor itu. Sesuai data yang saya dapat dari time.com (coba cari di time.com atau googling saja dengan kata kunci data friendster social networking), bahwa virus tsb. telah menjangkiti lebih dari 58 juta orang dan dari total pengguna friendster sedunia tsb., Indonesia merupakan salah satu korban virus terbesar tsb., berdasarkan alexa (situs “web tracker” untuk lalulintas data internet). Jadi ayo friendstering!!