All posts by ardika percha

Kelas Inspirasi & Dunia Pendidikan Indonesia

 

Education is the most powerful weapon which you can use to change the world (Nelson Mandela)

Seperti yang disampaikan Mandela, pendidikan adalah senjata terkuat yang bisa digunakan untuk merubah dunia. Hal tersebut bisa dibuktikan dari sejarah dan pengalaman Mandela sendiri. Setelah mengenyam pendidikan universitas, yang notabene ketika itu pendidikan hanya dapat diikuti oleh sejumlah elit, kemudian Mandela kembali ke masyarakat umum dengan bekerja sebagai ahli hukum, lalu dalam keseharian melihat kondisi bangsanya terdapat adanya diskriminasi ras dan warna kulit. Dengan bekal pendidikan dan wawasan yang dimiliki Mandela, maka beliau terpanggil melakukan gerakan menuntut kesetaraan di segala bidang kehidupan dan menjadi sebuah gerakan kemanusiaan yang bersifat masif, dan akhirnya mampu melakukan perubahan serta membuka mata dunia atas isu kesetaraan tanpa memandang ras dan warna kulit tersebut.

akses menuju kelas
akses menuju kelas

 

suasana kelas
suasana kelas

 

Seperti kisah Mandela terkait kesetaraan pada akses pendidikan, pendidikan mampu membuka wawasan, peluang, dan membuka kesempatan hidup yang lebih baik, serta bisa dapat meningkatkan kualitas hidup di masa depan. Bagi sebagian orang yang beruntung memliki akses untuk bersekolah dan menerima program pendidikan yang baik serta berkualitas, serta sebagian lainnya yang lebih beruntung, mendapatkan dan diberikan wawasan, pengetahuan, serta menerima mentoring apa yang akan mereka lakukan kedepannya, serta profesi apa yang akan mereka pilih di masa depan sesuai minat dan bakat masing-masing. Selanjutnya mereka dapat tumbuh dan berkembang memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah itu, mereka naik ke tahapan selanjutnya,  yaitu pada tingkat dimana mereka dapat dan mau memberi, serta berkontribusi ke masyarakat untuk proses eksistensi diri, aktualisasi diri, dan melakukan pengabdian ke masyarakat, yang merupakan salah satu tujuan pendidikan tersebut.

Indonesia yang kita kenal memiliki beberapa isu dalam pengembangan sumber daya manusianya, sehingga kita memang dapat tumbuh dan berkembang, namun belum sepenuhnya menunjukkan kemampuan maksimal dan memanfaatkan potensi secara penuh dalam membangun kehidupan masyarakat, serta dapat hidup berbangsa  serta bernegara lebih baik lagi.

Dan terkait hal tersebut, maka obat mujarabnya yaitu salah satu yang terpenting melalui pendidikan yang baik, berkualitas, merata, konsisten, berkesinambungan,  dan memiliki keterhubungan dengan industri profesional terkait pemenuhan tenaga kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, membuka lapangan pekerjaan baru dan inovasi berkelanjutan, sehingga mendukung perkembangan positif di berbagai bidang kehidupan.

bermain & belajar
bermain & belajar

 

wajah pendidikan
wajah pendidikan

 

Dari isu diatas, maka program Kelas Inspirasi lahir, yaitu sebuah gerakan pendidikan, yang merupakan bagian dari gerakan Indonesia Mengajar,  yaitu sebuah gerakan untuk mendukung dan memajukan pendidikan Indonesia. Program Kelas Inspirasi tersebut dikhususkan bagi para pekerja dan profesional dari berbagai sektor industri dan berbagai profesi untuk sukarela berkontribusi dengan mengajar serta menginspirasi adik-adik pelajar dalam satu hari diberbagai sekolah dasar.

Terdapat 7 sikap dasar Kelas Inspirasi yang diterapkan dalam pelatihan, diskusi, serta perencanaan serta implementasi program Kelas Inspirasi hingga sampai di lapangan dan di kelas, yaitu kegiatan yang dilakukan relawan Kelas Inspirasi, didasari secara sukarela tidak dibayar serta tulus atas kemauan dan inisiatif peserta sendiri, serta bebas kepentingan mana pun, karena bertujuan untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Lalu tidak mengeluarkan biaya alias gratis dalam mengikuti Kelas Inspirasi, mau dan siap belajar  serta terbuka untuk berdiskusi serta menerima masukan dari peserta program Kelas Inspirasi lainnya. Selain itu, relawan diharapkan ambil bagian langsung untuk terlibat dalam program Kelas Inspirasi, serta mau dan bersiap silaturahmi dengan semua pemangku kepentingan dari pihak panitia, sesama relawan, pihak sekolah, dan adik-adik pelajar kita.

Relawan Kelas Inspirasi yaitu para profesional yang setelah sekian lama berkutat dengan dunia pekerjaan dalam kesehariannya, ada sebagian peserta yang merupakan pemangku kepentingan di perusahaan besar sebagai direksi dan top eksekutif, dan dengan luar biasanya mereka mau membagi sebagian waktunya didedikasikan sebagai relawan dangan terlibat dalam program Kelas Inspirasi, untuk mendukung kemajuan pendidikan Indonesia.

Para pekerja dan profesional tersebut merasa terpanggil untuk menyediakan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk berkontribusi nyata dan membantu sesama, dengan terlibat di dalam Kelas Inspirasi dengan mengajar, menginformasikan, memotivasi, mendengar curahan cerita dan berkomunikasi dengan adik-adik pelajar, serta sekaligus  memberi semangat positif dan menginspirasi adik-adik di sekolah dasar secara serentak, sehingga menjadi gerakan pendidikan yang masif.

kepala sekolah
kepala sekolah

 

Adik-adik SDN Susukan 03 Pagi
Adik-adik SDN Susukan 03 Pagi

 

Continue reading Kelas Inspirasi & Dunia Pendidikan Indonesia

Jambore Street Photography Indonesia 2014

 

Pada bulan Juni 2014 ini, penggiat fotografi Indonesia khususnya penggemar street photography, diramaikan oleh acara tingkat nasional, yaitu Jambore Street Photography Indonesia yang pertama kali diadakan, melibatkan 7 komunitas street photography, 12 kelompok fotografi regional dari dalam negeri, dan 9 kelompok fotografi regional dari luar negeri yang berkolaborasi dalam acara ini. Komunitas street photography yang terlibat di antaranya adalah Side Walkers Asia (sidewalkers.asia), Bingkai Ruang Publik (Biru), Photobook Club, Indonesia Street [Mobile] Photograpie (ISTRIE), Streetbanditos, Street Photography Purwokerto (SEPUR), dan Tuban Street Photography.

 

 

Jambore Street Photography Indonesia berlangsung dari 7 Juni sampai 25 Juni 2014, bertempat di daerah bilangan Kemang, yaitu di Pannafoto Institute Jakarta, yang menggelar pameran, seminar, dan lokakarya yang membahas mulai dari perkembangan street photography di Indonesia hingga pembahasan teknis mengenai penyuntingan foto terkait street photography.
Jambore Street Photography Indonesia dibuka oleh sambutan dari Halbet Cahyadi Putra, selaku ketua panitia dari Jambore Street
Photography Indonesia 2014.

“Acara Jambore Street Photography Indonesia ini bertujuan untuk mempresentasikan seluruh karya Street Photography dari Indonesia dalam sebuah kegiatan dan wadah”, ungkap Halbet Cahyadi Putra, ketua dari JSPI 2014 pada pembukaan acara tersebut . Halbet menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan sebagai wadah silahturahmi sesama pegiat street photography di seluruh Indonesia dan mengenalkan street photography kepada masyarakat umum.

Lalu selanjutnya acara diisi dengan pembukaan pameran foto serta pemaparan rekam jejak street photography di Indonesia oleh Nina Masjhur terkait Klik Fotografi – Kelompok Fotografi Jalanan, sebagai salah satu pelopor street photography di Indonesia. Kemudian acara dilanjutkan ramah tamah dari berbagai komunitas yang terlibat dalam Jambore Street Photography Indonesia.

 

 

Lalu pada 14 Juni 2014, Jambore Street Photography Indonesia diisi Lokakarya dengan materi mengenai bagaimana membaca foto, yang disampaikan oleh Suryo Gumilar, seorang fotografer dan salah satu penggiat street photography di Indonesia yang tergabung dalam komunitas Side Walkers Asia. Suryo Gumilar menyatakan konteks dalam suatu proses fotografi merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena mempunyai pengaruh dalam pembacaan suatu hasil karya fotografi tersebut.

Kemudian pada Lokakarya sesi selanjutnya disampaikan oleh Ridzki Noviansyah, salah satu Co-Founder dari Jakarta Photobook Club, berupa materi bagaimana menyunting foto yang bercerita. Kegiatan menyunting foto kali ini bukan kegiatan menyunting dengan perangkat lunak untuk olah digital, namun kegiatan untuk memilih, menyeleksi dan menyusun foto-foto berdasarkan sebuah tema, gagasan atau cerita, sehingga menjadi sebuah karya fotografi. Ridzki Noviansyah menyampaikan gagasan alternatif yang menarik, yaitu sebaiknya pelaku fotografi khususnya penggiat street photography di Indonesia, membuat konsep cerita terlebih dahulu, baru kemudian melakukan blusukan untuk melakukan proses pembuatan foto tersebut, dan selanjutnya menyeleksi serta menyusun foto-foto berdasarkan konsep cerita yang telah disusun sebelumnya.

 

 

Selama Lokarya tersebut, terlihat peserta antusias berperan serta dalam proses diskusi dan praktek, sehingga lokakarya berjalan santai, penuh gelak tawa, dan berjalan lancar. Seperti yang disampaikan oleh Ridzki Noviansyah, bahwa penyusunan foto yang bercerita tersebut perlu dilakukan, tidak hanya berfokus pada sebuah foto tunggal, sehingga memberikan alternatif dalam proses kreatif penggiat street photography.

Dengan suksesnya Jambore Street Photography Indonesia yang pertama kali ini, yaitu berkumpul semua penggiat street photography yang terlibat, kemudian adanya pameran foto yang menghasilkan street photography berkualitas tinggi, serta antusiasme peserta dalam lokakarya yang diselenggarakan, diharapkan kedepannya penggiat street photography dapat menghasilkan karya fotografi yang lebih baik dan menjadi salah satu pilar pendukung penting dalam pengembangan industri kreatif Indonesia di bidang fotografi.

Tautan Luar :

– http://jamborespi.com/tentang-jspi/

– Foto : Halbet Cahyadi Tim JSPI, Ardika Percha

– Artikel ini juga hadir di Portal Indonesia Kreatif (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) =  http://news.indonesiakreatif.net/jambore-street-photography-indonesia-2014-diadakan

 

Jelajah Bumi Ruwa Jurai (Bagian 2)

 

Setelah mengarungi perjalanan mencapai Lampung dari Branti, Rajabasa, hingga ke Unit 2 Tulang Bawang Barat di artikel blog saya sebelumnya di Jelajah Bumi Ruwa Jurai (Bagian 1) bersama masbro Isal, maka hari-hari selanjutnya kita melalui dan menyatu dengan keseharian warga TBB (Tulang Bawang Barat). Bagi saya pribadi, mengamati keseharian dan aktivitas warga TBB menjadi hiburan sendiri, bertemu orang-orang baru di lingkungan yang baru nan berbeda, dan salah satunya yang menjadi perhatian saya pada tingkah polah anak-anak yang polos dan lucu.

kumpul bocah TBB

 

Di sore hari itu, sama seperti anak-anak Indonesia lainnya, pada kisaran usia anak-anak balita dan SD, anak-anak di TBB tersebut riang gembira bermain, berlarian kesana kemari, dan bercanda, namun terdapat momen unik yaitu ketika mereka bermain dengan alat permainan tradisional. Permainan dengan menggunakan alat tradisional membuat saya jadi membandingkan dengan permainan adik-adik keponakan beserta teman-temannya di ibukota yang sudah dirambahi permainan digital dengan berbagai macam peralatan gadgetnya.

Salah satu yang mengundang minat dan ketertarikan saya yang saya utarakan sebelumnya yaitu ketika mereka bermain dengan permainan tradisional menggunakan alat permainan terbuat dari bambu, yaitu permainan egrang. Saya terakhir kali melihat langsung permainan egrang hanya pada acara atau momen tertentu, biasanya pada acara tujuh belasan merayakan kemerdekaan Republik Indonesia.

mulai bermain egrang

 

mulai bermain egrang (2)

 

latihan ber-egrang

 

ready for egrang games!

 

bermain egrang

 

mutar-muter ber-egrang

 

bermain egrang (2)

 

bermain egrang (3)

 

Ngomong-ngomong soal egrang, egrang merupakan permainan yang menarik untuk ditonton, yang biasa dimainkan oleh anak-anak maupun dewasa, untuk berlomba seperti adu lomba lari menggunakan alas tapak kaki semacam ruas bambu yang dibuat sedemikian rupa. Sarana yang diperlukan yaitu tanah lapang dan dua bilah bambu yang biasanya sepanjang + 2 – 2,5 meter yang diberi pijakan pada ketinggian + 60 –75 Cm ruas bambu bagian bawah, sehingga pemain egrang akan terlihat lebih tinggi ketika bermain dari rata-rata orang pada umumnya. Para pemain berdiri di atas pijakan itu dan berlari dengan menggunakan egrang tersebut. Selain itu egrang disebut juga dengan permainan jangkungan, sebab orang-orang yang memainkannya menjadi lebih tinggi/jangkung.

Permainan seperti egrang membuat anak-anak bermain keluar, bermain di alam bebas, serta saling berinteraksi, bersosialisasi dan kontak-tatap muka secara fisik yang menyenangkan sekaligus mencerdaskan, sehingga dapat meningkatkan antusiasme anak dalam perkembangan kognitif, bahasa, fisik, dan kehidupan sosial si anak tersebut, seperti yang dipaparkan beberapa kajian mengenai pendidikan anak yang pernah saya baca dan temui di internet (lebih detailnya, silahkan merujuk pada bagian  ‘Sumber’ pada akhir artikel tulisan blog saya ini).

Permainan Tradisional merupakan kekayaan budaya bangsa yang mempunyai nilai-nilai luhur untuk dapat diwariskan kepada anak-anak sebagai generasi penerus. Permainan anak tradisional merupakan permainan yang mengandung wisdom, memberikan manfaat untuk perkembangan anak, merupakan kekayaan budaya bangsa, dan refleksi budaya dan tumbuh kembang anak. Hasil kajian yang dilakukan oleh peneliti bahwa permainan anak tradisional mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan intelektual, sosial, emosi, dan kepribadian anak (Widyo Nugroho, 2012).

Momen ketika sore hari itu pun melengkapi pengalaman dan perjalanan saya menjelajahi Bumi Ruwa Jurai tersebut menjadi bermakna, serta memberikan tidak hanya hiburan semata, namun memberikan sudut pandang pemikiran mengenai Indonesia, anak-anak, permainan tradisional, serta mengenai Lampung sendiri, bahwa pembangunan awal dan menjadi pondasi penting yaitu pada anak-anak dan pendidikan dini, dari hal yang kecil, misalnya permainan, akan mempunyai dampak yang besar di masa datang tidak hanya Lampung, namun Indonesia secara keseluruhan.

 

egrang player

 

egrang player (2)

 

lets forward!

 

tengok

 

game over

 

==

Sumber :

  1. http://disporbudpar.cirebonkota.go.id/index.php/Artikel/egrang.html
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Egrang
  3. http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/07/16/3/168674/Mahasiswa-UGM-Kembangkan-Permainan-Edukatif-Tap-The-Teeth
  4. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/IK/article/view/9520
  5. http://m.koran-sindo.com/node/305598
  6. http://yamaro-dikdas.blogspot.com/2012/11/nilai-nilai-karakter-dalam-permainan.html

 

Jelajah Bumi Ruwa Jurai (Bagian 1)

 

Ketika sebagian besar manusia-manusia di Jakarta (dan belahan waktu Indonesia bagian barat lainnya ya..) menikmati suasana perayaan tahun baru, saya justru sedang bersiap di markas besar tercinta, dalam persiapan untuk perjalanan panjang ke seberang pulau bersama kawan kuliah, kawanduta ketika kos dahulu, serta partner in goodness yaitu masbro Faisal Effendi.

Perjalanan kali ini ke Bumi Ruwa Jurai yaitu yaitu provinsi Lampung, tepatnya ke Kabupaten Tulang Bawang Barat yang biasanya disingkat menjadi TBB oleh warga sekitar tersebut, yaitu dalam rangka silaturahim keluarga, tugas, dan sekaligus melakukan perjalanan napak tilas sang Pengajar Muda ketika ditugaskan di sana bersama dengan 9 Pengajar Muda Indonesia Mengajar lainnya di kabupaten tersebut.

Naahh.. dalam perjalanan kali ini yang menjadi tokoh utama sekaligus pemandu, yaitu kawan saya yang biasa dipanggil Isal, seorang (mantan) guru SDN Mercubuana Tulang Bawang Barat dan alumni Pengajar Muda Angkatan I dari Indonesia Mengajar. Untuk yang mau tahu kegiatan terkait dengan Indonesia Mengajar, bisa cekidot artikel blog saya mengenai Ulasan Festival Gerakan Indonesia Mengajar dan foto-foto yang saya ambil ketika event tersebut di Seri Foto Festival Gerakan Indonesia Mengajar.

Terkait perjalanan ke Lampung, dengan perencanaan jauh hari sebelumnya, kita bisa mendapatkan tiket pesawat PP dengan harga cukup terjangkau dari salah satu maskapai yang mantap punya di Republik ini, pas saat musim liburan panjang ketika pergantian tahun 😀   memang dengan naik pesawat, perjalanan lebih cepat & nyaman, namun disisi lain ingin merasakan perjalanan darat, lalu diselingi perjalanan laut melalui Pelabuhan Merak-Bakauheni dengan melintas Selat Sunda, yang pasti memberikan pengalaman berbeda, namun dengan mengingat keterbatasan waktu, akhirnya kita putuskan melakukan perjalanan via jalur udara. Perjalanan darat dari markas besar ke Bandara Soekarno-Hatta mencapai sekitar 1 jam di pagi hari, lalu dilanjutkan dengan perjalanana udara yang tidak sampai 30 menit tersebut tergolong berjalan cepat dan lancar.

Selamat Datang di Bumi Ruwa Jurai

Alhamdulillah akhirnya bisa menjejakkan kaki di Bandara Raden Inten II yangmerupakan pintu gerbang udara Bumi Ruwa Jurai. Bandara Raden Inten II jika merujuk pada sejarahnya yang dikenal juga dengan lapangan udara Branti, karena berada di jalanan desa Branti, dan Raden Inten II merupakan salah satu Pahlawan Nasional yang turut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia di daerah Lampung, yang ternyata memiliki hubungan darah dengan Fatahillah, dimana di tanah Jawa dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Lalu arti dari Bumi Ruwa Jurai  yaitu merujuk pada dua golongan masyarakat yaitu masyarakat asli dan pendatang yang tinggal rukun berdampingan di Lampung. Yaa demikian info selayang pandang yang saya dapat dari googling dan obrolan setempat, yang  menarik  jika disimak lebih lanjut.

Setahu saya Lampung dikenal dengan cuacanya yang cukup panas, namun kali ini terasa sejuk, mungkin karena telah memasuki musim hujan. Sesampai di Bandara tersebut, saya segera beranjak menuju terminal bis Rajabasa dengan menggunakan taksi yang memakan waktu sekitar 30 menit menyusuri jalan lintas Sumatra.

Terminal Rajabasa
Naik bis di Terminal Rajabasa

 

Dari cerita yang disampaikan Isal, banyak perubahan sepeninggalnya dari sisi bangunan, situasi Bandara, jalanan, hingga terminal yang menjadi checkpoint kita selanjutnya di Rajabasa, lalu dari penuturan Isal juga, kita harus sesegera mungkin dan bergerak cepat sebelum malam hari sampai di Tulang Bawang karena isu pada ketersediaan angkutan dan waktu tempuh dalam perjalanan nanti. Sesampai di Rajabasa, maka selanjutnya naik bis dengan rute menuju Unit 2 Tulang Bawang dengan perjalanan memakan waktu sekitar 4 jam.

Setelah beberapa kali tidur-bangun-tidur-bangun lagi 🙂   akhirnya bis Puspa Jaya yang saya tumpangi sampai juga di Pasar Unit 2. Unit 2 dikenal sebagai pusat perdagangan di sekitar daerah Tulang Bawang dan dikenal sebagai daerah transmigran pada era orde baru dahulu, yang gembar-gembor dalam program transmigrasi penduduk pulau Jawa ke pulau-pulau lainnya, yang menurut saya cukup berhasil dalam pembangunan di Lampung secara keseluruhan.

Oia.. karena isu transmigrasi di Lampung tersebut, maka  iseng-iseng saya googling dan menemukan bahwa program tersebut masih berlangsung, silahkan cek di link Kementrian berikut ya,, jika yang berminat 🙂    Menurut hemat saya perlu digalakkan kembali program tersebut, dalam hal pemerataan pembangunan nasional dan sekaligus menumbuhkan lapangan kerja baru.

 

Gapura Tulang Bawang

 

Sesampai di Unit 2, maka Isal menghubungi keluarga yang menjadi tempat bernaung selama mengajar di TBB, yaitu Keluarga Pak Tumar untuk konfirmasi mengenai kedatangan kita. Setelah istirahat sejenak dan meluruskan kaki setelah puas duduk selama 4-5 jam di perjalananan bis tadi, maka perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan motor menyusuri jalan pedesaan yang membelah hutan karet di TBB tersebut, perjalanan kali ini untuk mencapai checkpoint terakhir memakan waktu sekitar 20-30 menit hingga ke perumahan keluarga Pak Tumar.

Menyusuri hutan karet TBB

 

Menyusuri hutan karet TBB (2)

 

Udara segar ditambah suasana pedesaaan yang ditemani pepohonan hijau disertai bau karet alam yang pekat, membuat perjalanan kali ini menjadi obat penawar atas racun kemacetan dan suasana sesak-bising-polusi metropolis Jakarta. Alhamdulillah setelah perjalanan panjang dari ibukota, akhirnya sampai juga di rumah keluarga Pak Tumar di TBB dan saatnya untuk beristirahat untuk melanjutkan aktivitas hari-hari kedepannya… dan pas kunjungan di rumah Pak Tumar tersebut, kebetulan ada acara pengajian yasinan, yang ditutup dengan acara makan-makan disertai hidangan kuliner rumahan Lampung. Alhamdulillah, sesuatu banget ya, ada aja ya rejeki  😀

Kumpul warga TBB

 

==

Sumber :

Social Media Festival 2013

Panggung & Pembicara 1

Pada bulan Oktober 2013 yang lalu, para penggiat komunitas hingga pengguna social media seperti Twitter, Facebook hingga Instagram berkesempatan datang ke event fenomenal untuk pecinta social media Indonesia, yaitu Social Media Festival. Seperti yang disampaikan di rilis resminya di situs resmi Social Media Festival 2013 Social Media Festival adalah event tahunan yang sudah diadakan sejak tahun 2011 dan Social Media Festival telah menjadi panggung bagi komunitas, usaha rintisan (startup) di bidang teknologi, dan gerakan social media untuk berkegiatan secara offline dengan diisi  berbagai kegiatan dari gathering, meet up, workshoptalkshow, pertunjukan musik, hingga bazaar.

behind the scene

Social Media Festival tahun ini dilaksanakan pada 12-13 Oktober 2013 di fX Sudirman Jakarta, digawangi oleh Provetic, Hello Motion, dan Trenologi, hadir dengan tema yang provokatif, “We Dare to Share”, yang akan menguji keberanian dan ketahanan dari segenap entitas Social Media Indonesia dengan konsep acara 24 jam non stop, serta menjadi kegiatan offline Social Media pertama di Indonesia yang menggunakan konsep 24 jam event, sesuai salah satu  keunggulan media satu ini, yaitu media sosial yang bisa diakses dan digunakan kapan saja selama 24 jam.

socmedfest 1
jepret-jepret di Social Media Festival
Acara ini diramaikan oleh paling tidak 106 komunitas dan 9 perusahaan rintisan digital (startup), yaitu di antaranya adalah komunitas Change.Org Indonesia, ID_AyahASI, Indonesia Berkebun, the Museum Project, MindTalk, dan banyak komunitas lainnya.
socmedfest 2

Di event ini pengunjung dapat bertemu selebtwit seperti mas Shafiq Pontoh sang penggiat komunitas sekaligus panitia Social Media Festival serta bang Wahyu Aditya yang dikenal dengan Hellomotion-nya, kali ini selaku ketua panitia Social Media Festival tahun 2013, serta banyak juga selebriti dunia maya lainnya, yang ikut meramaikan festival kali ini, yang bisa digunakan untuk saling berdialog dan berdiskusi secara tatap muka langsung.

Salah satunya yang menarik perhatian, ada beberapa komunitas yang menyediakan properti unik seperti dari komunitas Change Indonesia yang menyediakannya, agar pengunjung berkesempatan untuk berfoto memakai properti tersebut dan sebagai ajang promosi komunitas dengan menyampaikan message positif melalui properti tersebut. Sebagai informasi, komunitas change.org merupakan sebuah wadah gerakan perubahan berdasarkan petisi online dengan menarik simpati dan memberikan dukungan via dunia maya di situs tersebut.

change, peace, victory
minum untuk perubahan lebih baik

Lalu yang menarik perhatian selain booth & stand dari komunitas tersebut, yang menjadi ajang kopi darat, diskusi, berkenalan, bersosialisasi tatap muka, juga ditemui beberapa pengunjung & peserta “ber-cosplay ria” seperti zombie-zombie (dari komunitas Zombie Indonesia) berkeliaran mencari korban di area Social Media Festival atau ada aksi “teatrikal” seorang yang sedang melakukan yoga ditengah ramainya kerumunan festival ini!!

zombie 1
zombie 2
zombie duduk manis
semedi or yoga or…

Selain keriuhan tadi, juga diramaikan dengan berbagai games dan quiz dadakan di arena Social Media Festival, sehingga pelaku quiz hunter or gratisan hunter bakalan ‘terhibur’  dengan hadiah bertebaran pernak-pernik & merchandise dari berbagai komunitas maupun sponsor tersebut

Serta tentunya juga di event ini dipenuhi oleh berbagai ajang diskusi dengan narasumber kompeten yang berbagi informasi dari isu pengembangan komunitas hingga topik-topik teknis yang tersedia di workshop. Untuk tema dan jadwal acara lebih detailnya, dapat mengunjungi halaman Facebook Social Media Festival

siapa yang mau jawab??
panggung & pembicara 2

Dari gaung dunia maya dan pengunjung ke festival ini, yang mampu mengumpulkan puluhan hingga 100 lebih komunitas, serta antusias penggiat social media serta pengunjung yang tumplek blek di fX Sudirman, bisa dilihat festival telah berlangsung sukses.

Dengan adanya festival ini tidak hanya bertemu, bersosialisasi, & bertatap muka, namun juga sebagai media pembelajaran dengan adanya berbagai talkshow dan workshop terkait media sosial tersebut, untuk mendukung dan bahkan meningkatkan kualitas hidup, serta memajukan komunitas dan pengguna social media di Indonesia.

Dan Social Media Festival 2013 terkahir ini ditutup pidato dari panitia penggiat Social Media Festival dan disertai hiburan dari Project Pop, yang menambah keriuhan serta menjadi puncak acara seremonial dari penutupan festival ini.

Semoga Social Media Festival yang terakhir ini bisa diserap serta dipelajari energi positifnya, dan dapat bermutasi menjadi bentuk lainnya, menjadi lebih baik lagi, serta lebih memajukan Indonesia secara progresif, dan menjadi salah satu pilar pendukung penting dalam pengembangan industri kreatif Indonesia di bidang teknologi informasi.

Project Pop 1
Project Pop 2
Tika meluk Shafiq!!
saatnya foto-foto Project Pop
closing ceremony

Sumber :

  1. http://socmedfest.org/about/
  2. http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/digelar-24-jam-non-stop-social-media-festival-resmi-dibuka

Compfest UI 2013

 

Pada bulan lalu saya berkunjung ke salah satu event IT tahunan di Kampus UI Depok untuk mengetahui perkembangan teknologi IT dari sudut pandang mahasiswa UI serta apa yang akan jadi topik atau tema IT yang menarik saat ini. Sebelumnya saya juga pernah datang pada event ini di tahun 2009, dan pernah saya bahas pada artikel saya di  Computer Festival UI 2009.

Seperti yang disampaikan pada rilis resmi di situs CompFest, Computer Festival merupakan one-stop IT event tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia yang terdiri atas rangkaian kompetisi, roadshow, seminar, playground, dan entertainment.

 

CompFest UI tahun 2013 memiliki tema “Facing National Development Towards Innovation and Collaboration – FANTASTIC” yang bertujuan untuk memacu dan meningkatkan kolaborasi antar akademisi, lembaga pemerintahan, perusahaan, start-updeveloper, dan komunitas agar mendapatkan hasil inovasi terbaik untuk kemajuan IT di Indonesia.

Berikut beberapa aktivitas di event CompFest UI 2013 yang saya dokumentasikan :

 

1. riuh ramai – startups

2. riuh ramai – startups part 2

3. riuh ramai – academics & communities

4. finalis kompetisi 

 

5. i`m @ Compfest

 

6.  katakan cinta versi compfest ?!?!

7.  sudut penukaran poin : gosip girls

8.  sudut penukaran poin : tebar merchandise

9.  narsis compfest

10. area luar compfest

11.  sang maskot compfest

12.  spot nyaman

13.  sang biduan 

14. the show

15. menunggu momen

16. penunggu tribun 

17.  tim hore-hura

18. sang ketua panitia yang berkacamata

Sumber :

http://compfest.web.id/

 

Seri Foto Panitia & Fasilitator Festival Gerakan Indonesia Mengajar

  Selain berpartisipasi dengan bekerja bakti di Festival Gerakan Indonesia Mengajar yang saya tulis di artikel blog  yaitu Ulasan Festival Gerakan Indonesia Mengajar, saya juga gatal untuk mendokumentasikan beberapa aksi dari kawan-kawan panitia-fasilitator yang telah bekerja keras membantu dan memfasilitasi #KerjaBakti tersebut.

So enjoy Seri Foto Panitia & Fasilitator Festival Gerakan Indonesia Mengajar  yaa… maaf-maaf jika jepretannya ada yang tidak berkenan, maklum (sok) paparazzi dan candid bro sis  🙂

1. penunggu meja registrasi

 

2. tim biru siap 🙂

 

3. ibu-ibu lagi sibuk

 

4.  seksih dokumentasih

 

5. muncul tiba-tiba o_o

 

6.  3 serangkai penjaga pintu

 

7. Sang Pembuka Acara (di Kelas Orientasi)

 

8.  Cewek Paser Kaltim 🙂

 

9. bonito

 

10.  tim bincang biru

 

11.  fairy tale

 

12. ibu-ibu kalau lagi kumpul, biasanya…… (isi titik-titik)

 

13. ibu-ibu kalau lagi kumpul, biasanya…… (isi titik-titik) part 2

 

14. katanya sih bidadari turun dari pohon ijo dibelakang tuh 😀

 

15. riri riza 😀

 

 

16. eeehhh ijo ijo 🙂

 

 

17.  walkie talkie girl

 

 

18. narsis bareng pak Anies

19. cerah

20. always connected

 

 

 

–The End–

 

 

Festival Gerakan Indonesia Mengajar

 

Pada Sabtu 5 Oktober yang lalu, bertempat di Ecovention Hall Ancol, saya berkesempatan mengikuti dan berpartisipasi dalam acara sosial bertajuk Festival Gerakan Indonesia Mengajar  dengan tujuan mendukung gerakan pemberdayaan dan memajukan pendidikan anak-anak Indonesia. Festival ini merupakan salah satu inisiatif yang diprakarsai oleh gerakan Indonesia Mengajar, yaitu sebuah gerakan pemberdayan pendidikan dari, oleh, dan untuk anak muda Indonesia. Seperti yang dituturkan oleh Indonesia Mengajar dalam rilis resminya, yaitu disarikan sebagai berikut :

 “Indonesia Mengajar meyakini bahwa kehadiran putra-putri terbaik Indonesia sebagai guru akan ikut mendorong peningkatan kualitas pendidikan kita. Melalui Indonesia Mengajar, para calon pemimpin memiliki kesempatan mengembangkan pemahaman akan akar rumput Indonesia, yang beraneka ragam dan memiliki persoalan-persoalan yang juga kompleks. Indonesia Mengajar memfasilitasi para guru tersebut (disebut Pengajar Muda ) untuk tinggal, hidup dan belajar dari masyarakat setempat selama  satu tahun. Mereka bekerja di sekolah dasar dan tinggal di rumah penduduk bersama keluarga baru mereka. Tantangan, hambatan dan segala pengalaman akan membentuk karakter kepemimpinan sekaligus merajut tenun kebangsaan yang lebih kokoh”

jika ingin tahu lebih lanjut mengenai Indonesia Mengajar, cekidot link situs ini  siapa tahu berminat dan ingin berpartisipasi lebih lanjut menjadi Pengajar Muda..     Oke masbro & mbaksis.. kita kembali ke Festival Gerakan Indonesia Mengajar  🙂  Ayo #KerjaBakti

 

Untuk saya pribadi, yang dahulu suka beraktivitas di berbagai kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan sosial  (dan menjadi (sok) aktivis 🙂 haha)  konsep dari festival ini menurut saya cukup orisinal dan fresh, yaitu membuat suatu konsep  acara yang sesuai dengan filosofi kehidupan kita sebagai orang Timur, khususnya orang Indonesia yang (sebenarnya) suka kerja bakti serta gotong royong dalam membantu sesama.

Daaann hasilnyaaa di festival ini, tuumpaah ruuaah.. tumplek blek!! terlihat ketika saya mulai dari pagi hari, yaitu semenjak dari pintu masuk Ancol, dalam perjalanan, hingga memasuki pintu masuk festival ini, serta ketika sudah didalam gedung tersebut, terlihat sudah ribuan orang telah datang dan meramaikan festival ini dari berbagai kelompok, institusi, individu, keluarga, kampus… semua orang berpartisipasi dalam Festival Gerakan Indonesia Mengajar ini!!  haha #lebay 😀

Filosofi #KerjaBakti dan gotong royong yang Indonesia banget, dipadu dengan konsep permainan #KerjaBakti yang menurut saya seperti #KerjaBakti dalam suatu wahana-wahana permainan tersendiri, yang dimainkan baik secara individu dan sebagian besar diarahkan bermain dilakukan secara berkelompok, sehingga setiap wahana kita berkesempatan bermain dengan orang yang berbeda serta dibuat acak. Dengan bermain secara kelompok tersebut, kita bisa saling mengenal relawan-relawan lain, sehingga terjalin jejaring relawan, lalu bisa berdiskusi, mendengar kisah dan cerita lucu seru mereka, sekaligus saling bekerja sama dalam wahana-wahana permainan tersebut. Berikut wahana permainan yang ada di Festival Gerakan Indonesia Mengajar :

Saya pribadi suka bermain dalam permainan dan berkompetisi, sehingga #KerjaBakti tersebut saya anggap seperti wahana permainan, dan ada beberapa wahana permainan yang mengharuskan kita saling berlomba paling cepat, paling lengkap, paling baik, dan paling kreatif dibandingkan dengan kelompok lainnya, dibantu serta difasilitasi oleh pihak panitia melalui fasilitator wahana tersebut.

Jika kita bisa menyelesaikan suatu permainan tersebut, maka akan mendapatkan semacam badge berupa stiker-stiker yang ditempelkan di name tag kita masing-masing sebagai recognition atas kerja bakti ini.. lucu juga yaa konsep badge ini sebagai suatu reward and recognition-nya menurut saya  🙂

 

Dari acara festival ini, saya pribadi mendapat semacam insight, bahwa diluar sana masih banyak individu, kelompok, institusi, dan banyak orang yang (masih) peduli serta mau berbuat dan berbagi untuk sesama (diluar pemahaman dan pengetahuan saya untuk motif serta agenda masing-masing peserta relawan tersebut, yang berkontribusi di festival ini), serta masih banyak orang diluar sana yang (masih) berpikir optimis dan positif untuk (pendidikan) Indonesia.

Untuk saya, festival ini bisa menjadi semacam wadah, tempat berkumpul, rumah untuk melakukan sebuah aksi nyata, sebuah aktualisasi diri untuk membantu sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.. langkah dan aksi kecil  yang saya lakukan ini, (mungkin) kurang berdampak, namun jika dilakukan serentak dan dilakukan secara masif-massal seperti yang dilakukan di Festival Gerakan Indonesia Mengajar untuk Indonesia yang lebih baik, maka menurut saya dapat memberikan efek domino dan dampak yang luar biasa, serta membuat saya pribadi menjadi lebih optimis dan berpikir positif, tidak hanya untuk Indonesia, namun kehidupan saya sendiri.

Festival Gerakan Indonesia Mengajar menurut saya bisa menjadi pintu gerbang baik setiap individu maupun institusi yang terlibat untuk berbuat lebih banyak lagi di masa depan, yang berawal dari ajang kerja bakti dan gotong royong di festival ini, untuk dapat berjejaring serta bekerja sama dan berdiskusi lebih lanjut, serta membuat inisiatif berupa kegiatan maupun program lain di masa depan, untuk mendukung pemberdayaan masyarakat Indonesia di bidang, minat dan kemampuan masing-masing, sehingga festival ini dapat menjadi pendorong serta katalisator untuk kegiatan yang bersifat kolaboratif selanjutnya di masa depan.

Selain itu, untuk saya pribadi.. event, acara, kegiatan seperti ini, bisa membuka mata saya kembali dan dengan mengkutip quotes terinspirasi dari Festival Gerakan Indonesia Mengajar yaitu sbb :

“Berhenti mengeluh tidaklah cukup.

Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup.

Lakukan aksi nyata.

SEKARANG!!”

 

TERIMAKASIH untuk fasilitator, panitia, dan relawan, serta semua pihak yang terlibat dalam Festival Gerakan Indonesia Mengajar.

Sumber :

1. http://festival.indonesiamengajar.org/

2. https://indonesiamengajar.org/