All posts by ardika percha

Sekilas sejarah sepeda

 

Sepeda merupakan salah satu alat transportasi tertua, sesuai Ensiklopedia Columbia, ditemukan dan dikembangkan di daratan Eropa sekitar abad 19, dan tidak diketahui pasti siapa yang menemukannya pertama kali (seperti yang diulas di Wikipedia dan masih menjadi perdebatan soal desain konsep awal yang dikembangkan  Gian Giacomo Caprotti terkait Leonardo da Vinci menjadi titik awal penemuan sepeda), namun desain sepeda pertama yang didokumentasikan secara resmi serta sudah diverifikasi pada tahun 1817. Salah satu pengembang sepeda yang dikenal yaitu Karl von Drais, seorang pegawai pemerintahan yang berasal dari Jerman, sepeda tersebut dikenal sebagai ” velocipede” yang dikembangkan dari tahun 1817 hingga 1819 sebagai nenek moyang sepeda.

Setelah pengembangan velocipede, sepeda dikembangkan oleh pengembang lain dari tanah Britania, tepatnya di Skotlandia oleh Kirkpatrick MacMillan seorang pandai besi, lalu dikembangakan oleh Ernest Michaux dan Pierre Lallement asal Perancis sampai ke Amerika, akibat revolusi industri juga mulai bergejolak, selain penemuan kereta api yang fenomenal sebagai alat transportasi massal.

 

Saat ini berbagai jenis sepeda tersedia di pasaran sesuai model & fungsinya masing-masing, dari sepeda gunung, BMX, sepeda balap, hingga sepeda motor  yang merupakan buah hasil dari era modern setelah era revolusi industri tersebut 😀

Saat ini sepeda bukan menjadi alat transportasi utama yang massal digunakanseperti di daratan Eropa pada abad 18 hingga 19, namun lebih umum kearah penggunaan untuk kebutuhan rekreasi dan olahraga.

Dan khusus di Indonesia, ada di beberapa tempat bahkan tersedia jalur khusus sepeda, salah satunya di Kampus UI Depok, yang tersedia tidak hanya pedestrian untuk pejalan kaki, namun tersedia jalur khusus sepeda juga. So tersedia alternatif olahraga pilihan yaitu bersepeda, sambil berolahraga sambil gowes, kita juga bisa menikmati suasana alam seperti di Kampus UI Depok ini.

Sumber = http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_the_bicycle

Pop Con Asia 2013 : pameran untuk industri kreatif Indonesia

 

Pada bulan Juli lalu di Senayan Jakarta, setelah mendapat info dari teman & kabar dari media sosial, saya berkesempatan untuk mengunjungi yang katanya event pop culture yang bakalan gede-gedean berisi berbagai both &  showcase dari industri kreatif Asia khususnya Indonesia, dari komik, games, anime, film, hingga musik & mainan.

 

Dengan segala keriuhannya, saya sudah terhibur daengan aura kreatif yang muncul, baik dari desain both yang unik, barang yang dipajang, orang & komunitas yang ramah, & lucu pada beberapa pengunjung yang datang ber-cosplay, hingga alunan musik khas kartun.. khas anime 😀

beberapa yang “ber-cosplay” dari yang “standar” hingga yang sifatnya “ekstrem” namun semua keramaian tersebut, menambah riuh ramainya acara, seperti cosplay mahluk bersarung batik, cosplay dengan seragam militer dengan senapan otomatisnya, hingga ber-zombie seperti serial Walking Dead hahaha 😀

 

yang membuat saya cukup terkejut bin surprise, banyak pengembang games & kartunis dengan berbagai merchandisenya, saya juga sempat ngobrol & mencoba beberapa games buatan developer dari studio games lokal maupun dari beberapa distributor games yang memasarkan games asing ke pasar lokal.

 

 

Event seperti ini menurut hemat saya terus digalakkan, agar perkembangan industri Indonesia kreatif dapat diketahui oleh masyarakat umum, sehingga lambat laun dapat menjadi raja di negeri sendiri ditengah serbuan global.

 

 

KeretaKu.. CommuterlineKu..

 

Sudah sekitar 10 tahunan saya menggunakan jasa transportasi kereta api, lebih tepatnya KRL yaitu Kereta Rel Listrik karena menggunakan tenaga listrik sebagai sumber utama penggerak kereta tersebut. KRL yang dimaksud yaitu kereta yang dioperasikan untuk jalur Jabotabek oleh PT KAI dan pada akhirnya menjadi PT KCI dipisahkan dari PT KAI yang khusus pengelolaan kereta daerah operasi Jabotabek.

Saya sudah merasakan KRL dari masa pemisahan “kasta” Ekspress-Ekonomi lalu pada periode adanya kelas kereta  Ekspress-Ekonomi-Ekonomi AC hingga masa kini dengan kelas Commuterline. Dari pengalaman semenjak saya pertama kali memasuki stasiun, membeli tiket, naik ke KRL, lalu mencapai stasiun tujuan, menurut saya perkembangannya cukup progresif, dari sekitar tahun 2002 hingga pada beberapa tahun belakangan ini, namun bagi sebagian orang, perkembangan kereta tidak memuaskan, namun saya anggap perkembangannya cukup baik, yaitu bisa dilihat dari sisi infrastruktur cukup baik, jadwal & rute yang semakin banyak, serta harga yang semakin kompetitif.

Yang menjadi isu & berita nasional pada perubahan infrastruktur, dengan melakukan penutupan & penggusuran toko serta kios disekitar area stasiun sampai terjadi gesekan konflik bahkan terjadi demo yang menjurus anarkis, namun dampak dari proses “perapihan” tersebut membuat stasiun sekarang benar-benar bersih menjadi area penumpang, tidak ada lagi pengamen pengemis, penjual makanan-minuman maupun penjual koran yang biasa hilir mudik di stasiun atau disekitar stasiun

Perubahan tidak hanya dari sisi rute & kelas kereta seperti yang saya sampaikan diatas tadi, tapi dari sisi layanan, infrastruktur, dan tentu saja dari sisi harga tiket yang berubah, serta dari metode ticketingnya. Metode yang lagi booming yaitu pembelian dengan e-money via media smartcard, yang bisa diisi ulang dan bisa dilakukan pembelian dengan metode tapping pada terminal yang sesuai, yang dilakukan pada gate keberangkatan & tapping di gate tujuan.


Namun yang sangat berbeda dari sisi penjadwalan & rute yang lebih terintegrasi untuk jaringan kereta KRL se-Jabotabek, dari sisi utara Ancol-Kota Jakarta hingga Bogor lalu dari Serpong sampai Jatinegara-Bekasi, bisa dilihat pada gambar rute Commuter Line.

 

Dan soal jadwal juga waktu tunggu semakin lebih pendek, dari dulu sekitar 30-45 menit menjadi sekitar 10-20 menit waktu tunggu, meskipun soal keterlambatan & AC serta soal penuh sesak masih “biasa” dirasakan. Meskipun tiap hari saya sering membaca kicauan keluhan & kemarahan dari para penumpang beberapa akun Twitter komunitas pengguna & penumpang KRL Commuterline. Secara keseluruhan saya cukup puas dengan moda transportasi kereta ini, karena harganya tergolong murah-terjangkau & cukup cepat jika kita beruntung ketika kereta tepat waktu & tidak bermasalah, selain itu mendukung gerakan penggunaan transportasi publik yang lebih baik & bermutu.

Sumber: http://kereta-api.co.id/ ; http://www.krl.co.id/peta-rute-loopline.html ; http://instagram.com/sayapercha