Beradaptasi dan Berkembang di Era New Marketing

Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan menghadiri TikTok The Stage sebuah online event yang tentunya diselenggarakan oleh TikTok untuk menambah pengetahuan terkait dunia digital, mengetahui tren terbaru, dan mendengar kisah sukses yang sudah dilakukan oleh para pelaku industri.

tiktok-stage-percha-homepage

TikTok The Stage

Dalam event ini beragam topik dengan narasumber atau pembicara berbeda-beda, umumnya topiknya terkait dengan pemanfaatan media digital di era “new normal”, lalu tren terkait digital marketing, hingga ada topik yang membahas spesifik hasil riset terbaru.

Dari beragam topik tersebut saya memilih topik “Winning Your Audience On A New Marketing Canvas” yang menghadirkan beberapa narasumber yaitu Om Weng Wai Koh (TikTok), mbak Bim Gutierrez (Bayer), pak Sadhan Mishra (OMD SG), mrs. Nicole Chan (L’OrĂ©al Luxe SAPMENA).

Dari narasumber yang hadir menurut saya cukup mewakili apa yang saya cari yaitu bagaimana pelaku industri bereaksi terhadap perubahan yang dinamis di era new normal ini, yaitu ada mbak Bim dari industri consumer terkait wellness/kesehatan Bayer, kemudaina ada mrs. Nicole dari industri kosmetik kecantikan, lalu ada pak Sadhan dari sisi agency, dan tentunya ada perwakilan dari TikTok yaitu Om Weng.

Dalam diskusi tersebut, saya menangkap beberapa poin diskusi yang cukup memberikan update & insight atas apa yang terjadi saat ini.

tiktok-stage-percha-discuss

Digital Transformation is NOW!

Mbak Bim menyampaikan mengenai bahwa terminologi “digital transformation” sebelum era pandemi mungkin menjadi salah satu tool perusahaan/brand dalam beradaptasi secara bertahap untuk memperluas basis pasar perusahaan dan menjadi pendorong perusahaan tersebut.

Namun ketika di era pandemi, dengan berubahnya landscape pasar dan tentu berubahnya customer behaviour yang menjadikan digital dan internet menjadi satu-satunya yang bisa dijangkau, maka digital transformation menjadi prioritas utama dan harus dilakukan NOW, bahkan menjadi katalis seluruh sumber daya perusahaan. Digital transformation tidak hanya mengubah fokus perusahaan, namun menjadi mengubah mindset kita dalam bekerja, berinovasi, dan berkolaborasi.

Lean In & Co-Creation

Selain itu, Bim juga menyampaikan bahwa lifestyle dan mindset tentunya berubah, yang sekarang menjadi apa yang disebut create value more than product or market saja, bahkan mengajak customer dalam proses pembuatan produk dan layanan yang disesuaikan dalam kanal-kanal digital yang disebut pola co-creation dan lean-in customer tersebut.

tiktok-stage-percha-data11

Blurred Realities

Di diskusi tersebut mrs. Nicole menyampaikan konsep menarik mengenai blurred realities, yaitu ruang privat seakan bergabung dengan ruang publik, meski tidak secara keseluruhan, minimal ada momen-momen tertentu keseharian kita jadi terekspos ke publik, minimal ke lingkungan kerja, sekolah, atau komunitas. Hal ini bisa mengambil contoh ketika kita meeting online atau ada kelas online, maka orang-orang yang kita anggap “pihak luar” masuk secara perlahan ke bauran lingkungan pribadi kita yang menyentuh sedikit privasi kita, sehingga menjadi blurred realities tersebut melalui kanal digital tersebut.

ardika percha pc

Kalau saya menafsirkan konsep blurred realities ini, ketika saya online meeting, terkadang aktivitas keluarga seperti terdengar atau ketika anak saya tiba-tiba menghampiri ketika saya meeting dan memanggil saya untuk sebentar lagi waktunya makan siang, atau ketika dia baru melakukan kegiatan yang mau dia ceritakan ke saya.

Look Good & Feel Good

Mrs. Nicole juga menyampaikan bahwa mindset jadi sekarang bergeser kearah tidak hanya look good only, tetapi juga kearah feel good, karena kesadaran kesehatan jasmani dan kesadaran kesehatan mental menjadi isu penting, dan hal ini mengarah ke poin selanjutnya yaitu mengenai isu sustainability, yang sifatnya customer menjadi merasa harus diperhatikan lebih dan perlu adanya pengalaman yang sifatnya lebih customized plus ada nuansa immersived dalam menggunakan produk dan layanan.

Sustainability

Nicole juga menambahkan bahwa sustainability pun menjadi isu penting, karena fokus tidak hanya ke perusaahaan dan customer saja, tetapi juga ke arah lingkungan sekitarnya, agar dapat berbagai hal di kehidupan ini tetap sustain dan bahkan membuat kita menjadi lebih aware, sadar, dan bereaksi terhadap kondisi kita semua.

Authencity & Intimate Relationship

Selain hal yang telah disampaikan mbak Bim dan mrs. Nicole, pak Sadhan menambahkan adanya peningkatan dalam hubungan antar manusia yang menciptakan hubungan yang lebih intim dari sisi perusahaan/brand terhadap customernya, karena hubungan pun menjadi lebih komunikasi dua arah karena semakin transparan komunikasi dan kanal digital yang tersedia dalam berdiskusi, sekaligus dalam komunikasi tersebut seperti ada pemakmulan secara umum atas situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, dimana kita harus tetap survive dan lebih aware terhadap diri sendiri dan sekitarnya, sehingga menciptakan authencity tersebut.

tiktok-stage-percha-data22

Dengan memperhatikan beberapa hal yang disampaikan diatas, menurut pendapat saya ada beberapa poin terutama bagaimana brand/perusahaan dipaksa melakukan digital transformation secara menyeluruh tidak hanya dari sisi teknologi dan infrastruktur atau media – kanal yang digunakan saja, namun secara radikal mengubah pola pikir, perilaku, dan membuat kita harus beradaptasi secara dinamis, meski tidak semuanya berjalan mulus dan sukses, namun kita bisa terus melakukan perubahan dan penyesuaian agar tetap dapat berkembang di era new normal ini. Sebagai penutup, bahwa kita pun dipaksa belajar dan kuliah lagi untuk dapat beradaptasi terkait perkembangan jaman yang dinamis.

Referensi

https://tiktok.6connex.com/event/thestage/en-us#!/thestage/n1260910

https://www.researchgate.net/publication/328173808_Lean_process_improvement_and_customer-focused_performance_The_moderating_effect_of_perceived_organisational_context

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *