Category Archives: Tekno – Aplikasiana

ulasan/review aplikasi

Review Game : Star Wars Commander

Opening Screen Star Wars Commander
Opening Screen Star Wars Commander

 

Game kali ini yang saya bahas yaitu Star Wars Commander yang dirilis oleh Disney.  Star Wars Commander sebenarnya sudah cukup lama dirilis  yaitu di penghujung tahun 2014, namun ketika penayangan perdana Star Wars episode ketujuh Force Awakens yang lalu,  sepertinya dipromosikan secara gencar di internet, sehingga sebagai fans Star Wars, akhirnya pun saya tergoda mencoba menginstalasi mobile game ini.

Spesifikasi & Instalasi Game

Surpringsly, mobile game ini dikembangkan oleh Disney di berbagai mobile platform, baik di iOS Apple, Android, Windows Phone, hingga OS Amazon! Untuk Android minimal versi 4 dengan 38 MB space yang dibutuhkan dan versi iOS-nya dibutuhkan yaitu minimal 7.1 dengan space sekitar 88 MB perlu disediakan.  Ulasan game kali ini, saya menggunakan perangkat iPhone 5 yang berjalan dengan iOS versi 9.2 dan hingga saat ini berjalan lancar dalam bermain game ini.

Dengan koneksi internet standar, maka proses instalasi dapat dilakukan dengan lancar. Login Facebook merupakan salah satu pilihan ketika proses di awal permainan, baik untuk menyimpan data game sekaligus mengetahui teman-teman Facebook mana yang bermain dan berinteraksi di game ini, dan bisa relogin di gawai lain jika dibutuhkan.

App Store (Apple)
App Store (Apple)

 

Play Store (Android)
Play Store (Android)

 

Pola Permainan

Empire or Rebels?
Empire or Rebels?

 

Whats next?
Whats next?

 

Di awal game, kita akan diberikan semacam tutorial yang dibalut kisah kita menjelajahi galaksi, dan berawal ketika kita tinggal di planet Tatooine. Alur di tutorial tersebut pun akhirnya menjadi alur cerita, mirip jika kita memainkan sebuah campaign di game strategi.

Di tutorial tersebut, kita akan dihubungi oleh 2 faksi yang terlibat dalam Star Wars yaitu Empire dan Rebels, untuk menjalankan misi awal, Setelah itu kita akan diminta komitmennya berada di pihak  faksi mana. Dalam game ini, saya akhirnya memilih faksi Empire yang memiliki persenjataan canggih dan tentara mekanikal untuk berperang melawan Rebels.

Pola permainan mirip dengan game Clash of Clan (CoC) yang hits tersebut, yaitu game strategi dengan model multiplayer, dengan tujuan utama membangun markas kita dengan berbagai macam bangunan, pengelolaan sumber daya yang ditambang, pengembangan bangunan, sekaligus melatih berbagai macam jenis tentara dan persenjataan, serta menjalankan berbagai misi yang ada.

Barak tentara
Barak tentara

 

Headquarter
Headquarter

 

Seperti CoC, maka faktor kerja sama sesama anggota tim (dalam game ini disebut squad), pengelolaan sumber daya, analisis pengembangan bangunan dan fasilitas di markas, serta pelatihan persenjataan dan tentara mana yang dibawa untuk bertempur, menjadi faktor yang menentukan dalam game ini.

Victory
Victory

 

Grafis & Musik Latar

Transmission
Transmission

 

Dengan desain visual yang khas Star Wars plus berbagai karakter yang sudah saya kenal, dari Stormtroppers, mesin tempur AT yang khas, Sith Lord, hingga Darth Vader, maka menambah keasyikan dan membayangkan kita sebagai seorang pejabat militer dalam Empire dan terlibat pertempuran di galaksi yang nun jauh disana.

Dengan grafis yang enak dipandang dan khas tersebut, maka tak lupa juga efek suara dan musik latar yang kuat, menjadi betah berlama-lama bermain Commander ini, lalu yang menjadi favorit saya yaitu efek suara ketika pertempuran yang terdengar heboh dan Star Wars banget!

Penilaian

Sampai hari ini saya masih bermain Star Wars Commander, dan berfantasi dalam kondisi perang di galaksi nun jauh disana 😀

Melihat kondisi tersebut, secara keseluruhan game ini bagus dan adiktif dengan berulangkali dimainkan, dari keasyikan perencananan taktik upgrade berbagai persenjataan, pilihan tentara yang akan dibawa ke transporter, dan terutama ketika sensasi bertempur menyerang markas musuh, plus ditambah balutan karakter Star Wars menjadi faktor pembeda game ini.

So, bagaimana menurut kamu game kece satu ini? Yuk, share pendapat kamu mengenai game ini di kolom komentar dibawah yaa..

The Force
The Force

 


Referensi :

  1. SW Commander – Amazon : http://www.amazon.com/Disney-Star-Wars-Commander/dp/B013J7KLJU
  2. SW Commander – iOS : https://itunes.apple.com/us/app/star-wars-commander-worlds/id847985808?mt=8
  3. SW Commander – Android : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.lucasarts.starts_goo
  4. SW Commander Official page : http://www.starwars.com/games-apps/star-wars-commander

 

Ulasan Aplikasi Berita Kurio (Review)

Dalam keseharian kita, terutama ketika mengisi waktu luang disela kesibukan seperti ketika berkomuter ria dari perjalanan rumah ke kampus, kantor, atau tempat tujuan lainnya, atau ketika menunggu disuatu tempat disela-sela waktu senggang, ataupun ketika asyik ngopi-ngopi, akhir-akhir ini selain untuk bermain game, saya lebih suka membaca beragam artikel dan berita melalui ponsel saya, dan terkadang jika menurut saya informasinya menarik, maka informasi tersebut saya bagikan ke teman-teman.

Kebutuhan untuk mengkonsumsi beragam content baik berupa berita, artikel, tips-trik, bahkan bacaan “nyastra” berupa cerpen, buku dan novel menjadi keseharian saya pribadi. Di sisi lain, kebutuhan akan informasi  yang valid, cepat, dan membantu produktivitas hidup kita telah menjadi suatu tuntutan zaman, bahkan menurut saya, dengan pengetahuan serta wawasan yang luas dan tepat guna, menjadikan informasi sebuah kekuatan kasat mata dengan potensi luar biasa.. Knowledge is POWER!!

Get Started Kurio (Sumber: Kurio)
Get Started Kurio (Sumber: Kurio)

 

Sign In (Sumer: Kurio App)
Sign In (Sumer: Kurio App)

 

Setting (Sumber: Kurio App)
Setting (Sumber: Kurio App)

 

Salah satu aplikasi yang biasa saya gunakan untuk membaca berita dan artikel, yaitu aplikasi Kurio dikembangkan oleh pengembang aplikasi mobile lokal, yang dikelola oleh Kurio Inc. Kurio merupakan sebuah aplikasi pembaca berita dan content agregator, yaitu aplikasi yang menghimpun berita, artikel, dan informasi lainnya dari berbagai sumber baik media lokal maupun internasional, yaitu dari tabloid Kontan, majalah Cosmopolitan, National Geographic, hingga media alternatif seperti The Verge dan The NextWeb.

Aplikasi Kurio sudah tersedia di App Store dan Google Play Store, sehingga bisa langsung diunduh dan untuk mulai menggunakan Kurio, kita bisa menggunakan login akun media sosial kita atau mendaftar melalui email. Dan proses instalasinya tergolong lancar dan mudah (dengan asumsi koneksi internet stabil), dan kali ini saya login dengan akun media sosial, dan otomatis saya terkoneksi dengan media sosial, yang nanti digunakan untuk fitur berbaginya (share). Sebagai informasi, saya menggunakan aplikasi Kurio versi 1.8.4 yang dirilis 19 November 2014, dan dijalankan di atas platform Android 4.4.2 dengan layanan mobile 3G dan layanan Wifi broadband.

Kurio & Content (Sumber: Kurio App)
Kurio & Content (Sumber: Kurio App)

Fungsi & Fitur

Sebagai aplikasi content agregator, maka fungsi untuk mencari dan menemukan informasi (content discovery) dari jutaan artikel yang tersedia, terbagi menjadi puluhan topik, dari topik teknologi, olahraga, bisnis, desain, hingga topik hiburan lainnya, menjadi fitur terpenting bagi aplikasi sejenis.  Dengan banyak dan variatifnya content yang tersedia di Kurio, maka memudahkan saya dalam mencari dan membaca beragam berita dan informasi di satu aplikasi saja, serta setelah digunakan Kurio dapat berjalan dengan lancar dan ringan (dengan asumsi koneksi internet stabil) di ponsel Android saya.

Salah satu fitur yang baru diluncurkan yaitu fitur “favorite“, yaitu yang saya gunakan untuk menandai artikel favorit saya, lalu bisa saya gunakan sebagai penanda untuk aplikasi yang akan saya baca di kesempatan lain, atau bisa juga menggunakan layanan “read later”, dan untuk hal tersebut, saya biasa menggunakan layanan dari Pocket untuk mengumpulkan bacaan yang pernah dan akan saya baca kembali.

Setelah membaca beragam berita dan artikel, maka saya pun terkadang membagikan (share) informasi tersebut ke media sosial Twitter, Facebook, atau grup chatting seperti WhatsApp, BBM, atau pun jika memang penting saya pun membagikannya ke Evernote atau Pocket untuk catatan pribadi, dan bisa juga saya bagikan informasi tersebut ke BufferApp untuk posting ke media sosial di periode waktu tertentu. So, intinya Kurio menyediakan berbagai kanal media sosial dan terkoneksi dengan aplikasi yang umum digunakan sesuai kebutuhan masing-masing.

My Kurio (Sumber: Kurio App)
My Kurio (Sumber: Kurio App)

 

Explore Kurio (Sumber: Kurio App)
Explore Kurio (Sumber: Kurio App)

 

Fitur Share (Sumber: Kurio App)
Fitur Share (Sumber: Kurio App)

 

Share via (sumber: Kurio App)
Share via (sumber: Kurio App)

Desain

Yang menjadi perhatian dan salah satu poin menarik dari aplikasi Kurio menurut saya, yaitu dari sisi desain yang sleek dan antarmukanya (user interface), terutama ketika memilih sumber berita/informasi di pojok kanan bawah yang unik, yaitu dengan sapuan gesture kekiri dan ke kanan dengan acuan logo Kurio. Selain itu, saya bisa juga memindahkan sumber berita tersebut dengan menekan agak lama lalu dipindahkan kekiri atau kekanan sesuai keinginan. Dan ketika menelusuri informasi di suatu sumber berita, misalkan The Verge, maka polanya dengan melakukan sapuan kebawah dan keatas, layaknya antarmuka aplikasi media sosial berbasis linimasa (timeline) yang berdasarkan urutan kronologis berita tersebut dipublikasikan.

Topik di Kurio (Sumber: Kurio App)
Topik di Kurio (Sumber: Kurio App)

 

The Verge (Sumber: Kurio App)
The Verge (Sumber: Kurio App)

 

Linimasa (Sumber: Kurio App)
Linimasa (Sumber: Kurio App)

 


Setelah mengulik aplikasi Kurio dan melihat perkembangan dunia digital saat ini, serta dengan beragam dan kemudahan informasi yang bisa kita dapatkan dan konsumsi, maka sepakat dengan pernyataan #KnowledgeIsPower yang didengungkan oleh Kurio, karena menurut saya kemampuan mencari, menemukan, memverifikasi, menganalisis, lalu mengaplikasikan informasi tersebut dalam menunjang hidup kita, menjadikan poin penting dan salah satu kunci kekuatan sukses di abad informasi ini.

Tautan Luar:

  1. Website resmi Kurio : https://www.kurio.co.id

 

 

Kuliah (lagi) dengan fasilitas e-learning melalui Coursera

 

Internet merupakan perpustakaan & bahkan saya anggap sebagai kampus virtual, segala hal ada disana & tersedia, dari yang penting sampai yang remeh temeh tersedia semua disana. Sehingga hal apapun bisa kita manfaatkan dari internet, bahkan membantu dalam aktivitas sehari-hari, dari hal kecil seperti mencari resensi film sebelum menonton film di bioskop agar bisa memilih film yang tepat, mencari barang tertentu termasuk info ulasan produk tersebut sebelum membeli, beli-jualan berbagai macam barang, lalu internet juga menjadi sumber mencari materi tambahan untuk mendukung paper kuliah, hingga sampai saat ini, saya terbantu dalam hal pekerjaan, seperti mengetahui tren & informasi dari situasi pasar serta perkembangan teknologi, hingga bahan obrolan ketika makan siang untuk mempererat pertemanan kantor & sampai soal networking luar kantor :D.

So.. esensi utamanya internet menjadi tool yang bermanfaat dan juga menjadi sumber pembelajaran. Ngomong-ngomong soal pembelajaran dengan menggunakan media elektronik maupun pembelajaran jarak jauh, pernah saya tulis sebagian di artikel blog saya yang berjudul Fasilitator OBM : menguak fungsi pembelajaran seutuhnya dibandingkan teknis penggunaan media pembelajaran

Pengalaman ikut dalam pelatihan dan ketika praktek di lapangan sewaktu itu, menjadi seorang fasilitator pembelajaran e-learning yang diselenggarakan kampus saya dahulu, telah menambah wawasan & perspektif saya mengenai konsep pembelajaran serta pemanfaatan tools atau media yang digunakan, yang berupa media internet, elektronik, atau dengan konsep model pembelajaran jarak jauh yang tidak mengharuskan untuk bertatap muka langsung.

Kira-kira setahun yang lalu saya menemukan, sebuah model pembelajaran (atau mengajar) yang sebenarnya pernah ada sebelumnya, namun menjadi tiba-tiba booming & dianggap suatu terobosan, yaitu Khan Academy Di Khan Academy tersebut, pengguna dapat turut serta dalam proses pembelajaran & mempelajari beberapa materi yang tersedia dengan mendaftar gratis di layanan tersebut, seperti materi softcopy mayoritas dalam bentuk video, ada pembagian kelas, hingga ada penugasan serta tentunya ada ujiannya, namun sayangnya layanan tersebut ditargetkan pada pengguna sekolah dari jenjang SD-SMA, so saya tidak terlibat jauh dengan proses pembelajarannya, namun hanya melihat fitur & garis besar apa saja yang ditawarkan.

Kemudian saya akhirnya menemukan situs yang menawarkan metode pembelajaran yang menurut saya mengakomodir fitur standar e-learning yang saya butuhkan & fokusnya pada jenjang mayoritas mahasiswa undergraduate keatas (setingkat Diploma & Sarjana) dengan mendaftar dulu tentunya. Situs tersebut yaitu Coursera yang menyediakan materi pembelajaran (sejauh ini mayoritas) disediakan gratis dengan berbagi macam kategori keilmuan yang dapat dipelajari yaitu bisa belajar dari bidang Humanities, Medicine, Biology, Social Sciences, Mathematics, Business, hingga Computer Science dsb., yang disediakan oleh lembaga pendidikan menurut saya top university yang mayoritas dari Barat seperti Stanford University, University of Maryland, Georgia Institue of Technology, hingga University of London. Di Coursera, model pembelajaran yang diajarkan berupa matakuliah dengan topik-topik spesifik yang bisa di-filter berdasarkan klasifikasi kategori yang dijelaskan contoh diatas, serta dibatasi oleh waktu pendaftaran tertentu. Topik tersebut di Coursera disebut dengan course yang dapat kita daftar & ikuti dengan meng-enroll course tersebut, dan selanjutnya kita akan mendapat notifikasi via email untuk ikut dalam course tersebut.

coursera

Fitur-fiturnya yang ada yaitu informasi mengenai kurikulum & silabus terkait matakuliah yang akan diambil termasuk info mengenai kebutuhan minimal yang dibutuhkan agar bisa mengikuti course tersebut, even anda bisa saja mengikuti course tersebut dengan meng-enroll saja, namun ada beberapa course yang membutuhkan kemampuan dasar, misal course pemrograman visual, maka membutuhkan pengetahuan konsep mengenai alur data & basic coding, lalu fitur proses pendaftaran matakuliah hingga informasi untuk matakuliah yang diambil termasuk tracking-nya, materi kuliah berupa mayoritas video terkadang disertai slide presentasi, forum diskusi, hingga penugasan dan ujian diakhir course. SO mirip-mirip dengan proses perkuliahan “kopi darat” umumnya, namun semua berbasis elektronik & menggunakan media internet.

Nah karena (sok) sibuk banget ketika itu, akhirnya ya cuma numpang lewat saja itu penemuan situs Coursera, dan sebulanan ini saya tertarik untuk komit belajar (lagi). Saat ini saya sudah mendaftar beberapa course yang sesuai minat saya pada dunia teknologi digital, bisnis, dan sosial. Dan di Coursera saya bertemu beberapa orang asal Indonesia, namun memang banyak yang juga mahasiswa or pekerja  yang kuliah di luar negeri. Oia.. alasan utama saya ikut Coursera tersebut dan mau belajar serta kuliah lagi karena dilatar belakangi saya ingin belajar hal-hal baru, keinginan mau lanjut S2 yang sampai saat ini belum rejeki & (masih) gagal dapat beasiswanya 🙂 hehehe… lalu memaksimalkan kegiatan browsing saya agar lebih positif & produktif, serta mengasah kemampuan bahasa inggris saya juga, karena semua materi baik materi tertulis & video perkuliahan disediakan dalam bahasa Inggris.

Jikalau ada kawan-kawan sekalian yang sudah join & mau join, please contact saya ya, ya saling tukar ilmu &diskusi, saya juga sudah coba kontak beberapa peserta Coursera yang ada di sekitar Jakarta untuk meet up juga nih.. so.. belajarlah sampai ke tua, kapan pun & dimana pun, selagi bisa & mampu bro 🙂


UPDATE: Simak ulasan saya terbaru mengenai Coursera disini


Sumber =

  1. http://www.ui.ac.id/id/admission/page/pengantar
  2. https://www.khanacademy.org/about
  3. https://www.coursera.org/about

Ulasan aplikasi mobile Evernote : Sang pencatat multiplatform

catatan yang akan dibawa besok.. catatan judul buku/film/lagu yang dicari.. jurnal kejadian.. list barang mau dibeli.. daftar kerjaan.. catatan hasil rapat..

Semua yang saya sebut diatas yang saya sebut merupakan dokumentasi berupa catatan dalam keseharian kita.. membuat catatan apapun yang telah, akan, atau yang sedang dikerjakan.. or hanya sebagai catatan yang bisa saya lihat/buka ketika dibutuhkan..

Saya ketika jaman mahasiswa dulu suka membawa semacam notes berupa buku yang saya bawa kemanapun, jika adahal yang menurut saya penting atau saya butuhkan nanti, maka saya catat di notes mungil saya itu. Kemudian saya juga pernah mengalami ketika eranya memiliki buku binder terbuat dari plastik transparan serta didalamnya berisi kertas file  yang bisa “diisi ulang”, sehingga buku notes dulu yang saya miliki tergantikan dengan buku binder file yang bisa “diisi ulang” tersebut, lalu ukurannya sudah standar, serta lebih hemat, karena hanya butuh 1 buku binder saja, daripada beli buku notes baru lagi serta bisa memuat banyak kertas.

Ketika kertas-kertas file tersebut semakin banyak dan materi kuliah tidak semua tertampung dalam buku binder tersebut serta materi kuliah berupa diktat tersebut terkadang sudah berupa file digital seperti pdf, slide ppt, terkadang dalam bentuk doc.

Selain itu kadang file-file tersebut tidak semuanya saya bawa, tapi saya simpan di rumah/kos karena sudah menumpuk dari beberapa matakuliah dan semester lalu.

Nah.. jaman sekarang yang semua berbasis digital dan internet serta didukung aplikasi mobile (Android) yang canggih, maka kebutuhan saya seperti jaman kuliah dulu untuk mencatat segala hal, bisa diakses dimana saja baik dari situs versi desktop hingga versi mobile di Android maupun Blackberry

Jadi catatan yang saya buat atau temukan ketika browsing di laptop dapat saya posting ke Evernote (dengan add ons dan plugin tambahan yang diinstal browser seperti Chrome maupun Mozilla), atau saya buat catatan ketika ber-BB ria dapat saya simpan melalui aplikasi Evernote for Blackberry, kemudian mau update cataatn tadi yang saya buat sebelumnya, dapat saya revisi di Android saya.

Catatan yang saya buat, revisi, ubah, dan saya simpan dapat diakses disemua perangkat saya, jadi tersimpan rapi dalam 1 atap serta bisa diakses kapan saja dan dimana saja asal terkoneksi dengan intenet, semuanya jadi serba praktis dan mudah.

Mobile Blogging

Setelah waktu berlalu & banyak momentum yang terlewat, kerinduan menulis kembali pun hadir. Sama dengan mayoritas netter yang tergolong blogger “amatiran”, yang cuma ngblog dikala santai & (sayangnya) membuat tulisan terkadang tidak rutin, entah karena sibuk maupun malas, tidak ada mood, atau bahkan sudah kekeringan ide tulisan, maka aktivitas ngblog menjadi suatu yang “mahal” disertai ada & semakin meluasnya penggunaan layanan microblogging & jejaring sosial, maka ngeblog menjadi terlupakan.

Setelah saya bermigrasi ke ponsel  maka fasilitas berupa koneksi yang stabil & cukup kencang tersedia, sehingga saya dapat terkoneksi dengan dunia maya internet.

 

Dari utak atik  untuk email, chating, browsing, & sopasti BBM maka setelah puas, minat & kerinduan itu pun muncul kembali, yaitu menulis di ranah blog, dan kali ini saya akan ngeblog namun bisa hampir dimana saja & kapan saja, selama masih dalam jangkauan jaringan, yaitu ngeblog dengan mobile aka mobile blogging!

Dengan app WordPress for Blackberry  ini maka saya bisa ngeblog dengan mudah. Fiturnya memang lebih sederhana dibandingkan versi full sitenya, tapi cukup powerfull.

Microblogging

Tiada hari tanpa dunia komputer dan internet!! Begitu saya melihat perkembangan dunia internet dan jejaring sosial yang cepat dan dinamis ini. Setelah membahas abis-abisan situs jejaring sosial macam Facebook dan Friendster di tulisan saya yang lalu, sekarang kita membahas mengenai microblogging seperti Twitter maupun Plurk.

Microblogging menurut saya adalah sebuah layanan blog yang berisi postingan singkat dari microblogger, biasanya mengenai keseharian, cerita, ekspresi, pernyataan, dll. yang intinya sebuah blog singkat. Layanan blog semacam microblog ini sebenarnya sudah dirintis ketika fitur shout out di Friendster dan mewabah di Facebook dengan update statusnya.

Postingan yang singkat tersebut ternyata sangat digemari, dibuktikan dengan aktifnya beberapa teman di FB dan Plurk saya yang always updating every moment!! Microblog ini merupakan layanan blog yang ingin meraih “pangsa pasar”  yang “non penulis online” yang senang menulis dengan panjang dengan deskripsi detail, ada yang menjadi semacam cerpen, dan.. eng ii eng.. sekarang ada microblog yang hanya berisi beberapa kalimat, dengan ungkapan pendek, serta ada juga yang isinya terkesan spontan dan santai.

 

Nah.. hal tersebut difasilitasi oleh layanan microblogging ini, dengan tampilan (user interface) yang simple, namun menarik, dengan tulisan yang singkat dan padat, serta terkadang menjadi sangat personal, seperti curhat maupun kata-kata spontan yang menggelitik untuk dikomentari oleh teman-teman lainnya.

Continue reading Microblogging

Facebook dan foto

Kembali membahas mengenai situs jejaring sosial yang sedang naik daun saat ini, yaitu Facebook (FB). Setelah di posting yang lalu membahas mengenai sejarah singkat Facebook maka di posting kali kita membahas mengenai dunia per-foto-an di Facebook ini.

Seperti situs jejaring sosial lainnya, facebook memiliki sebuah photo profile yaitu sebuah representasi gambar/foto sang pengguna FB tsb. yang ditampillkan di profile pengguna tsb. maupun ketika berinteraksi sosial di dunia maya, seperti  profilewalking (dimaksudkan seperti istilah blogwalking, yaitu aktivitas blogger yang  mengunjungi atau jalan-jalan ke blog lain) atau memposting sesuatu, entah komentar di the wall, komentar di status seseorang, komentar di forum/group, dan aktivitas sosial sejenisnya. Dari photo profile tsb., maka menambah dosis virus narsisme para pengguna FB, dan merupakan suatu cara pelampiasan sifat dasar manusia yang ingin pamer tsb.

Di FB, kita harus membuat album foto terlebih dahulu, kemudian menambahkan foto-foto di album tsb. Lalu di FB ini, hanya perlu 1 orang yang menganduh (benar tidak padanan bahasa Indonesia untuk “Upload”??), kemudian di-tag oleh si empunya, maupun orang/teman lainna, so dari sisi proses penganduhan tsb., cukup 1 orang dan semuanya menjadi praktis, serta yang jelas, hemat tempat dan bandwitch juga bagi FB.

Setelah proses anduh telah selesai, maka biasanya pengguna FB seperti saya ini, kemudian men-tag teman-teman dari foto tsb., kemudian secara luar biasanya, teman-teman tanpa ada paksaan dan secara psikologis mengkomentari yang “enggak penting” dari foto-foto tsb.

Dan yang menjadi menjadi favorit saya yaitu photo tag dan photo commentnya. Efek dari 2 fitur tsb. ruar biasaaa!!! Dari kata-kata pujian, hinaan, cercaan, foto-foto yang super narsis, komentar yang tidak ada hubungannya dengan foto, curhatan hingga gosip!!

Hmm.. FB yang memang benar-benar media interaksi sosial online (online; kata teman saya, padanan kata online dalam bahasa Indonesia itu daring.. hmm.. kata yang aneh!?!), didukung teknologi internet yang terkait dengan konsep Web 2.0 yang menonjolkan sisi interaktifnya, yang secara langsung mendukung sifat manusia yang suka bersosialisasi (bergosip serta berkomentar!!).

Salah satu contoh FB dan fasilitas fotonya bis dilihat disini (klik aja).