Beberapa waktu yang lalu, ketika saya dalam perjalanan ke daerah bilangan Sudirman dengan bos saya untuk meeting dengan bapak-ibu klien terhormat, saya mendapati pengalaman cukup unik, dimana terjadi percakapan singkat yang menyoal bagaimana Facebook (selanjutnya disebut FB), dapat mendukung produktivitas kerja dan karir kita.
Si bos kita satu ini, (terkadang) cukup sinis yang terkait dengan media sosial seperti instant messeger yang digunakan untuk chatting, lalu social networking seperti Friendster dan FB, forum diskusi, dan terkadang juga ketika kita mengakses situs-situs yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, dan hingga di suatu meeting internal, beliau mengingatkan untuk fokus pada pekerjaan, serta mengurangi hal tersebut, dan kemudian bermunculan ocehan, omongan, serta komentar dari rekan-rekan karyawan, dari yang sinis, sedikit kompromistis, hingga menganggap suatu lelucon saja.
Saya juga punya pemikiran sendiri mengenai isu tersebut, yaitu bersosialisasi di dunia maya saya pikir perlu dengan memanfaatkan fasilitas koneksi internet, lagipula saya pribadi punya keterbatasan untuk fokus terus-menerus dalam suatu periode waktu (7-8 jam kerja), dan perlu berelaksasi sejenak, entah itu chatting sebentar, untuk menyapa kawan-kawan, atau posting something, entah berkomentar di wall FB beberapa teman, entah berkomentar foto di FB (lihat postingan saya mengenai aktivitas berkomentar soal foto-foto di FB), entah cuma melihat sejenak foto-foto “lucu” di album foto teman-teman, ataupun berkomentar soal “update status message” mereka, yang intinya penyegaran sesaat, lagipula jika pikiran santai, maka terkadang kita juga akan lebih baik dalam bekerja, dan produktivitas pun meningkat!! Lagipula akses di kantor memang full access, tanpa batasan, dengan kecepatan yang lumayan cepat juga, dan kebetulan kantor saya termasuk perusahaan di industri TI, yang notabene harus terkait dengan dunia maya, yaaa (terkadang) untuk unduh-unduhan lagu, video, ataupun update aplikasi terbaru biasa juga dilakukan oleh rekan-rekan saya.
Tiba-tiba si bos saya ini pun bertanya seperti ini :
“cha, punya account fesbuk ga??”
yaa.. saya cukup kaget mendengar pertanyaan tiba-tiba seperti itu, padahal topik obrolan sebelumnya mengenai progress project maupun mengenai soal makanan (maklum saat itu sudah jam makan siang dan saya masih berada di jalanan tol ibukota bersama si bos ini, intinya yaaa laper bos!!).
“ada pak.. saya punya.. kenapa yaa pak??” jawab saya.
“oohhhhh… cuman nanya aja cha.. bagus itu fesbuk yaa” balas si bos.
weekksss… kenape ni bos, pikir saya, kesamber gledek apa yaa?? n_n
padahal isu penggunaan media sosial seperti yang saya jelaskan diatas, tergolong cukup “rawan”!!
“tau nda.. projek yang kita ikutin itu, saya dapat dari fesbuk cha..”
“dari fesbuk?? maksud bapak bagaimana yaa??”
dan kemudian beliau langsung melihat saya dengan tersenyum.
“awalnya saya disuruh bikin fesbuk ama teman-teman saya, banyak email-email yang ngundang gitu..”
“oww.. di invite yaa pak, memang fesbuk dan kebanyakan social networking lain kayak frenster juga proses invite dan joinnya via email.. tapi bisa juga register dulu, lalu kita bisa add yang istilahnya terkoneksi atau terhubung sebagai teman pak, jadi nanti kita bisa ketemu teman-teman yang lain, dan semua bisa saling terhubung dalam fesbuk itu” jawab saya kilat.
“waaa.. percha tau banyak yaa?? tau juga soal social networking juga yaa?? saya sering baca di majalah dan internet, apa itu yaa?? networking gitu cha?? sering fesbukan cha ??”
wekksss.. mati gue!! Ini pertanyaan “rawan bin jebakan” pikir saya.
“yaa.. kadang-kadang pak, kalau lagi ada waktu senggang, saya akses situs fesbuk, yaa silaturahim dengan teman-teman pak” jawab saya diplomatis, “..Social networking memang hampir sama dengan aktivitas networking gitu, seperti dunia kerja dan bisnis pak, saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain yang saling menguntungkan.. dan konsepnya diterapkan di internet pak..” jawab saya kemudian.
“nah itu dia cha.. saya tadinya males bikin beginian, saya pikir buang-buang waktu.. kayak mainan abg aja, ternyata ada manfaatnya juga..” balas si bos.
“tergantung manfaatnya bagaimana pak.., lalu apa hubungannya dengan projek kita pak” jawaban diplomatis lagi dari saya.
“saya juga punya fesbuk cha” waa si bos punya fesbuk, cukup mengejutkan pikir saya.
“saya nulis-nulis di fesbuk teman-teman lama saya, bales tulisan mereka di fesbuk saya, say hello gitu cha.. lama-lama kita telpon-telponan, lalu meeting dan ada prospek untuk kerjaan baru untuk kita.. dan salah satunya projek ini cha.. gitu cha..” jawab si bos.
“ooowww.. gitu pak.. bagus dong pak” respon saya atas omongan si bos ini.
“fesbuk juga punya sisi positif jugaa yaa.. makanya obama bisa menang pake fesbuk ini salah satunya yaa..”
“oowww.. iya pak, fesbuk memang tujuannya seperti yang saya bilang tadi, untuk social networking pak”
Seperti yang telah dijelaskan diatas, FB memang bertujuan untuk saling berinteraksi sosial dalam ranah dunia maya. Dan dari hasil pembicaraan dengan si bos, FB memang merupakan salah satu alat untuk netwoking kita dalam bekerja dan berbisnis, dan bukti nyatanya dari pengalaman bos saya.
Lalu si bos di penghujung perjalanan menuju tempat klien, berkata : “yaudah cha.. nanti saya jadi teman juga di fesbuk yaa.. di add kan??”
“oww… iya pak, nanti kalo saya ada waktu untuk akses fesbuk” jawab saya menutup topik obrolan soal FB ini.
Hhhmmm… sampai saat ini, saya belum “add” si bos untuk jadi teman di FB saya. Dan beberapa rekan kerja di kantor saya beritahukan mengenai keberadaan akun FB si bos juga cukup terkejut akan hal tersebut, dan merasa entah kenapa “emoh” menjadi teman si bos di FB.
Dan saat ini sedang berpikir apa untung ruginya jadi teman beliau di FB, bisa-bisa dia tahu “privasi” dalam keseharian saya ber-FB ria, meskipun ada aturan kontrol privasi dari FB, dan teman-teman kantor mungkin berpikiran sama dengan saya juga yaa.. hehehe… n_n