Berpartisipasi dalam sebuah aktivitas sosial dan syukur-syukur bisa memberikan manfaat positif atau jika dapat kesempatan untuk menginspirasi di kota yang saya tinggali dan lalui setiap harinya, merupakan kepuasan pribadi. Aktivitas sosial yang saya ikuti salah satunya yaitu Kelas Inspirasi. Bagi saya Kelas Inspirasi merupakan salah satu inisiatif pribadi yang (berusaha) berkomitmen melakukan hal yang konkret untuk Indonesia, khususnya di bidang sosial dan pendidikan.
Belajar Hal Baru (Lagi)
Di Kelas Inspirasi terakhir yang saya ikuti di Jakarta [Baca artikel blog: Kelas Inspirasi & Dunia Pendidikan Indonesia untuk mengetahui kegiatan Kelas Inspirasi] merupakan salah satu aktivitas Kelas Inspirasi yang bisa dikatakan “seru banget”. Kenapa bisa seseru itu? Selain bisa beraktivitas positif (dan menjauhkan dari hal negatif dan bikin rusuh, seperti menyebar berita palsu atau hoax #eh), kita bisa bertemu orang-orang yang punya semangat, visi, yang sama dan optimis, untuk tergerak dan bekerja konkret dalam kegiatan ini.
Seperti pepatah lama, jika ingin menjadi orang yang (lebih) baik, maka bergaulah dengan orang-orang yang baik. Nah.. Kelas Inspirasi menurut saya tidak hanya menambah kawan baru, tetapi juga kita bisa belajar hal baru, dari berbagi cerita dan mendengar pengalaman sesama relawan dan panitia, bahkan saya pun belajar hal unik dari adik-adik sekolah di kegiatan ini, awesome!
Sekolah & Guru
Kelas Inspirasi kali ini saya bersama teman-teman dari kelompok III mengunjungi SDN Pondok Cina V Depok, sebuah SD yang terletak dibelakang Jalan Margonda Raya Depok yang tersohor, sehingga sebenarnya tidak sulit untuk dijangkau, dan saya beranggapan (sangat) beruntung, karena sekolah ini mudah dijangkau dan masih di pusat kota. Namun disisi lain juga (menjadi) sedih, karena saya ingin berpartisipasi di program Kelas Inspirasi dengan menjangkau sekolah yang jauh dari “peradaban” dan terletak di pelosok, tetapi disisi lain, setiap sekolah pun tanpa pandang bulu membutuhkan uluran program ini, bahkan (seharusnya) di kota besar pun, menurut saya masih banyak yang perlu diikutsertakan dalam program Kelas Inspirasi ini.
Setelah mengunjungi sekolah ini, dari sisi infrastruktur seperti kondisi gedung, fasilitas, dan kelengkapan peralatan mengajar, menurut saya sudah cukup baik. Setelah mengobrol dan berdiskusi dengan pihak guru dan kepala sekolah, maka isunya bukan dari sisi gedung dan fasilitas, namun lebih penting, yaitu mengenai bagaimana pihak guru dituntut agar kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran, sekaligus membuat anak didiknya tetap semangat dan optimis, sekaligus berusaha keras agar bisa menginspirasi anak-anak kedepannya untuk bersekolah dan mencapai cita-cita di masa depan.
Melihat isu tersebut, kehadiran Kelas Inspirasi paling tidak memberikan gambaran serta wawasan kepada adik-adik mengenai profesi dan kesehariannya, dan sekaligus menginspirasi adik-adik sekalian agar berani bermimpi dan menggapai impian positifnya. so.. dari cerita diatas, kita bisa tahu profesi seorang guru pun menjadi krusial dalam sebuah tahapan pendidikan seorang anak, diluar pendidikan orang tua di rumah.
Adik-adik SD
Belajar dari manapun dan siapapun! Begitu kata pepatah, dan hal ini pun berlaku untuk saya ketika bertemu adik-adik di Kelas Inspirasi. Kenapa? Terkadang ada beberapa pertanyaan mendasar yang dilontarkan adik-adik SD, seperti : kenapa harus tetap sekolah? apa enaknya kerja? kenapa kita harus bikin PR? kenapa bapak tidak kerja hari ini? kenapa harus seperti itu? dan beragam pertanyaan lain yang basic, tapi perlu jawaban yang tepat dan baik. Beberapa pertanyaan tersebut pun bisa jadi sebuah perenungan saya pribadi, karena (mungkin) kita semua sudah tenggelam dengan kesibukan setiap harinya, bahkan (terkadang) lupa bertanya hal-hal yang mendasar kepada diri kita sendiri.
Relawan
Relawan Kelas Inspirasi datang dari berbagai tempat, bahkan sebagian relawan datang dari luar kota, seperti dari Bogor, Bekasi, Tangerang, sampai ada yang saya temui dari Yogyakarta dan Bandung, serta bersedia “merelakan” waktu, tenaga, dan pikiran untuk berpartisipasi konkret dalam Kelas Inspirasi.
Dari hasil diskusi dengan beberapa rekan relawan maupun panitia, sebagian ada yang menyampaikan dan berekspektasi agar tetap “membumi”, dalam arti tetap berkegiatan sebaik dan sebisa mungkin secara maksimal, paling tidak dengan pola pikir tersebut dengan mengikuti Kelas Inspirasi, agar kita sendiri sebagai relawan minimal beraktivitas untuk diri sendiri secara positif, karena membuat anak-anak SD menjadi benar-benar terinspirasi bukan perkara mudah, dengan pola pikir positif dan optimis yang tetap “membumi” tersebut, saya yakin “virus kebaikan” dapat menular ke rekan relawan lain, bahkan ke adik-adik SD tersebut.
Disisi lain, dari saling berbagi cerita tersebut, ada beberapa rekan relawan harus berusaha ekstra keras membagi waktu pribadi, waktu bekerja, dengan waktu di Kelas Inspirasi, sampai berusaha agar memperoleh hak cuti dalam pelaksanaan Kelas Inspirasi di hari H-nya. Saya percaya jika kita hidup dan berkumpul bersama orang-orang dengan aura optimis dan positif seperti di komunitas Kelas Inspirasi, maka “virus kebaikan” tersebut bisa menular dan membuat kehidupan kita menjadi lebih bermakna.