Category Archives: Pembahasan

kategori yang mendiskusikan ulasan secara umum (general) dan artikel mengenai perkembangan blog Ardika Percha

Selamat menempuh hidup baru part 2 : kerja (lagi)

Aloha..

judulnya buat saya pribadi cukup mengelitik, seperti sebuah judul film yang bersekuel dan terus berseri seperti sinetron Indonesia or melodrama Korea hingga belasan season pemutaran.. huekkss maap lebay 🙂

intinya, hari ini, 18 Mei 2011 hari Rabu entah dalam penanggalan Islam, China, or Jawa, Insya Alloh hari baik, saya bekerja di tempat baru cihuiiii… akhirnya menemukan tempat mencari nafkah baru.. ribuan harapan, doa, mimpi pun beterbangan.. semangat pun memuncak dengan segala yang baru tersebut..  di sisi lain rasa gugup pun juga muncul.. seperti rasa jatuh cinta aja.. deg-deg ser.. hahaha.. dari bangun yang lebih subuh daripada biasanya, dari mandi, sarapan, ketika berKRL ria, berbis ria semuanya bersifat positif, hingga pedagang asongan sampai satpam dan resepsionis mendapat senyum manis saya yang termanis!!! 🙂

Seharusnya saya mulai bekerja pada senin lalu yang heboh jelas libur apa enggak, yang cuti bersama yang ternyata setengah masuk kerja bersama, maka hari ini jadi hari pertama bekerja saya.. dan hari ini juga berada didaerah abu-abu.. kerja enggak magabut iyaa.. hehhe..

Setelah mengisi tetek bengek administrasi dengan mengisi form ini itu dan konfirmasi hal-hal diluar kontrak seperti nukilan kultur kerja..

so pada momen yang sederhana namun cukup seru… yaitu momen perkenalan kesemua orang kantor.. siap pegel nih.. apa lagi katanya si bapake manager HRD ada ratusan orang dikantor tuh bekerja di PT ini di gedung tsb..  hahahaha.. babak belur tuh tangan kaki senyum ama omongan.. jadi perkenalannya seperti template gitu.. Assalammualaikum/selamat pagi perkenalkan saya.. terimakasih.. genggam jabat erat.. senyum dan senyum :)..

efek sampingnya pegel.. gigi kering dan rada ausss.. bersama 1 orang baru dan mba W si orang HRD kami berputar dari satu sudut kubikal ke kubikal.. dari satu ruang ke ruang lain.. puluhan ekspresi terpancar.. ada yang bersahabat, biasa, datar, jutek, maksa, sampe ngajak bercanda ga jelasss…

saya dan 1 orang baru sebut saja bapak J, yaa enjoy aja.. hehe..  sambil nikmati setiap prosesnya.. setelah safari keliling kantor, akhirnya kembali ke habitat dan menunggu.. menunggu.. menunggu disela ngorol dengan teman sampingan.. karena komputer saya untuk bekerja tersebut belum siap digunakan pula.. sesekali keliling dan bolak balik ke wc dan pantry.. hahaha.. magabut dan enjoy saja even sibuk menunggu menunggu komputer tersebut..

semoga hari ini menjadi awal dari perjalanan panjang saya di kantor baru ini.. mohon untuk dilancarkan dan diberikan keberkahan dalam bekerja serta bersosialisasi.. semoga nafkah yang dicari berbarokah.. Amiinnnn..

selamat menempuh hidup baru yaaa (buat saya sendiri)

Selamat menempuh hidup baru

Aloha..

sudah ratusan hari sudah terlewat, dan hari ini saya kembali menulis di blog, ketika kala orang sibuk dan berhiphip hura dengan jejaring sosial, sibuk dengan update status, saling menyapa antar dinding (baca: wall) dan bertingkah pola dengan gambar hasil uplotan dari proses upload, mengkomentari, bahkan menjadi sebuah album foto yang dibilang “keren” dan “lucu”. Masalah seperti ini sudah pernah saya tulis di blog jadul dan ketika itu saya sangat bersemangat membahasnya. Sekarang saya menempuh hidup baru kembali dengan goblog (baca: kembali ngeblog).

Banyak yang bilang menulis 100an karakter disebuah jejaring sosial yang disebut microblog merupakan suatu bukti kreativitas, dimana dengan untaian sekian bait kata dapat memberi efek luas bagai tulisan “beneran”.. hhmmm absurd (hehehe lagi suka dengan kata “absurd” ini :]). Bagi saya menulis yaa harus goblog (baca sekali lagi : kembali ngeblog), karena faktor kangen yang luar biasa menulis di blog dan saat ini ada fasilitas koneksi internet, jadi saya salurkan saja dengan “mengkreatifkan diri” dengan goblog tsb!!!

Memang di dunia maya a.k.a. online ini saya jarang menulis alias ngblog tsb, namun saya “tetap berusaha” menulis di dunia offline, dan untuk saya menulis merupakan sebuah terapi jiwa yang menyejukkan. Saya tidak bilang menulis itu mudah, bahkan sulit, namun seharusnya menulis merupakan bagian dari hidup kita yang tidak terpisahkan.

Jika saya sebut sebagai terapi, maka menulis tersebut menjadi sebuah obat dan pelepas dahaga bagi jiwa, dan buat saya pribadi kebiasaan menulis, bahkan seperti menulis di diary tersayang bagi sebagian orang, merupakan salah satu cara untuk relaksasi jiwa… melepaskan semuanya dan sekaligus berusaha menjadi kreatif dengan bermain pikiran dan menyalurkannya dalam bentuk tulisan!!

So, selamat menempuh hidup baru untuk saya.. semoga saya tetap aktif menulis kembali 🙂

Fasilitator OBM : menguak fungsi pembelajaran seutuhnya dibandingkan teknis penggunaan media pembelajaran

Beberapa hari terakhir saya terlibat dengan perkuliahan sebagai fasilitator di kampus saya tercinta untuk perkuliahan OBM untuk materi IT-CML. hhmm.. apa itu IT-CML?? IT-CML yaitu singkatan dari Information Technology-Computerd Learning, jadi sederhananya di kuliah tersebut akan diajarkan konsepsi dan teknis mengenai penggunaan beberapa aplikasi berbasis web (intranet kampus maupun via internet) yang mendukung perkuliahan bagi para mahasiswa, intinya agar pola perkuliahan tradisional yang bersifat tatap muka dapat didukung oleh perkuliahan model seperti e-learning, yang kebetulan dikampus ini, model pembelajarannya merupakan gabungan model pembelajaran tradisional dan pembelajaran via media elektronik, misalnya dengan media intranet dan internet.

Nah… mungkin teknis penggunaan aplikasi tsb. untuk semua orang bisa dilakukan dengan mudah, tapi dibalik itu ada filosofinya, apa tuh? Sebelum menjadi fasilitator di kuliah tsb, kita seluruh fasilitator diberikan pelatihan,  jadi semacam training for trainers, dan buat saya yang sebelumnya hanya belajar otodidak untuk mengajar orang dengan sedikit mengandalkan bakat, merupakan suatu hal baru, baik dari sisi materinya, maupun metode pelatihnanya, karena mayoritas yang terlibat di pelatihan tersebut merupakan anak fakultas Psikologi, bukan anak fakultas ilmu komputer!!!

Lalu apa filosofinya? filosofinya bahwa konsepsi pembelajaran mandiri dan student centered ditonjolkan dalam pelatihan tsb, sehingga kita sebagai “guru” di kelas kuliah tsb, memang benar-benar sebagai “fasilitator”, dimana mahasiswa dituntut untuk belajar secara mandiri dan harus aktif, karena “guru” hanya bertugas memfasilitasi dan mengawasi jalannya perkuliahan.

Selain filosofi diatas, kita juga diajarkan dan selanjutnya akan diaplikasikan pada perkuliahan, bahwa media pembelajaran elektronik tsb hanya sebagai media saja, yang terpenting adalah roh dari pembelajaran itu sendiri, yaitu belajar secara aktif dan mandiri.

Kenapa bisa terjadi seperti itu? karena melalui media intranet dan internet tersebut, mahasiswa dipaksa untuk aktif dan mandiri untuk mengakses aplikasi e-learning sendiri dilingkungannya untuk terlibat kuliah, diskusi online, kuis, tugas, makalah, bahkan ujian!! Selain itu mereka juga bebas mencari dan menggunakan berbagai sumber informasi yang tersedia di ranah maya atau elektronik.

Daaann senangnya saya mendapat ilmu baru yang berguna bagi saya sendiri dalam meningkatkan kompetensi dan pengetahuan pribadi… dapat makan gratis dan dibayar pulaa, sekaligus beramal dalam dengan membagi ilmu ke orang lain, semoga bermanfaat!! 😀

Semangat menulis yang kembali :)

Setelah sekian lama tertidur dalam kesibukan yang merupakan musuh utama dalam menulis blog, akhirnya hasrat menulis pun muncul kembali, setelah berdiskusi dengan beberapa orang, hingga beberapa teman juga yang asyik dengan kegiatan menulisnya..

di blog saya sebelumnya, saya tidak begitu  jelas dalam hal penulisan dan topiknya, mungkin masih pada tahap awal dalam belajar ngblog, padahal dilihat dari runut waktunya, blog ini cukup lama dikembangkan, yaitu semenjak Oktober 2007, dan pos di awalnya khas posting blog pertama

selain itu, dari sisi “nilai jual”, penamaan blog cukup sulit diingat, banyak teman “darat” dan “udara” yang salah tulis alamat blog di addressbar browser dan hasilnya.. ahaaa.. nyasar!! so, dalam istilah pemasarannya, maka diperlukan strategi rebranding.. halah.. dengan launching blog sayaPercha yang baru ini 🙂

dengan dibantu microblogg, bahkan saya yang awalnya tidak menulis sama sekali, karena sibuk tersebut, berhasil membuat beberapa tweet yang kata temen-temen tergolong cukup inspiratif di twitter saya, dan senangnya itulowwhhh mendapat respon yang cukup positif :D

Memang dari microblogging yang pernah saya bahas di sini, bisa membangun secara bertahap kemampuan menulis dan semangat menulisnya pula.. yaa kadang-kadang malah jadi ajang curhat.. ooopsss.. ngomong-ngomong curhat ,sekarang saya ng-tweets juga lebih “berhati-hati”, karena sering terjadi posting informasi di dunia maya ini tidak valid untuk konsumsi publik, dan untungnya buat saya belum terjadi hingga taraf “tragedi”, tidak seperti kisahkasih rekan saya “si FE”, yang tweetnya jadi bahan obrolan hangat di antar teman di PondokDuta

Dan ternyata memang benar microblogging seperti Twitter jadi marak, dan khusus buat saya membuat kembali menulis di blog.. dan disaat bersamaan saya juga harus terpaksa menulis serius.. soalnya saya saat ini masuk pada zona “tugas akhir” dari perjalanan kuliah saya..

hhmmm jadi klop :)

oookkkeeeeee.. mulai hari ini mari kita lestarikan budaya menulis di blog yang baru ini.

Revolusi resolusi

Setiap di penghujung tahun seperti saat ini, bagi sebagian orang, menganggapnya sebagai momentum untuk menikmati liburan akhir tahun, bagi sebagian orang lagi, akhir tahun ini dilalui dengan bekerja (keras) karena load kerja justru sedang tinggi-tingginya (semangat untuk teman-teman yang berprofesi auditor-akuntan atau pekerjaan lainnya, chayo!), sebagian lagi juga merayakan hari raya agamanya, dan tentu saja, semua orang menyambut tahun baru Masehi serta kebetulan juga, tahun ini, bersamaan dengan tahun baru Islam.

Bagi saya pribadi, momentum pergantian tahun (Masehi) tersebut, merupakan sebagai ajang evaluasi dan perencanaan hidup kedepannya. Apa yang telah direncanakan pada tahun lalu, apa yang telah direalisasikan, apa yang sudah dilakukan, lalu bagaiman dengan kualitas dari penyelesaian dari rencana tersebut.

Hmmm.. jika merunut yang telah saya rencanakan pada tahun lalu, kadang saya berpikir bahwa rencana tersebut terkadang terlalu muluk dan bahkan seperti “bagai menggapai awan di siang bolong”. Namun, bagi sebagian dari pikiran saya berkata, “..mimpi dan cita-cita itu harus tinggi dan sesuatu yang besar, kalau cuma rencana kecil dan biasa saja, maka kita akan hidup dengan sesuatu yang hasilnya kecil dan biasa saja juga…”.

Dari pemikiran tersebut, muncul juga pikiran seperti ini : “..untuk mencapai kesuksesan, harus dimulai dengan rencana yang kecil dan perlahan-lahan serta realistis, dengan begitu kita dapat belajar dari setiap kegagalan dan kesuksesan yang dirasakan..”.

Dari hasil pergumulan pikiran itu, rencana tersebut menurut saya memang dibuat realistis dan ada pula yang dibuat semacam rencana “visioner” yang jauh kedepan, serta ada pula rencana pendek hingga rencana jangka panjang. Bila kita aplikasikan kedalam evaluasi dan perencanaan tersebut di akhir tahun seperti ini (atau tahun-tahun berikutnya), maka kita secara pribadi memiliki suatu tujuan yang jelas dan terarah, seperti sebuah milestone dalam hidup kita.  Rencana tersebut bagi kebanyakan orang disebut RESOLUSI.

Menurut pendapat saya, kebiasaan membuat resolusi tersebut sangat baik bagi diri kita dalam menjalani kehidupan ini yang kompleks dan pendek ini (cuma sampai umur Rasulullah SAW kan?? 63 tahun!), yang menurut saya, terkadang terlalu banyak yang harus dipilih serta dijalani. Life is matter of choice isn`t??

Jadi, resolusi tersebut semacam to do list, semacam manual book, atau semacam panduan bagi kita dalam menjalani kehidupam kita kedepannya. Tetapi, kita terkadang terbuai dengan situasi  yang “menjalani saja hidup ini saja”, bahkan ketika kita sudah “menuliskan” resolusi tersebut, dan terkadang (mungkin justru seringkali) resolusi cuma resolusi saja, serta tidak dilaksanakan atau dieksekusi.

Hal tersebut membutuhkan suatu tekad yang  kuat dan perlu dukungan orang-orang disekitar kita. Saya punya cara atau metode khusus yaitu dengan cara  “menitipkan” semacam reminder ke orang-orang disekitar saya. Saya kadang mengobrol dengan orang-orang tersebut, menceritakan apa saja yang telah dan akan saya lakukan, dan meminta pendapat mereka, lalu minta tolong diingatkan untuk beberapa hal, termasuk soal resolusi itu. Terkadang dari hasil diskusi tersebut, Alhamdulillah saya mendapatkan umpan balik yang lebih baik, berupa saran, kritik, hingga cercaan (seperti perkataan seorang teman : “… ngimpi aja lo bisa kayak gitu..”).

Tetapi, semua umpan balik tersebut, saya terima dengan positif (yaaa, terkadang dengan penerimaan yang negatif juga, seperti perkataan saya ke seorang teman juga : “..buseeett.. brisik aja lo, lo juga enggak bisa, mendingan gue deh, masih bisa punya impian, daripada lo, ngimpi aja enggak bisa..”), dan dari hasil diskusi tersebut terkadang bisa menginspirasi orang-orang tersebut, dan pada akhirnya reminder tersebut dapat terjalin, seperti perkataan seseorang : “.. ide kamu bagus juga yaa, yaudah kita saling ingetin yaa..”, atau seperti ini : “.. gue juga mau ngelakuin sih, cuman males aja nih kayaknya, yaudah, kita sama-sama aja gimana??…” so, my resolution reminder program its cool huh??

Esensinya, resolusi merupakan suatu cara agar kehidupan kita selaku manusia dapat menjadi (Insya Allah) lebih baik, bermakna, serta bermakna. Dan bila perlu membuat suatu resolusi yang revolusioner bagi diri kita sendiri, maupun lingkungan sekitar kita.

2009….. i`m coming!!!

Utopia Indonesia!!

Tgl 20 Mei setiap tahunnya kita peringati sebagai hari kebangkitan nasional sekaligus berdirinya organisasai pergerakan kemerdekaan Indonesia Budi Utomo. Dan kebetulan tahun ini tepat 100 tahun, dan seantero Indonesia gegap gempita menyambutnya, gegap gempita yang saya maksud yaitu setiap hari saya melihat iklan, pariwara, serta semacamnya yang berbau tentang kebangkitan nasional tsb. Semuanya berusaha menggugah rasa nasionalisme kita, rasa kebangsaan kita, serta rasa cinta tanah air kita, diselingi oleh yang saya sebut “iklan politis”. Iklan politis yang dimaksud soal “tokoh nasional” yang menjadi bintang iklan dadakan, dengan “kata-kata mutiara” dibumbui gambaran visual tentang kekayaan serta potensi yang kita miliki sebagai bangsa dan negara, seperti visualisasi pedesaan, hamparan gunung, pantai, tanah pertanian yang “ijo royo-royo”, seperti sebuah negeri impian yang disebut utopia.

Melihat iklan tsb. kadang membuat saya termenung sejenak… kok bisa ya, negeri yang digambarkan begitu indah dan luar biasanya seperti “itu” faktanya carut marut?? Dimana letak kesalahannya ya?? Hehe.. saya cuma rakyat jelata dan orang awam, dengan segala keterbatasanya, tidak bisa berbuat lebih banyak. Cuma bisa “ngrundel wae” dan terkadang jengkel saja, apa yang dilakukan “orang-orang pinter” yang duduk di kursi kekuasaan ya?? Lalu yang membuat saya “nyengir”.. apa semuanya bertepatan dengan suhu politik menjelang Pemilu 2009, disaat bersamaan pula pas 100 tahun kebangkitan nasional?? Tiba-tiba sang tokoh nasional tsb. punya orderan menjadi bintang iklan dadakan, serta menjadi suatu pola kampanya terselubungkah?? Hmm, apapun dibalik semua itu, kita perlu mengapresiasi hal tsb. meskipun ada agenda dibalik iklan-iklan tsb. Minimal kita berterimakasih atas jerih payah mereka mengingatkan adanya “kebangkitan nasional” tsb.

Dengan segala carut marutnya itu, sebaiknya kita tidak perlu lagi beradu argumentasi, saling menyalahkan, saling menghukum, adu otot!! Bisa tidak, setiap komponen bangsa duduk, berdiskusi, serta bermufakat untuk bersama serta bersatu menangani permasalahan yang besar ini?? Mana nilai tradisional kita yang diagungkan ketika duduk di bangku sekolah (pelajaran PMP/PPKn), seperti nilai gotong royong, tenggang rasa, tepo seliro dan musyawarah untuk mufakat?? Bisakah para pemimpin kita seperti para pendukung/penonton Indonesia di piala Thomas-Uber, yang tanpa memandang suku, agama, ras, golongan, status, jabatan bersatu hingga titik penghabisan mendukung timnas blulutangkis??? Atau seperti pendukung sepakbola Indonesia ketika Piala Asia tahun lalu?? Terbukti rakyat mencintai sekali timnasnya, lalu bagaimana dengan para pemimpin kita??

Jadi bisakah Indonesia menjadi utopia seperti iklan politis yang saya gambarkan tadi??

Mari bersama-sama kita membangun Indonesia yang lebih baik lagi, tanpa ada diskriminasi SARA dan kepentingan sesaat semata!! Ayo bangkit Indonesia

Pemutakhiran data:

Ada beberapa teman yang menanyakan arti kata “utopia”. Jadi Utopia berarti suatu bentuk masyarakat yang ideal, dalam arti lain sempurna berkehidupan masyarakat dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, agama/religi, teknologi, dan hukum/legal, intinya masyarakat/negara yang sempurna. Kata utopia dipopulerkan oleh Sir Thomas More dalam bukunya “Island”.

Jadi terkait konteks posting blog ini, diharapkan kita dapat mewujudkan Indonesia yang sempurna “itu”, minimal kita bermimpi serta berkonsep tentang Indonesia yang utopia tsb. Dan konsep utopia tsb. dikaitkan dengan kebangkitan nasional, yang tepat 100 tahun pada tahun ini 2008.

Bhaltazor : Revealed!

Alhamdulillah… Akhirnya… finally… tercipta sebuah blog ini.. sebuah website.. atawa weblog ini..

Sebenarnya, sudah sejak “dahulu kala” keinginan membuat sebuah website, situs, blog.. apapun itu namanya.. cukup terpendam. Halangan paling utama dan merong-rong sejak tercetus ide dan keinginan itu adalah:

  • waktu
  • kesempatan
  • tempat dan alat

hehe.. bukannya sok sibuk atau sok “ngorang penting”, tapi memang begitu adanya, kalau dari segi waktu dan kesempatan, saya memang tidak ada waktu serta kesempatan, lalu soal tempat dan alat.. sebenarnya ada cerita sedih juga.. sempat mobo/motherboard PC tercinta “angus”.. hiks.. hiks. so, ndak bisa ngapa-ngapain… musibah.. padahal waktu itu jaman kuliah yang banjir tugas (dan pastinya ndak kepikir/ndak punya waktu untuk mbikin website itu, wong ngurus gawean kuliah).

Waktu itu mbikin website pake dreamweaver dengan photoshop (belajar desain website dulu) yang baru belajar.. otodidak juga.. lalu berkenalan dengan namanya MySQL dan PHP (nah, baru belajar web programmingnya), dan intinya selalu belajar.. belajar.. dan belajar hingga saat ini, apalagi ketika itu (dan terus terjadi sampai saat ini) teknologi baru bermunculan, jadinya baru belajar satu hal baru, eh tahunya ada hal baru lagi. So, baru bisa satu topik, sudah keluar topik baru lagi, jadinya ndak pernah bisa beneran jago T_T, selalu terlihat ketinggalan.

Tapi semua itu justru “serunya”, penuh tantangan dan hal baru. Seperti sekarang ini, belajar ngeblog pake WordPress, yang ternyata (Alhamdulillah) mudah, padahal dulu pusing berat, cuma buat form yang maunya posting, edit/update, view, delete sebuah komentar/postingan yang tersimpan di database (MySQL).

Memang benar ya.. teknologi membuat hidup kita menjadi (lebih) mudah..

Saya ucapkan terima kasih secara langsung kepada pihak yang membuat weblog ini jadi “hidup”:

  • OS developer untuk Windows XP-nya
  • Wampp/Xampp developer untuk localhost materials (MySQL, PHP, apache) sekarang tidak perlu ngulik-ngulik lagi.. sudah ada WP!!
  • The WordPress developer untuk engine weblog
  • The WordPress theme developer untuk theme yang “sedikit” saya edit
  • last but not least.. thanks 2 WorldWideWeb founder & developer.. for the Internet..

dan pastinya “thanks 2″:

  • Allah TerHormat.. Penguasa kehidupan semesta alam
  • The Fam tercinta.. Ayahbundaadikomtantepakdebudesaudara .. sanak famili
  • sahabat2 terbaik..
  • mantan2 tercinta.. (buat apa y thanks2 ke mereka??)
  • teman2 terkasih.. (banyak banget ya.. ega cukup ditulis semua.. termasuk kamu koq… ok sob.. ok fren..)
  • kenalan2 terkenal (loh?)
  • dan KAMU.. elo.. ente.. you.. yang terbaik.. yang mau “bersusahpayah” mengakses dan (akan) membaca, serta (akan) memberi respon positif ke weblog yang sederhana dan (masih) belum smepurna ini.. ditunggu responnya, komentar, tanggapan, reply-an, kritik, saran, sampai curhatannya dari semua!!!

so.. postingan ini akan menjadi “awal sebuah perjalanan panjang…”

thanks ya 4 the attention..

cHa

Sang Bhaltazor