Sudah sekitar 10 tahunan saya menggunakan jasa transportasi kereta api, lebih tepatnya KRL yaitu Kereta Rel Listrik karena menggunakan tenaga listrik sebagai sumber utama penggerak kereta tersebut. KRL yang dimaksud yaitu kereta yang dioperasikan untuk jalur Jabotabek oleh PT KAI dan pada akhirnya menjadi PT KCI dipisahkan dari PT KAI yang khusus pengelolaan kereta daerah operasi Jabotabek.
Saya sudah merasakan KRL dari masa pemisahan “kasta” Ekspress-Ekonomi lalu pada periode adanya kelas kereta Ekspress-Ekonomi-Ekonomi AC hingga masa kini dengan kelas Commuterline. Dari pengalaman semenjak saya pertama kali memasuki stasiun, membeli tiket, naik ke KRL, lalu mencapai stasiun tujuan, menurut saya perkembangannya cukup progresif, dari sekitar tahun 2002 hingga pada beberapa tahun belakangan ini, namun bagi sebagian orang, perkembangan kereta tidak memuaskan, namun saya anggap perkembangannya cukup baik, yaitu bisa dilihat dari sisi infrastruktur cukup baik, jadwal & rute yang semakin banyak, serta harga yang semakin kompetitif.
Yang menjadi isu & berita nasional pada perubahan infrastruktur, dengan melakukan penutupan & penggusuran toko serta kios disekitar area stasiun sampai terjadi gesekan konflik bahkan terjadi demo yang menjurus anarkis, namun dampak dari proses “perapihan” tersebut membuat stasiun sekarang benar-benar bersih menjadi area penumpang, tidak ada lagi pengamen pengemis, penjual makanan-minuman maupun penjual koran yang biasa hilir mudik di stasiun atau disekitar stasiun
Perubahan tidak hanya dari sisi rute & kelas kereta seperti yang saya sampaikan diatas tadi, tapi dari sisi layanan, infrastruktur, dan tentu saja dari sisi harga tiket yang berubah, serta dari metode ticketingnya. Metode yang lagi booming yaitu pembelian dengan e-money via media smartcard, yang bisa diisi ulang dan bisa dilakukan pembelian dengan metode tapping pada terminal yang sesuai, yang dilakukan pada gate keberangkatan & tapping di gate tujuan.
Namun yang sangat berbeda dari sisi penjadwalan & rute yang lebih terintegrasi untuk jaringan kereta KRL se-Jabotabek, dari sisi utara Ancol-Kota Jakarta hingga Bogor lalu dari Serpong sampai Jatinegara-Bekasi, bisa dilihat pada gambar rute Commuter Line.
Dan soal jadwal juga waktu tunggu semakin lebih pendek, dari dulu sekitar 30-45 menit menjadi sekitar 10-20 menit waktu tunggu, meskipun soal keterlambatan & AC serta soal penuh sesak masih “biasa” dirasakan. Meskipun tiap hari saya sering membaca kicauan keluhan & kemarahan dari para penumpang beberapa akun Twitter komunitas pengguna & penumpang KRL Commuterline. Secara keseluruhan saya cukup puas dengan moda transportasi kereta ini, karena harganya tergolong murah-terjangkau & cukup cepat jika kita beruntung ketika kereta tepat waktu & tidak bermasalah, selain itu mendukung gerakan penggunaan transportasi publik yang lebih baik & bermutu.
—
Sumber: http://kereta-api.co.id/ ; http://www.krl.co.id/peta-rute-loopline.html ; http://instagram.com/sayapercha