Kisah dalam sejarah yang melegenda & membuat milyaran orang diluar sana tergerak hati dan bahkan menginspirasi untuk melakukan salah satu keputusan hidup terpenting, yaitu berpindah tempat dari “habitat” yang biasa kita tinggali dari masih orok dan (mungkin) hingga dewasa, ke tempat yang sama sekali baru, untuk meraih kehidupan yang lebih baik, entah dari sisi rejeki, tempat yang lebih aman, atau bahkan perintah Tuhan, memaksa mengambil keputusan untuk bermigrasi dan hijrah.
Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW, melakukan prosesi hijrah dengan berat meninggalkan kota kelahiran Beliau Mekah menuju Medinah yang sama sekali asing, namun demi menegakkan ajaranNYA, beliau bersama para pengikut setianya melaksanakan, dengan meninggalkan segalanya serta mengambil resiko atas keputusan tersebut. Kisah ini pun termaktub dibanyak kitab termasuk Kitab Suci AlQuran mengenai pentingnya hijrah tersebut. Selain itu di beberapa buku bahasa menafsirkan hijrah & migrasi lebih kearah perpindahan untuk mencari penghidupan lebih baik, sehingga dua kata tersebut memiliki relasi kuat, yaitu pindah dan penghidupan lebih baik.
Saya punya kawan-kawan yang dikenal melakukan “hijrah” tersebut yaitu merantau yang dilakukan oleh kawan-kawan dari tanah Sumatra, khususnya Minangkabau, untuk mencari penghidupan yang lebih baik di tanah rantau. Mereka tak segan merantau entah untuk mencari ilmu dan bahkan bekerja serta membuka usaha/berdagang di tanah rantau serta dituntut untuk sukses di kemudian hari.
Di kehidupan serba modern ini, perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya menjadi lebih mudah dan lebih cepat, dan bahkan (mungkin) bukan suatu hal besar, no big deal sob!! nahh.. yang saya lakukan setiap hari jika merujuk pada kisah Nabi kita, bisa memakan waktu beberapa hari dengan berjalan kaki or naik unta, namun dengan perkembangan teknologi maka waktu tempuh yaitu dari Bogor-Depok-Jakartaa dapat dilakukan dalam beberapa jam saja dengan fasilitas KRL Commuter.
Analogi untuk kehidupan saya perpindahan.. migrasi.. hijrah. lebih kepada perpindahan dari satu tempat mencari nafkah (bisa lokasi kerja or kantor or perusahaan) ke tempat kerja lainnya. Untuk saya, berpindah tempat kerja (kantor) merupakan hal yang luar biasa besar, karena sekitar 60% waktu kita dihabiskan di tempat kerja, kita bekerja dengan mencurahkan semua pikiran dan tenaga kita, kita hidup dan seperti tinggal di kantor itu, dan kita (mungkin) kita “berkeluarga” di kantor tersebut, semuanya akan berpusat pada pekerjaan dan sebagian besar hidup kita dinafkahi dari bekerja tersebut…
Dalam 2 tahun terakhir saya sudah 3 kali berpindah tempat kerja, untuk saya karena alasan karir yang lebih baik serta ditambah iming-iming “benefit” yang lebih baik juga, serta karena faktor dari tempat kerja juga yang (mungkin Insha Alloh) bisa memberikan jaminan kehidupan lebih baik lagi tentunya. Dahulu orang bekerja bisa dalam 1 (kantor) tempat kerja memakan waktu belasan bahkan puluhan tahun, serta “dicekoki” dengan “ajaran” untuk “patuh dan loyal” di satu tempat kerja, karena susah dapat kerja dan masalah budaya jawa yang kental di kehidupan saya dan (mungkin) seluruh anak negeri ini yang harus memiliki jiwa mengabdi yang tinggi, terutama untuk para senior/tetua kita yang bekerja di kantor pemerintahan sebagai PNS.
Namun tren kedepannya banyak saya lihat rekan, kolega, teman, hingga senior-senior saya “berlompatan” dari satu “habitat” ke “habitat” lain yang lebih nyaman dan lebih besar tentunya dari sisi “benefit” maupun dari sisi tempat kerjanya sendiri, menurut ukuran mereka masing-masing, hanya dalam hitungan rata-rata (jika saya tidak salah menghitung) berkisar dari 2-3 tahun, mereka sudah “menclok” di tempat baru lagi, dan gilanya ada yang dalam hitungan bulan kurang dari 1 tahun sudah pindah lagi.. aammaajjingg sob, lakuuu kerass yaa hahaha 😀
Jika melihat fenomena sosial yang bersifat anomali bila merujuk dari nilai jadul mengenai pekerjaan, maka hal ini bisa merujuk pada konsep yang dipaparkan oleh salah satu penulis buku favorit saya, yaitu Rene Suhardono yang menjelaskan bahwa your job isnt your career sob.. so kita sendiri yang memutuskan arah karir kita, yaa bisa saja dengan mencari sesuai truly keahlian sekaligus kesukaan kita or seperti Om Rene bilang sesuai passion kita.. hhmm.. so dalam pencarian tersebut, kita berpindah-pindah kerja untuk mencari passion or mencari upah yang lebih gede or dengan berpindah kita bisa belajar banyak hal dalam tempo singkat or memang sudah “mentok” dan bosan or ada peluang yaa pindah aja 🙂
Sumber gambar = http://vgsiahaya.wordpress.com; alhittin.com
kunci kata karir adalah FOKUS, karena tak ada kata berpindah karir tetapi berpindah-pindah kerja yg ada ‘meniti karir’…menjadikan pekerjaan menuju Karir adalah CINTA, maka ketika kita mencintai pekerjaan kita maka kita pasti akan maksimal. Semangat!!!
terimakasih pak atas saranya.. setuju atas ungkapan = meniti karir karena CINTA 🙂