Setelah membahas awal perkenalan saya dengan street photography di artikel Berkenalan Street Photography, maka selanjutnya saya pun menjadi semakin sering membaca, menelaah, dan mempelajari segala hal terkait fotografi, khususnya street photography, dan salah satu blog yang sering saya kunjungi yaitu blog yang dikelola oleh Eric Kim, seorang international street photography keturunan Korea asal Amerika Serikat.
Seperti yang saya sampaikan di artikel blog saya ini [Baca: Portofolio], bahwa fotogafi menjadi salah satu hal penting dan menarik untuk dipelajari lebih lanjut, dan memberi warna berbeda dalam kehidupan saya. Selain itu, agar penulisan blog saya di tahun 2015 yang penuh tantangan dan sekaligus kesempatan ini, maka melalui artikel #PerchaPhotogProfile, saya mencoba menulis kisah beberapa fotografer yang saya ketahui, serta membagikan cerita menurut pandangan dan pengalaman saya dalam mengenal fotografer tersebut dan apa yang telah saya pelajari dari mereka.
Awal Perkenalan
Seingat saya, pertama kali menyambangi blog Eric Kim, melalui penelusuran panjang di beberapa blog dan media sosial yang saya kunjungi terkait street photography, dimana dalam penelusuran tersebut, mostly Eric dikenal sebagai seorang fotografer yang murah hati dan komprehensif membagikan pengalamannya, serta sekaligus memiliki komitmen kuat membantu orang lain dalam mempelajari street photography.
Eric membagikan pengalamannya mengenai street photography dengan gayanya yang khas, dan Eric menurut saya merupakan fotografer yang memiliki apa yang saya sebut strong digital presence, karena Eric hadir di berbagai kanal media digital dan media sosial, serta terus berkarya dan menghasilkan content secara konsisten. Dan karena konsisten dan produktif dalam menghasilkan karya tersebut, maka Eric pun menjadi panutan dalam pembelajaran street photography yang komprehensif dan filosofinya yang unik, membuat Eric memiliki kekhasan yang berbeda dengan fotografer lainnya.
Siapa Dia
Sebelum “terjun bebas” menjadi fotografer, Eric Kim adalah seorang mahasiswa UCLA Berkeley, California bidang studi Sosiologi yang sangat tertarik dengan fotografi. Dalam salah satu tulisannya, Eric menceritakan bagaimana kehidupannya yang hidup dengan keterbatasan, seperti keluarga kelas ekonomi bawah lainnya, ketika kecil Eric hidup sederhana, dan hidup atas sokongan pemerintah, bahkan biaya kuliahnya sebagian besar didapatkannya atas bantuan dan subsidi pemerintah.
Dengan jalur kehidupan sama dengan “orang kebanyakan”, maka setelah lulus kuliah, Eric pun akhirnya bekerja di sebuah perusahaan teknologi. Namun, seperti yang disampaikannya, rutinitas sebagai pekerja kantoran telah menenggelamkan Eric dalam kesibukan dan terjebak dengan kultur korporasi. Dan dengan latar belakang kehidupannya yang terbatas dan hidup dibawah kuasa korporasi tersebut, hal ini pun mempengaruhi kehidupan Eric kedepannya, termasuk dalam filosofi fotografinya.
Eric memiliki beberapa pandangan yang unik dibandingkan fotografer lainnya menurut saya, dan hal tersebut terlihat melalui karya dan tulisan yang dihasilkannya, yaitu salah satunya filosofi yang disebut open source photography. Filosofi tersebut muncul karena Eric kesulitan dalam memperoleh artikel, ketika pertama kali mengenal dan mempelajari fotografi secara komprehensif terkait street photography, karena materi fotografi yang tidak saja sulit didapat, namun terkadang untuk memperolehnya mengeluarkan biaya yang cukup mahal pula, dan karena hal tersebut. serta dipengaruhi oleh kehidupannya yang dijalaninya selama ini, dan sepanjang hidupnya, Eric telah dibantu oleh banyak pihak, terutama ketika berkuliah dulu, maka dia merasa mau membantu orang lain yang senasib dengan dia dengan menyebarkan filosofi fotografinya tersebut.
Filosofi yang disampaikan Eric tersebut, bermaksud agar setiap orang dapat memiliki akses yang luas dalam mempelajari street photography, dan Eric membagikan seluruh pengetahuan secara komprehensif dan bahkan mayoritas foto yang dihasilkannya bebas untuk diunduh, disebarluaskan, dan digunakan oleh siapa pun.. thats awesome!!
Dan dari filosofi tersebut, Eric memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, dan full time bekerja sebagai fotografer, serta fokus mengembangkan karya-karyanya, dan tidak hanya menjalankan proyek fotonya, namun juga konsisten mengajar baik online maupun offline, dan khusus untuk pengajaran online, Eric mengembangkan dan menulis modul-modulnya dalam bentuk ebook, yang merupakan hasil pembelajarannya selama ini, dan tentunya, dengan semangat open source, maka semua materi tersebut diberikan dan bisa diunduh free… great job Eric!!
Portofolio
Menurut saya, salah satu portofolio Eric yang menarik perhatian, yaitu proyek foto dia yang berjudul Suits, yaitu portofolio berupa foto pekerja kantoran yang memakai pakaian formal (Suits). Suits menurut pandangan saya, dipengaruhi kehidupannya ketika masih bekerja sebagai pegawai kantoran, yang setiap harinya “terjebak” dengan rutinitas dan terkesan dengan pola hidup yang monoton tersebut.
Saya suka portofolio tersebut, karena di foto-foto tersebut, menurut saya, menggambarkan kegelisahan Eric atas isu rutinitas dan monoton serta budaya korporasi yang pernah dia rasakan tersebut, namun di sisi lain menampilkan sisi jenaka dari pekerja kantoran yang berpakaian jas formal tersebut.
Apa Yang Saya Pelajari
Saya belajar banyak hal dari Eric Kim, mulai dari latar belakang kehidupannya yang khas, yang bisa dijadikan motivasi untuk tidak pantang menyerah, fokus, mau belajar terus menerus, dan tidak lupa berbagi ke orang lain dengan filosofi open source-nya tersebut,
Lalu sebagai insan kreatif, yaitu sebagai seorang fotografer yang konsisten, kreatif, dan produktif berbagi banyak tulisan di berbagai kanal media digital mengenai street photography, sehingga Eric pun memiliki digital presence yang kuat. Hal tersebut patut dijadikan contoh untuk tidak hanya fotografer saja, namun seluruh pelaku industri kreatif Indonesia dan kita semua, , agar menjadi pendorong, dan bahkan sebagai cambuk agar konsisten terus berkarya dan belajar, kemudian akhirnya bisa berbagi hal positif ke orang lain.
Eric dengan pengalaman bekerja di salah satu perusahaan teknologi dan latar belakang pendidikan Sosiologinya, seperti yang disampaikan di salah satu artikelnya, menjadi modal dia dalam pengembangan karirnya sebagai street photographer. Dan menurut saya, pemahaman, penguasaan teknologi dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain (interpersonal skill) dengan baik, bisa menjadi salah satu bekal kita untuk “bertahan hidup” di jaman sekarang.
Street photography is a way for you to live life more fully,
more vividly, and gives you the opportunity to engage with others and the world (Eric Kim).
Ketika menyelesaikan artikel blog ini, saya pun sedang membaca dan mempelajari ebook karya Eric mengenai proyek foto, dengan pemaparan bahasa yang mudah dimengerti dan memberikan contoh langsung dari pengalamannya, Eric menjelaskan dari konsep, filosofi, hingga soal teknis dalam mengerjakan proyek foto tersebut, dan seperti petikan kalimat yang disampaikan Eric Kim diatas, maka untuk saya (street) photography membuat hidup saya bisa menjadi lebih berwarna dan lebih hidup 😀
So, apa kamu tahu seorang Eric Kim? lalu bagaimana menurut kamu mengenai sosok Eric Kim dan karyanya?
—
Tautan Luar:
- http://erickimphotography.com/
- http://petapixel.com/2013/11/23/interview-street-photographer-eric-kim/
- http://blog.leica-camera.com/photographers/interviews/eric-kim-korean-street-photographer-from-los-angeles/
Wah ini keliatannya calon Eric Kim-nya Indonesia.
Ga pernah bosen buat baca postingannya yg panjang-panjang, karena selain fotografi, ada pesan juga terhadup kehidupan sehari-hari lewat kajian sosiologis dan filosofisnya.
Meski banyak yg nyinyir dengan menyebutnya dengan “just a blogger with camera”, tapi tetap konsisten berbagi.
Proyek foto Suit keren, jadi pengen ngikutin juga. Mau lihat juga yg proyek di Tokyo dan Korea-nya tapi dimana ya saya ga nemu link-nya?
Ditunggu terus #PhotogProfile-nya.
Eric Kim-nya Indonesia? wah bisa aja kang Arip 😀
iya, salah satu kritik yang saya baca mostly menyebut dia seperti itu, but anyway setelah era digital apalagi di era ponsel yang berkamera dan harga kamera (DSLR) pun semakin terjangkau, siapa pun bisa menjadi “fotografer” 😀
so, menurut saya sah-sah aja sih celetukan seperti itu, setiap fotografer punya kekhasan masing-masing, termasuk Eric Kim.
Wah iya, kalau saya memang suka Suits, tapi saya lebih berat ke filosofi dalam pembuatan proyek foto tersebut, yaitu proyek foto yang memang berasal dari pengalaman mendalam kehidupan kita pribadi, maka pengerjaan seperti proyek foto Suits pun patut kita tiru tuh bro
lalu soal Tokyo dan Korea, pernah baca juga tuh, jadi mau baca lagi yah..
khusus untuk #PerchaPhotogProfile akan terus saya bikin ya rip, sampai kehabisan fotografer yang mau diulas lagi hehe, tunggu aja bro 🙂
ngomong-ngomong mau bikin Eric Kim Fans Club ranting Indonesia ngga nih?? hahaha 😀 #kidding
kalau soal fotografi saya nyerah deh. cuma bermodalkan kamera smartphone soalnya. jadi maksimal hasil fotonya ya sebatas kemampuan kamera aja.
soal Eric Kim ini saya belum kenal. tapi menarik sekali kalo elo bisa terus terang bahwa lo belajar banyak dari dia. tapi please, jangan jadi Erick Kim-nya Indonesia ya. lebih bagus style sendiri pastinya. 🙂
Brad, saya awalnya mengenal fotografi dari kamera smartphone, dan menurut pendapat saya, yang penting man behind camera-nya, kamera hanya sebuah alat Brad, kalau mau tahu kisah detailnya bisa baca artikel blog saya ketika mengenal fotografi dengan kamera hape : Percha & Fotografi – Bagian 1
wah saya mah emang suka berbagi info aja, so saya sharing soal Eric Kim, semoga bermanfaat untuk Brad juga yah..
hahaha.. Eric Kim itu hanya sebagai referensi aja Brad, lagipula saya suka Eric Kim dari kemauan dan konsistensinya dalam berbagi, khusus fotografi saya punya preferensi dan style sendiri 🙂
terima kasih loh sudah berkunjung kesini, kalau bisa ngopdar lah kita 😀