Proyek Foto #KomuterKota

Awas kereta! (Foto: Ardika Percha - Jakarta, 2013)
Awas kereta! (Foto: Ardika Percha – Jakarta, 2013)

Kenapa Proyek Foto?

Di tahun ini, seperti saya sampaikan di artikel Kaleidoskop yang lalu, saya berkeinginan membuat sebuah karya fotografi yang berkelanjutan, semacam seri foto atau bahkan esai foto yang lebih mendalam, dan hal ini berujung pada keinginan membuat proyek foto. Menurut saya, dengan membuat sebuah proyek foto, maka kita bisa lebih fokus pada suatu tema tertentu, dan melatih kita untuk tetap (berusaha) konsisten berkarya dengan tema tersebut. 

Dalam perjalanan waktu, jenis foto bergaya human interest dan foto jurnalistik menjadi awal perkenalan saya dengan dunia fotografi, kemudian mendapat hidayah mengenal genre street photography  yang menjadi pengaruh kuat untuk membuat foto dalam keseharian saya.

Dalam membuat foto akhir-akhir ini, saya pun mendalami mobile photography yang saya bahas di artikel ini, dan ternyata memiliki keasyikan tersendiri membuat foto dengan bermodalkan sebuah ponsel, yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja 😀

Selain street photography dengan menggunakan ponsel, ditambah ketertarikan saya dengan isu transportasi publik dan kisah perkotaan (urban), membuat saya berpikir kenapa tidak membuat proyek foto yang bisa saya lakukan sehari-hari dengan tema tertentu, yaitu berkreasi melalui proyek foto Komuter Kota.

Bunga ditengah hutan beton 2 (Bunderan HI, Jakarta)

Perlintasan stasiun Bogor #bogor #Indonesia #instapercha #transportation #train #station (Stasiun Bogor, Bogor)

Becak Geogetown

Apa itu Komuter Kota?

Komuter merujuk pada pengertian umum, yaitu orang yang dalam kesehariannya biasa melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya, dalam hal ini, cakupannya di suatu kota atau daerah tertentu, sehingga muncul dan lahirlah istilah #KomuterKota tersebut. FYI menurut KBBI, kata “komuter” merujuk pada pesawat ulang alik berkecepatan tinggi, namun saya mengambil pengertiaan umum dari beberapa sumber, terutama terkait isu perkotaan 🙂

Untuk saya pribadi, perjalanan yang acapkali saya lakukan, yaitu berkomuter dari rumah ke kantor, atau berkomuter ke beberapa tempat publik, seperti pusat perbelanjaan, taman, kampus, atau kebeberapa tempat plesiran lainnya, dan dalam berkomuter setiap harinya, mayoritas saya menggunakan transportasi publik.

Untuk moda transportasi yang saya gunakan, mayoritas menggunakan transportasi kereta, yang lebih tepatnya Commuter Line, serta alternatif transportasi publik lainnya, seperti menggunakan angkot, bis, TransJakarta, taksi, dan terkadang motor/ojek. Menurut saya di ibukota Jakarta yang padat, dengan lalu lintas yang hampir setiap saat macet, terutama di hari kerja, maka pilihan menggunakan kereta dan dikombinasikan moda transportasi lainnya merupakan pilihan yang tepat.

Dari uraian yang saya sampaikan, maka #KomuterKota pun lahir menjadi sebuah proyek kreatif yang bermaksud merekam fragmen keseharian penduduk perkotaan, yang berkomuter dari satu sisi kota ke sisi kota lainnya. Namun tidak hanya aktivitas berkomuter saja yang akan direkam, tetapi semua elemen disekitarnya, yang terkait dengan arus berkomuter tersebut, akan terekam dalam proyek ini.

Stasiun Bogor #bogor #Indonesia #instapercha #transportation #train #station (Stasiun Bogor, Bogor)

Terminal bayangan #transportation #jakarta #street (Tebet, Jakarta)

Apa yang ingin dicapai dari #KomuterKota?

Sebagai pengguna transportasi publik, maka saya mengajak kawan-kawan untuk mulai menggunakan transportasi publik, dan bagi yang sudah (biasa) menggunakan transportasi publik, bahwa transportasi publik merupakan salah satu solusi perkotaan untuk berkomuter dari sisi kota ke sisi kota lainnya, dengan (seharusnya) mudah, cepat, nyaman, dan murah.

Dengan foto-foto di proyek #KomuterKota tersebut, maka saya mencoba merekam serta “memberitakan” terkait apa dan bagaimana wajah transportasi publik kita, sekaligus sekutip kisah visual tentang perkotaan dan aktivitas warga di kota tersebut, yang saya temui sehari-hari.

Menurut saya, transportasi publik menjadi pilihan utama di masa datang,  dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk perkotaan, lalu semakin tingginya biaya BBM, termasuk semua biaya terkait aktivitas berkomuter dari tarif tol, biaya parkir, pajak kendaraan dsb. Lalu isu semakin langkanya  lahan yang kosong terkait pengembangan infrastruktur transportasi dan terbatasnya ruas jalanan di perkotaan dan, maka diperlukan transportasi publik yang mudah, cepat, nyaman, murah, dan bahkan ramah lingkungan.

Di negara-negara maju di Asia, seperti Singapura, Jepang, Korea, dan hingga negara-negara maju di belahan barat seperti Inggris, Jerman, Perancis, dsb., transportasi publik yang baik merupakan kebutuhan dasar yang tersedia bagi warganya. Saya sendiri, diberi rezeki dan kesempatan menyicipi sedikit layanan transportasi publik bertaraf tingkat Asia bahkan dunia, sehingga saya merasakan bagaimana nikmatnya menggunakan transportasi publik tersebut.

Jika kawan-kawan komuter merasa transportasi publik kita masih kurang dan dianggap kurang layak, maka saya selalu (mencoba) bersyukur, bahwa di era saat ini, semuanya jauh lebih baik dari sisi ketersediaan layanan transportasi publik, meski disana-sini banyak perbaikan dan penyempurnaan yang harus dilakukan.

Rasa syukur muncul mengingat kenangan masa lalu yang berkomuter lebih sulit dan lebih mahal, maka kondisi saat ini lebih baik,  dan paling tidak ada perubahan yang progresif, bahkan dengan adanya beberapa moda transportasi baru khususnya di Jakarta, seperti bis Trans Jakarta, kereta Commuter Line yang telah dimodernisasi, dan layanan transportasi alternatif seperti Gojek, Grab Taxi, Grab Bike, Uber X, lalu adanya komunitas Nebengers, yang menyediakan tebengan bagi anggota komunitas tersebut, dan bahkan rencana pengembangan jalur kereta MRT, maka semuanya terkesan revolusioner untuk saya, yang tidak saya bayangkan akan muncul sekitar 5-10 tahun yang lalu di Indonesia, khususnya di Jakarta  😀

Sesuai yang saya sampaikan sebelumnya, maka dengan adanya proyek #KomuterKota ini, saya berharap dan yang ingin dicapai at least kawan-kawan dan handai taulan mengetahui perkembangan terakhir dan merasakan fragmen-fragmen keseharian salah satu komuter kota seperti saya, melalui karya foto-foto yang saya hasilkan, sehingga mulai mencoba menggunakan transportasi publik, dan bagi yang sudah (biasa),  agar tetap menggunakan layanan transportasi publik, serta mengajak kawan lainnya untuk berkomuter ria dengan transportasi publik pilihannya.

Di sisi lain, untuk saya pribadi dengan segala keterbatasan pemahaman mengenai fotografi dan isu perkotaan, maka melalui media ini, kita bisa saling berdiskusi dan bertukar pikiran, untuk menambah wawasan dan informasi, karena ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang berguna dan dibagikan ke  orang lain, sehingga menyempurnakan proyek #KomuterKota ini.


Jika kawan-kawan berminat menyemarakkan proyek kreatif #KomuterKota atau mau seru-seruan dan diskusi bareng, silahkan kunjungi halaman berikut ini ya.


Sumber :

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Komuter
  2. The International Society for the Comparative Study of Civilizations = http://wmich.edu/iscsc/civilization.html
  3. http://kbbi.web.id/komuter
  4. The Street Photography Project Manual – Eric Kim: http://erickimphotography.com/blog/

Untuk kumpulan informasi tentang Ardika Percha Blog, bisa kunjungi :  Percha One Landing Page


8 thoughts on “Proyek Foto #KomuterKota”

    1. wah boleh bro, anyway kalau foto-foto berbau #KomuterKota nggak mesti di Jakarta,
      sesuai penjelasan panjang diatas, lebih ke aktvitas dari suatu tempat ke tempat lainnya,
      jadi bisa dimana saja sih, tapi memang umumnya di perkotaan.
      Nah kebetulan saya memang berkomuter di sekitar Jakarta, jadi ya menjalankan proyek #KomuterKota ini

      kapan-kapan kalau main Jakarta coba kabari saya aja ya, kalau rejeki bisa bertemu & diskusi bro 🙂

    1. Amiin bro Arip! Semoga masih diberikan rejeki dan kesehatan untuk berkelana di pelosok kota, mengabadikan fragmen kehidupan perkotaan.

      hatur nuhun sudah berkunjung lagi ke blog saya yah bro 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *