Tag Archives: jalan jalan

Mudik Gratis bareng Sido Muncul

Kebetulan beberapa waktu lagi, kita bakal pulang kampung ketika libur Lebaran nanti, dan di momen tersebut,  selain  acara kumpul-kumpul bersama orang terkasih, lalu wisata kuliner mencicipi berbagai versi rasa makanan a la Lebaran, semacam ketupat, opor,  semur, sayur, maupun berbagai cita ras nastar, putir salju, dan kue jajanan khas Lebaran lainnya, maka proses perjalanan itu sendiri menjadi keasyikan tersendiri, dan tahu sendiri bagaimana effort yang harus dikeluarkan untuk pulang kampung, dari persiapannya termasuk anggaran dan akomodasi, transportasi yang digunakan, sampai nanti pulang untuk arus balik.

Nah.. berhubungan dengan soal mudik-mudikan, kali ini saya berkesempatan menghadiri acara jumpa pers yang diselenggarakan oleh Sido Muncul. Yang unik dari acara ini yaitu tema kegiatannya berupa inisiatif penyelenggaraan MUDIK GRATIS yang diadakan oleh Sido Muncul… wow gratis loh!  Siapa yang tidak mau dapat gratisan dan sekalian pulang kampung bertemu sanak keluarga, so pasti yang mau ikutan jadi membludak, jadi yuk simak ulasan kegiatan mudik gratis Sido Muncul ini.

 

Kiprah Mudik Gratis Sido Muncul

http://sidomuncul.id/
http://sidomuncul.id/

 

Kegiatan mudik bareng guyub rukun ini sudah dilakukan sejak tahun 1991 dan ide mudik gratis ini adalah ide  dari Jonatha Sofjan Hidajat yang sekarang menjabat sebagai Direktur Utama. Selama tiga tahun dari tahun 1991-1993, kegiatan mudik ini tidak ada seremonial khusus nan megah dihadiri oleh tokoh masyarakat maupun pejabat pemerintah yang melepas para pemudik, sehingga dilakukan dengan secara sederhana saja,

Ketika itu, ide brilian Sido Muncul tersebut  bisa dibilang cukup inovatif, dan memang merupakan salah satu pelopor dan perintis kegiatan seperti ini, namun seperti yang disampaikan oleh pihak Sido Muncul sendiri,  ketika tahun-tahun pertama kegiatan mudik gratis ini belum terkonsep dan terkelola rapi dalam pelaksanaanya, dan bahkan masih minimnya publikasi, sehingga baik gaung dan peserta yang ikut belum seriuh dan ramai dibandingkan penyelenggaraan di tahun-tahun selanjutnya.

Mudik Gratis Sido Muncul pertama kali dilaksanakan pada tahun 1991 di Lapangan Parkir Timur Senayan Jakarta dengan menggunakan 17 bus diikuti oleh 1.200 pedagang jamu. Lalu beberapa tahun terakhir peserta mudik bukan hanya para pedagang jamu ataupun mbok jamu gendong, tetapi juga para pedagang asongan, dan pembantu rumah tangga, jadi kegiatan ini juga termasuk kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan oleh Sido Muncul, yaitu membantu masyarakat lapisan bawah yang mau pulang kampung dengan aman dan teratur. Selain itu, kegiatan mudik gratis ini pun membantu pemerintah dan pihak terkait dalam penyelenggaraan mudik yang lebih teratur dan tentunya lebih baik dan aman, karena mendapat bantuan dan dukungan pemerintah.

Jumpa Pers Sido Muncul (Ardika Percha)
Jumpa Pers Sido Muncul (Ardika Percha)

 

Dari penyelengaran semenjak tahun 1991, kegiatan Mudik Gratis  Sido Muncul ini telah memberangkatkan sebanyak kurang lebih 332.400 orang ke berbagai tempat di Indonesia. Dengan sejumlah pemudik tersebut, maka Sido Muncul pun mendapat pengakuan sekaligus dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah, dan secara langsung dan tidak langsung menginspirasi pihak lain baik pihak aparatur negara maupun pihak swasta lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan positif sejenis.

 

Mudik Bareng Guyub Rukun 2017

Mudik Gratis Sido Muncul (Ardika Percha)
Mudik Gratis Sido Muncul (Ardika Percha)

 

Penyelenggaraan Mudik Bareng Guyub Rukun ini merupakan pelaksanaan ke 28 kalinya, dan dengan pengalaman sepanjang itu, Sido Muncul menyampaikan bahwa pelaksanaannya semakin baik, sehingga pihak perusahaan sendiri, pemudik, dan pihak terkait semakin bersemanggat setiap tahunnya menyelenggarakan kegiatan positif ini, yang telah menjadi  semacam tradisi tahunan.

Pada penyelenggaraan mudik ke-28 kalinya ini, Sido Muncul akan memberangkatkan 15.000 pemudik menggunakan dengan 260 bus ke tujuh kota tujuan, yaitu Cirebon, Kuningan, Tegal, Banjarnegara, Solo, Wonogiri, dan Jogjakarta. Sebanyak 160 bus akan diberangkatkan dari area Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur dan bus lainnya akan diberangkatkan dari Sukabumi, Bandung, Tangerang, Cilegon, Serang, Cikampek, Bogor, dan Cibinong.

 


Referensi :

  1. https://www.facebook.com/sidomunculcorp
  2. http://sidomuncul.id/
  3. #MudikGratisSidoMuncul2017
  4. #MudikBarengGuyubRukun

 

Kunjungan ke Plant Cianjur PT. Tirta Investama (Aqua) #AirUntukKehidupan

Kunjungan ke Plant Aqua Cianjur (Foto: Ardika Percha)
Kunjungan ke Plant Aqua Cianjur (Foto: Ardika Percha)

 

Pertengahan Oktober yang lalu, saya diajak istri bersama kawan-kawan IDBlogNetwork (IBN), berkesempatan mengunjungi pabrik pengolahan air minum dalam kemasan di Cianjur, untuk melihat langsung operasional pabrik dan pengenalan aktivitas CSR PT. Tirta Investama yang dikenal dengan air mineral bermerk Aqua tersebut. Setelah melalui perjalanan panjang melewati jalan-jalan berkelok dari Puncak Bogor sambil menikmati pemandangan alam nan hijau tersebut, akhirnya saya samapi di pabrik Aqua plant Cianjur.

Proses Produksi

Diskusi Aqua (Foto: Ardika Percha)
Diskusi Aqua (Foto: Ardika Percha)

 

Setelah mendapat safety briefing, kemudian pihak Aqua menjelaskan mengenai situasi pabrik, pengelolaan pabrik, hingga proses produksinya. Dari penjelasan di brief  awal tersebut, plant Cianjur dengan luas 12 hektar lebih tersebut memiliki 4 line produksi yang memproduksi produk Aqua ukuran 330 ml, 600 ml, hingga ukuran 1500 ml, dan memiliki rekor safety yang baik.

Yang menjadi perhatian saya, yaitu pada penjelasan bagian proses pengambilan air yang menjadi “bahan baku” untuk produk Aqua tersebut, yaitu memiliki beberapa tahap yang cukup panjang, yaitu dari tahap filtering atau bisa disebut penyaringan micron dengan beberapa lapisan, lalu selanjutnya proses ozonisasi, hingga proses pengolahan dan berakhir pada pengemasan produk, lalu didistribusikan hingga sampai di tangan kita.

@SehatAqua (AQUA)
@SehatAqua (AQUA)

 

Produk Aqua (http://www.aqua.com/)
Produk Aqua (http://www.aqua.com/)

Mata air

Nah, yang menjadi pertanyaan berikutnya… mata airnya ada dimana dan bagaimana pengelolaannya?

Ternyata mata air yang menjadi sumber pengolahan pabrik tersebut diambil dari lapisan air tanah yang terdalam dengan menggunakan teknologi dan proses konservasi air yang terkendali, karena pihak Aqua berkomitmen untuk tetap menjaga keberlangsungan mata air itu, tidak hanya untuk kepentingan perusahaan dalam pengelolaan produksi air, namun yang lebih penting kepentingan lingkungan dan sekitarnya, karena keberlangsungan sumber air tersebut akan berdampak langsung atas keberlangsungan bisnis Aqua sendiri kedepannya.

CSR Aqua & Hipoci

Setelah mendapat penjelasan mengenai proses produksi dan konservasi air yang disampaikan pihak manajemen Aqua plant Cianjur, selanjutnya kita pun mendapat penjelasan mengenai program CSR Aqua, yaitu terkait pengembangan masyarakat sekitar plant Cianjur tersebut. Pihak Aqua melakukan program CSR berkelanjutan melalui komunitas petani di Cianjur, yaitu melalui organisasi Hipoci yaitu Himpunan Petani Organik CIanjur.

 

Dialog dengan tim Hipoci (Foto:Ardika Percha)
Dialog dengan tim Hipoci (Foto:Ardika Percha)

 

Markas Hipoci (Foto:Ardika Percha)
Markas Hipoci (Foto:Ardika Percha)

 

Setelah santap siang, saya dan kawan-kawan pun akhirnya mengunjungi lokasi kerja Hipoci tersebut. Disana kami berkesempatan untuk mendengarkan pemaparan pengurus Hipoci dan berdiskusi terkait sejarah dan kegiatan Hipoci, serta bagaimana Aqua berperan besar dalam pengembangan Hipoci tersebut.

Dengan kunjungan ke pabrik Aqua tersebut dan melakukan dialog dengan tim Hipoci, bisa memberikan contoh upaya perusahaan yang berusaha melakukan konservasi alam sekaligus berusaha dalam pengembangan komunitas sekitar pabrik, sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan sekitarnya, serta hal ini bisa menjadi role model bagi pengembangan masyarakat yang memang harus dilakukan bertahap dan berkelanjutan.

 

Pengurus Hipoci (Foto:Ardika Percha)
Pengurus Hipoci (Foto:Ardika Percha)

 

Nah, aktivitas yang dilakukan PT. Tirta Investama tersebut, bertujuan mendukung inisiatif Aqua terkait komitmen menjaga kualitas dan kuantitas air untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Inisaitif yang telah dikembangkan Aqua terkait dengan kawan-kawan blogger dan jurnalis berbagai media, yaitu disalurkan melalui Anugerah Jurnalistik Aqua (AJA).

AJA merupakan salah satu upaya Aqua dalam mengapresiasi aktivitas yang dilakukan para jurnalis maupun blogger atas kontribusinya dalam karya tulis dan foto yang bermanfaat bagi masyarakat, serta diimplementasikan melalui Anugerah Jurnalistik Aqua (AJA) tersebut. Untuk informasi AJA lebih lanjut, bisa kunjungi laman berikut: http://www.aqua.com/anugerahjurnalistik/


Sumber:

  1. http://www.aqua.com/
  2. http://www.aqua.com/anugerahjurnalistik/
  3. http://idblognetwork.com/
  4. http://hipoci.com/

 

Deklarasi Locana Indonesia

Locana Indonesia

 

Setelah sekian lama menimba ilmu, baik dengan membaca, berdiskusi, lalu hingga turun ke lapangan dan menyusuri jalanan di berbagai sudut tempat untuk praktek dan hunting, lalu mengikuti beragam acara fotografi dan bersosialisasi  dengan berbagai komunitas fotografi, akhirnya saya memutuskan  mengembangkan sebuah komunitas fotografi bersama teman-teman saya yang sudah saya kenal sejak jaman mahasiswa dulu, mempunyai beberapa pandangan serupa, dan kedepannya bisa saling melengkapi satu sama lain dalam berkomunitas.

12 Oktober 2014 merupakan tanggal istimewa bagi saya, dan dua teman saya Isal dan Marno. Di tanggal tersebut telah lahir sebuah komunitas fotografi Locana Indonesia. Dengan tujuan untuk menjalin silaturahim, saling belajar & berbagi terkait fotografi, serta memiliki beberapa pandangan sama tidak hanya fotografi, namun terkait perihal budaya, masyarakat, dan Indonesia.

Snapshot LocaGuys di Balai Kota Bogor (via kamera Isal)
Snapshot LocaGuys di Balai Kota Bogor (via kamera Isal)

 

Keinginan secara resmi berkomunitas dengan fokus fotografi, sudah menjadi wacana jauh-jauh hari sebelumnya, ketika para pendiri sering berbincang bersama terkait minat masing-masing, maupun membahas aktivitas masing-masing, serta membahas perihal berita terkini. Hasrat pun memuncak untuk mendeklarasikan komunitas Locana Indonesia, setelah para pendiri akhirnya memiliki kamera masing-masing, serta keinginan untuk hunting serta berdiskusi soal fotografi menjadi sebuah aktivitas yang rutin.

Deklarasi Locana Indonesia dilaksanakan bersamaan dengan hunting  ke Bogor. Kebetulan pada hunting tersebut saya bertugas sebagai fixer dan memandu The LocaGuys, julukan khas untuk anggota Locana Indonesia. Rute yang disiapkan dan dilalui berawal dari stasiun Bogor, Taman Topi, lalu menyusuri Jembatan Merah menuju Museum Perjuangan, PGB, kemudian beralih ke Pasar Anyar, Mesjid Agung, lalu menuju ke Balai Kota Bogor, dan berakhir kembali ke Stasiun Bogor.

Di Balai Kota Bogor akhirnya LocaGuys memutuskan untuk membuat foto di depan gedung balai kota, dan dengan simbol dari dokumentasi foto tersebut, maka Locana Indonesia dideklarasikan dan secara resmi telah berdiri. Acara hunting bersama tersebut akhirnya ditutup dengan jamuan makan malam  di daerah Tebet, dengan sesi review foto, yaitu mengulas hasil berburu foto di Bogor, kemudian berdiskusi terkait kegiatan Locana Indonesia kedepannya.

Locana Indonesia berkomitmen dan berusaha membudayakan dalam kegiatannya agar bisa direncanakan dan terkonsep terlebih dahulu, terutama ketika aktivitas hunting, meskipun dalam aliran dan pendekatan fotografi yang LocaGuys pahami, bahwa element of surprise dan decisive moment sangat dihargai. Selain itu,  LocaGuys mencoba membangun pemahaman untuk merasakan, meresapi,  dan merekam fragmen-fragmen kehidupan di berbagai penjuru tempat. Lalu ditahap selanjutnya, LocaGuys mencoba menceritakan dan mengekspresikannya melalui media visual, khususnya fotografi.

Bentuk paling konkrit yang LocaGuys lakukan dalam upaya menceritakan dan mengekspresikan melalui media visual tersebut, dibutuhkan media publikasi yang bisa diakses luas oleh pihak eksternal, sehingga  bisa dinikmati dan diapresiasi, melalui akses internet, dan media publikasi yang dipilih hingga saat ini yaitu melalui blog.

Silahkan menikmati hasil kreasi LocaGuys, dan tidak lupa ajakan untuk diskusi melalui media online dan undangan kopdar, LocaGuys buka akses dan kesempatannya 🙂

Blog Locana Indonesia bisa diakses melalui tautan ini.

Kuliah (lagi) di Universiti Kebangsaan Malaysia

Di pertengahan tahun ini, Alhamdulillah saya mendapat kesempatan belajar ke negeri tetangga Malaysia untuk mengikuti knowledge management short course di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Pengalaman short course ini merupakan pengalaman perdana untuk saya, sehingga saya sangat bersemangat untuk menuntut ilmu, kembali mengikuti kegiatan perkuliahan, sibuk dengan berbagai tugas, membaca buku, berdiskusi, menulis paper, dan berbagai lika-liku kehidupan mahasiswa lainnya.

Stasiun UKM (Foto: Ardika Percha - Selangor, 2014)
Stasiun UKM (Foto: Ardika Percha – Selangor, 2014)

 

Stasiun UKM & Sekitar (Foto: Ardika Percha - Selangor, 2014)
Stasiun UKM & Sekitar (Foto: Ardika Percha – Selangor, 2014)

 

UKM dikenal sebagai universitas yang diarahkan oleh Kerajaan Malaysia sebagai salah satu dari lima univeritas riset di Malaysia, sehingga dapat menjadi acuan dan pengalaman yang menarik, untuk mendorong jiwa intelektualitas dan akademis saya pribadi. UKM terletak di Bangi, Negeri Selangor, yang bisa dijangkau melalui kereta cepat KTM dengan waktu tempuh sekitar 45 menit dari Kuala Lumpur. Lokasi UKM dengan luas kampus lebih dari 1000 hektar tersebut terletak tidak jauh dari KL dan Putra Jaya serta bandara KLIA, serta dikelilingi berbagai taman dan hutan kota yang luas, mengingatkan saya dengan kampus UI yang terletak di Depok, terletak tidak jauh dari kota Jakarta serta dikelilingi oleh taman dan hutan kota tersebut.

Dengan predikatnya sebagai kampus riset yang didukung penuh oleh pemerintah Malaysia, maka UKM banyak  menghasilkan karya ilmiah yang mampu menembus berbagai jurnal ilmiah internasional, sehingga UKM memiliki beberapa prestasi salah satunya yaitu masuk Top 100 Times Higher Education Asia  berdasarkan lembaga riset Thomson Reuters dan World University Rankings.

 

Update:

Bagi yang mau kuliah dengan jalur alternatif via media pembelajaran online, bisa simak ulasan dan pengalaman saya kuliah melalui Coursera di artikel blog berikut : Kuliah Online Coursera

 

Nyiur Kelapa & UKM (Foto: Ardika Percha - Selangor, 2014)
Nyiur Kelapa & UKM (Foto: Ardika Percha – Selangor, 2014)

 

Woro-woro (Foto: Ardika Percha - Selangor, 2014)
Woro-woro (Foto: Ardika Percha – Selangor, 2014)

 

Aras 3 (Foto: Ardika Percha - Selangor, 2014)
Aras 3 (Foto: Ardika Percha – Selangor, 2014)

 

Meski metode dan pola perkuliahan kampusnya tidak begitu berbeda jauh ketika saya berkuliah dulu di Indonesia, namun yang membedakannya yaitu interaksi budaya antar mahasiswa yang kuliah di UKM tersebut, karena mahasiswa-mahasiswa tersebut tidak hanya dari seantero Malaysia, tetapi juga berasal dari berbagai negara ASEAN, China, Afrika, India dll, sehingga UKM pun menjadi semacam melting pot, dan menambah pengalaman saya berinteraksi dalam kehidupan  perkuliahan di lingkup pergaulan internasional 🙂

Update:

Bagi yang beminat mengikuti perkuliahan dengan menggunakan media online, berikut ulasan saya mengenai perkuliahan via Coursera yang menerapkan metode e-learning di artikel blog sbb : Kuliah online Coursera

 

Asri (Foto: Ardika Percha - Selangor, 2014)
Asri (Foto: Ardika Percha – Selangor, 2014)

 

Sepi (Foto: Ardika Percha - Selangor, 2014)
Sepi (Foto: Ardika Percha – Selangor, 2014)

 

Sekitar UKM (Foto: Ardika Percha - Selangor, 2014)
Sekitar UKM (Foto: Ardika Percha – Selangor, 2014)

 

Terimakasih UKM (Foto: Ardika Percha - Selangor, 2014)
Terimakasih UKM (Foto: Ardika Percha – Selangor, 2014)

 


Baca juga : Proyek Foto #KomuterKota

 

Jelajah Bumi Ruwa Jurai (Bagian 2)

 

Setelah mengarungi perjalanan mencapai Lampung dari Branti, Rajabasa, hingga ke Unit 2 Tulang Bawang Barat di artikel blog saya sebelumnya di Jelajah Bumi Ruwa Jurai (Bagian 1) bersama masbro Isal, maka hari-hari selanjutnya kita melalui dan menyatu dengan keseharian warga TBB (Tulang Bawang Barat). Bagi saya pribadi, mengamati keseharian dan aktivitas warga TBB menjadi hiburan sendiri, bertemu orang-orang baru di lingkungan yang baru nan berbeda, dan salah satunya yang menjadi perhatian saya pada tingkah polah anak-anak yang polos dan lucu.

kumpul bocah TBB

 

Di sore hari itu, sama seperti anak-anak Indonesia lainnya, pada kisaran usia anak-anak balita dan SD, anak-anak di TBB tersebut riang gembira bermain, berlarian kesana kemari, dan bercanda, namun terdapat momen unik yaitu ketika mereka bermain dengan alat permainan tradisional. Permainan dengan menggunakan alat tradisional membuat saya jadi membandingkan dengan permainan adik-adik keponakan beserta teman-temannya di ibukota yang sudah dirambahi permainan digital dengan berbagai macam peralatan gadgetnya.

Salah satu yang mengundang minat dan ketertarikan saya yang saya utarakan sebelumnya yaitu ketika mereka bermain dengan permainan tradisional menggunakan alat permainan terbuat dari bambu, yaitu permainan egrang. Saya terakhir kali melihat langsung permainan egrang hanya pada acara atau momen tertentu, biasanya pada acara tujuh belasan merayakan kemerdekaan Republik Indonesia.

mulai bermain egrang

 

mulai bermain egrang (2)

 

latihan ber-egrang

 

ready for egrang games!

 

bermain egrang

 

mutar-muter ber-egrang

 

bermain egrang (2)

 

bermain egrang (3)

 

Ngomong-ngomong soal egrang, egrang merupakan permainan yang menarik untuk ditonton, yang biasa dimainkan oleh anak-anak maupun dewasa, untuk berlomba seperti adu lomba lari menggunakan alas tapak kaki semacam ruas bambu yang dibuat sedemikian rupa. Sarana yang diperlukan yaitu tanah lapang dan dua bilah bambu yang biasanya sepanjang + 2 – 2,5 meter yang diberi pijakan pada ketinggian + 60 –75 Cm ruas bambu bagian bawah, sehingga pemain egrang akan terlihat lebih tinggi ketika bermain dari rata-rata orang pada umumnya. Para pemain berdiri di atas pijakan itu dan berlari dengan menggunakan egrang tersebut. Selain itu egrang disebut juga dengan permainan jangkungan, sebab orang-orang yang memainkannya menjadi lebih tinggi/jangkung.

Permainan seperti egrang membuat anak-anak bermain keluar, bermain di alam bebas, serta saling berinteraksi, bersosialisasi dan kontak-tatap muka secara fisik yang menyenangkan sekaligus mencerdaskan, sehingga dapat meningkatkan antusiasme anak dalam perkembangan kognitif, bahasa, fisik, dan kehidupan sosial si anak tersebut, seperti yang dipaparkan beberapa kajian mengenai pendidikan anak yang pernah saya baca dan temui di internet (lebih detailnya, silahkan merujuk pada bagian  ‘Sumber’ pada akhir artikel tulisan blog saya ini).

Permainan Tradisional merupakan kekayaan budaya bangsa yang mempunyai nilai-nilai luhur untuk dapat diwariskan kepada anak-anak sebagai generasi penerus. Permainan anak tradisional merupakan permainan yang mengandung wisdom, memberikan manfaat untuk perkembangan anak, merupakan kekayaan budaya bangsa, dan refleksi budaya dan tumbuh kembang anak. Hasil kajian yang dilakukan oleh peneliti bahwa permainan anak tradisional mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan intelektual, sosial, emosi, dan kepribadian anak (Widyo Nugroho, 2012).

Momen ketika sore hari itu pun melengkapi pengalaman dan perjalanan saya menjelajahi Bumi Ruwa Jurai tersebut menjadi bermakna, serta memberikan tidak hanya hiburan semata, namun memberikan sudut pandang pemikiran mengenai Indonesia, anak-anak, permainan tradisional, serta mengenai Lampung sendiri, bahwa pembangunan awal dan menjadi pondasi penting yaitu pada anak-anak dan pendidikan dini, dari hal yang kecil, misalnya permainan, akan mempunyai dampak yang besar di masa datang tidak hanya Lampung, namun Indonesia secara keseluruhan.

 

egrang player

 

egrang player (2)

 

lets forward!

 

tengok

 

game over

 

==

Sumber :

  1. http://disporbudpar.cirebonkota.go.id/index.php/Artikel/egrang.html
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Egrang
  3. http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/07/16/3/168674/Mahasiswa-UGM-Kembangkan-Permainan-Edukatif-Tap-The-Teeth
  4. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/IK/article/view/9520
  5. http://m.koran-sindo.com/node/305598
  6. http://yamaro-dikdas.blogspot.com/2012/11/nilai-nilai-karakter-dalam-permainan.html

 

Jelajah Bumi Ruwa Jurai (Bagian 1)

 

Ketika sebagian besar manusia-manusia di Jakarta (dan belahan waktu Indonesia bagian barat lainnya ya..) menikmati suasana perayaan tahun baru, saya justru sedang bersiap di markas besar tercinta, dalam persiapan untuk perjalanan panjang ke seberang pulau bersama kawan kuliah, kawanduta ketika kos dahulu, serta partner in goodness yaitu masbro Faisal Effendi.

Perjalanan kali ini ke Bumi Ruwa Jurai yaitu yaitu provinsi Lampung, tepatnya ke Kabupaten Tulang Bawang Barat yang biasanya disingkat menjadi TBB oleh warga sekitar tersebut, yaitu dalam rangka silaturahim keluarga, tugas, dan sekaligus melakukan perjalanan napak tilas sang Pengajar Muda ketika ditugaskan di sana bersama dengan 9 Pengajar Muda Indonesia Mengajar lainnya di kabupaten tersebut.

Naahh.. dalam perjalanan kali ini yang menjadi tokoh utama sekaligus pemandu, yaitu kawan saya yang biasa dipanggil Isal, seorang (mantan) guru SDN Mercubuana Tulang Bawang Barat dan alumni Pengajar Muda Angkatan I dari Indonesia Mengajar. Untuk yang mau tahu kegiatan terkait dengan Indonesia Mengajar, bisa cekidot artikel blog saya mengenai Ulasan Festival Gerakan Indonesia Mengajar dan foto-foto yang saya ambil ketika event tersebut di Seri Foto Festival Gerakan Indonesia Mengajar.

Terkait perjalanan ke Lampung, dengan perencanaan jauh hari sebelumnya, kita bisa mendapatkan tiket pesawat PP dengan harga cukup terjangkau dari salah satu maskapai yang mantap punya di Republik ini, pas saat musim liburan panjang ketika pergantian tahun 😀   memang dengan naik pesawat, perjalanan lebih cepat & nyaman, namun disisi lain ingin merasakan perjalanan darat, lalu diselingi perjalanan laut melalui Pelabuhan Merak-Bakauheni dengan melintas Selat Sunda, yang pasti memberikan pengalaman berbeda, namun dengan mengingat keterbatasan waktu, akhirnya kita putuskan melakukan perjalanan via jalur udara. Perjalanan darat dari markas besar ke Bandara Soekarno-Hatta mencapai sekitar 1 jam di pagi hari, lalu dilanjutkan dengan perjalanana udara yang tidak sampai 30 menit tersebut tergolong berjalan cepat dan lancar.

Selamat Datang di Bumi Ruwa Jurai

Alhamdulillah akhirnya bisa menjejakkan kaki di Bandara Raden Inten II yangmerupakan pintu gerbang udara Bumi Ruwa Jurai. Bandara Raden Inten II jika merujuk pada sejarahnya yang dikenal juga dengan lapangan udara Branti, karena berada di jalanan desa Branti, dan Raden Inten II merupakan salah satu Pahlawan Nasional yang turut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia di daerah Lampung, yang ternyata memiliki hubungan darah dengan Fatahillah, dimana di tanah Jawa dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Lalu arti dari Bumi Ruwa Jurai  yaitu merujuk pada dua golongan masyarakat yaitu masyarakat asli dan pendatang yang tinggal rukun berdampingan di Lampung. Yaa demikian info selayang pandang yang saya dapat dari googling dan obrolan setempat, yang  menarik  jika disimak lebih lanjut.

Setahu saya Lampung dikenal dengan cuacanya yang cukup panas, namun kali ini terasa sejuk, mungkin karena telah memasuki musim hujan. Sesampai di Bandara tersebut, saya segera beranjak menuju terminal bis Rajabasa dengan menggunakan taksi yang memakan waktu sekitar 30 menit menyusuri jalan lintas Sumatra.

Terminal Rajabasa
Naik bis di Terminal Rajabasa

 

Dari cerita yang disampaikan Isal, banyak perubahan sepeninggalnya dari sisi bangunan, situasi Bandara, jalanan, hingga terminal yang menjadi checkpoint kita selanjutnya di Rajabasa, lalu dari penuturan Isal juga, kita harus sesegera mungkin dan bergerak cepat sebelum malam hari sampai di Tulang Bawang karena isu pada ketersediaan angkutan dan waktu tempuh dalam perjalanan nanti. Sesampai di Rajabasa, maka selanjutnya naik bis dengan rute menuju Unit 2 Tulang Bawang dengan perjalanan memakan waktu sekitar 4 jam.

Setelah beberapa kali tidur-bangun-tidur-bangun lagi 🙂   akhirnya bis Puspa Jaya yang saya tumpangi sampai juga di Pasar Unit 2. Unit 2 dikenal sebagai pusat perdagangan di sekitar daerah Tulang Bawang dan dikenal sebagai daerah transmigran pada era orde baru dahulu, yang gembar-gembor dalam program transmigrasi penduduk pulau Jawa ke pulau-pulau lainnya, yang menurut saya cukup berhasil dalam pembangunan di Lampung secara keseluruhan.

Oia.. karena isu transmigrasi di Lampung tersebut, maka  iseng-iseng saya googling dan menemukan bahwa program tersebut masih berlangsung, silahkan cek di link Kementrian berikut ya,, jika yang berminat 🙂    Menurut hemat saya perlu digalakkan kembali program tersebut, dalam hal pemerataan pembangunan nasional dan sekaligus menumbuhkan lapangan kerja baru.

 

Gapura Tulang Bawang

 

Sesampai di Unit 2, maka Isal menghubungi keluarga yang menjadi tempat bernaung selama mengajar di TBB, yaitu Keluarga Pak Tumar untuk konfirmasi mengenai kedatangan kita. Setelah istirahat sejenak dan meluruskan kaki setelah puas duduk selama 4-5 jam di perjalananan bis tadi, maka perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan motor menyusuri jalan pedesaan yang membelah hutan karet di TBB tersebut, perjalanan kali ini untuk mencapai checkpoint terakhir memakan waktu sekitar 20-30 menit hingga ke perumahan keluarga Pak Tumar.

Menyusuri hutan karet TBB

 

Menyusuri hutan karet TBB (2)

 

Udara segar ditambah suasana pedesaaan yang ditemani pepohonan hijau disertai bau karet alam yang pekat, membuat perjalanan kali ini menjadi obat penawar atas racun kemacetan dan suasana sesak-bising-polusi metropolis Jakarta. Alhamdulillah setelah perjalanan panjang dari ibukota, akhirnya sampai juga di rumah keluarga Pak Tumar di TBB dan saatnya untuk beristirahat untuk melanjutkan aktivitas hari-hari kedepannya… dan pas kunjungan di rumah Pak Tumar tersebut, kebetulan ada acara pengajian yasinan, yang ditutup dengan acara makan-makan disertai hidangan kuliner rumahan Lampung. Alhamdulillah, sesuatu banget ya, ada aja ya rejeki  😀

Kumpul warga TBB

 

==

Sumber :