Tag Archives: social media

Welcome to Mobile Messenger War

 

messenger

Sekitar 2-3 bulan terakhir kita dibombardir dengan beberapa iklan mobile messenger di televisi Indonesia, dimulai dari iklan WeChat, KakaoTalk, lalu Line yang menawarkan gairah baru untuk berkomunikasi melalui messenger dengan fitur-fitur menarik bagi penggemar chatting sekaligus alternatif messenger yang tersedia di industri komunikasi Indonesia, tapi sekaligus ancaman bagi para pemain lama di Indonesia, yang jarang melakukan penetrasi melalui spot iklan televisi, yaitu pemain lama seperti BlackBerry Messenger (BBM) & WhatsApp, yaitu aplikasi BBM sudah terbundle dengan perangkat ponsel BlackBerry maupun seperti WhatsApp yang sebelumnya telah dirilis dengan pola paket dengan promo operator telekomunikasi, ynag dikenal dengan promosi fitur chatting lintas platform serta dengan biaya yang kompetitif.

[Kisah Dibalik Perilisan Mobile Messenger KakaoTalk, Line, & WeChat]

KakaoTalk yang dirilis pada Maret 2010 dikembangkan oleh pengembang asal Korea Kakao Corp. Kakao dikenal sebagai perusahaan teknologi terbesar Korea Selatan yang telah banyak mengembangkan banyak aplikasi yang berbasis di kota Seoul. Kakao berafiliasi dengan korporasi pemilik Naver search engine terbesar di Korea Selatan, yaitu NHN Corp.

NHN Corp. mengembangkan messenger Line yang dirilis pada Juni 2011, dan terdapat cerita menarik namun berita duka juga dari perilisian Line tersebut, yaitu Line dikembangkan khusus untuk pasar Jepang melalui NHN Japan (Naver), ketika terjadi bencana gempa bumi Tohoku. Saat itu KakaoTalk mengalami lonjakan traffic luar biasa, hal tersebut terjadi karena infrastruktur telekomunikasi Tohoku tidak dapat digunakan terutama jaringan kabel (wired) telepon publik yang tidak berfungsi, sehingga banyak pengguna di jepang saat itu menggunakan KakaoTalk, yang selanjutnya menjadi messenger Line khusus di Jepang, dan dapat digunakan untuk membantu komunikasi publik terutama keluarga korban gempa bumi.

Lalu untuk WeChat dikembangkan oleh pengembang Tencent, yaitu holding company yang menyediakan beragam layanan & jasa di bidang teknologi, media, entertainment, internet, content provider, dan online advertising asal China. Wechat awalnya dirilis Januari 2011 dengan nama Weixin,dan kemudian mulai mengglobal dan dilakukan rebranding pada April 2012 dengan nama WeChat yang kita kenal sekarang.

[Welcome to Mobile Messenger War]

KakaoTalk merupakan pemain messenger utama & sangat populer digunakan di Korea Selatan yang didukung oleh korporasi NHN, dan Line yang masih berafiliasi dengan NHN, melalui Naver juga tidak hanya masif digunakan di daratan Jepang, namun sudah mulai menjarah global terutama kawasan Asia sama seperti kakaknya KakaoTalk. Namun raksasa teknologi Tencent, disaat yang bersamaan melalui berbagai produk teknologinya termasuk WeChat yang memiliki basis pengguna sangat besar di kawasan China, juga mulai melakukan ekspansi agresif ke kawasan Asia & bahkan mulai mengglobal. Bisa menjadi salah satu indikator mengenai persaingan di mobile messenger, bisa kita cek datanya Top Free application di Google Play, yang merujuk dari “gudang aplikasi” dari perangkat mobile berbasis platform Android yang sekarang menduduki rangking nomor wahid di dunia.

 

Dari data mentah dengan perhitungan kasar diatas dari Googple Play, Line menduduki posisi teratas, disusul KakaoTalk, WhatsApp lalu WeChat, dan diperkirakan setidaknya 50 juta sudah terdownload ke ponsel-ponsel berbasis Android. Dari data yang saya dapatkan dari Asian Global Impact, diperkirakan Line sudah hampir mendekati pengguna sejumlah 100 juta, kemudian KakaoTalk digunakan skeitar 70 juta, namun secara global WeChat memimpin dengan 300 juta pengguna yang mayoritas berasal dari kawasan China.

Trio messenger tersebut pun memiliki fitur-fitur yang mirip, tetapi dengan kekhasan masing-masing. FItur tersebut pun berhasil menarik sejumlah besar pengguna baru, fiitur-fitur yang berbeda & menawarkan sesuatu yang baru dengan pemain lama seperti WhatsApp & BBM, salah satunya yaitu desain interface yang fresh, lalu fitur group-chat, fitur video-call, fitur voice-call over internet, fitur file sharing berupa gambar, audio, video, & yang fenomenal yaitu fitur sticker mirip seperti emoticon namun dengan desain gambar yang ciamik & menggambarkan emosi-suasana hati ketika ber-chatting ria bersama kerabat & teman-teman.

Saya sendiri meng-install & menggunakan trio messenger sekaligus BBM & WhatsApp, namun dari sisi penggunaan sebagai mobile messenger, saya paling banyak menggunakan WhatsApp & BBM, disusul Line, lalu untuk KakaoTalk & WeChat saya tergolong sesekali saja menggunakannya. Namun tren dalam beberapa saat terakhir mulai banyak yang menggunakan Line & KakaoTalk, dan kebanyakan “terkesima” dengan fitur sticker yang “lucu” bin “unyu” hahaha 😀

Kita lihat saja bagaimana kelanjutan perang terbuka antara trio mobile messenger tersebut dengan pihak incumbent seperti BBM & WhatsApp tersebut, salah satunya berbagai promo menarik yang ditawarkan pihak pengembang messenger bekerjasama dengan pihak operator telekomunikasi, seperti pemberian layanan data gratis penggunaan messenger, contohnya yang dilakukan oleh KakaoTalk berikut, wah lumayan ya, kebetulan saya pengguna operator tersebut.. Dan seperti biasanya kita sebagai pengguna diuntungkan juga, dengan adanya beragamnya alternatif messenger yang tersedia, apa lagi ada paket promo yang bisa kita dapatkan untuk saling berkomunikasi & bersosialisasi 🙂

 

Sumber =

1. http://www.techinasia.com/mobile-messenger-war/#fnref:1

2. http://www.agimag.co.uk/asian-mobile-chat-titans-in-war-for-market-supremacy/

3. http://en.wikipedia.org/wiki/KakaoTalk – http://en.wikipedia.org/wiki/KakaoTalk – http://en.wikipedia.org/wiki/Line_(application)

4. https://play.google.com/store?hl=en

5. http://dailysocial.net/post/perang-aplikasi-mobile-messaging-manakah-yang-akan-menang

Ulasan aplikasi mobile Evernote : Sang pencatat multiplatform

catatan yang akan dibawa besok.. catatan judul buku/film/lagu yang dicari.. jurnal kejadian.. list barang mau dibeli.. daftar kerjaan.. catatan hasil rapat..

Semua yang saya sebut diatas yang saya sebut merupakan dokumentasi berupa catatan dalam keseharian kita.. membuat catatan apapun yang telah, akan, atau yang sedang dikerjakan.. or hanya sebagai catatan yang bisa saya lihat/buka ketika dibutuhkan..

Saya ketika jaman mahasiswa dulu suka membawa semacam notes berupa buku yang saya bawa kemanapun, jika adahal yang menurut saya penting atau saya butuhkan nanti, maka saya catat di notes mungil saya itu. Kemudian saya juga pernah mengalami ketika eranya memiliki buku binder terbuat dari plastik transparan serta didalamnya berisi kertas file  yang bisa “diisi ulang”, sehingga buku notes dulu yang saya miliki tergantikan dengan buku binder file yang bisa “diisi ulang” tersebut, lalu ukurannya sudah standar, serta lebih hemat, karena hanya butuh 1 buku binder saja, daripada beli buku notes baru lagi serta bisa memuat banyak kertas.

Ketika kertas-kertas file tersebut semakin banyak dan materi kuliah tidak semua tertampung dalam buku binder tersebut serta materi kuliah berupa diktat tersebut terkadang sudah berupa file digital seperti pdf, slide ppt, terkadang dalam bentuk doc.

Selain itu kadang file-file tersebut tidak semuanya saya bawa, tapi saya simpan di rumah/kos karena sudah menumpuk dari beberapa matakuliah dan semester lalu.

Nah.. jaman sekarang yang semua berbasis digital dan internet serta didukung aplikasi mobile (Android) yang canggih, maka kebutuhan saya seperti jaman kuliah dulu untuk mencatat segala hal, bisa diakses dimana saja baik dari situs versi desktop hingga versi mobile di Android maupun Blackberry

Jadi catatan yang saya buat atau temukan ketika browsing di laptop dapat saya posting ke Evernote (dengan add ons dan plugin tambahan yang diinstal browser seperti Chrome maupun Mozilla), atau saya buat catatan ketika ber-BB ria dapat saya simpan melalui aplikasi Evernote for Blackberry, kemudian mau update cataatn tadi yang saya buat sebelumnya, dapat saya revisi di Android saya.

Catatan yang saya buat, revisi, ubah, dan saya simpan dapat diakses disemua perangkat saya, jadi tersimpan rapi dalam 1 atap serta bisa diakses kapan saja dan dimana saja asal terkoneksi dengan intenet, semuanya jadi serba praktis dan mudah.

Microblogging

Tiada hari tanpa dunia komputer dan internet!! Begitu saya melihat perkembangan dunia internet dan jejaring sosial yang cepat dan dinamis ini. Setelah membahas abis-abisan situs jejaring sosial macam Facebook dan Friendster di tulisan saya yang lalu, sekarang kita membahas mengenai microblogging seperti Twitter maupun Plurk.

Microblogging menurut saya adalah sebuah layanan blog yang berisi postingan singkat dari microblogger, biasanya mengenai keseharian, cerita, ekspresi, pernyataan, dll. yang intinya sebuah blog singkat. Layanan blog semacam microblog ini sebenarnya sudah dirintis ketika fitur shout out di Friendster dan mewabah di Facebook dengan update statusnya.

Postingan yang singkat tersebut ternyata sangat digemari, dibuktikan dengan aktifnya beberapa teman di FB dan Plurk saya yang always updating every moment!! Microblog ini merupakan layanan blog yang ingin meraih “pangsa pasar”  yang “non penulis online” yang senang menulis dengan panjang dengan deskripsi detail, ada yang menjadi semacam cerpen, dan.. eng ii eng.. sekarang ada microblog yang hanya berisi beberapa kalimat, dengan ungkapan pendek, serta ada juga yang isinya terkesan spontan dan santai.

 

Nah.. hal tersebut difasilitasi oleh layanan microblogging ini, dengan tampilan (user interface) yang simple, namun menarik, dengan tulisan yang singkat dan padat, serta terkadang menjadi sangat personal, seperti curhat maupun kata-kata spontan yang menggelitik untuk dikomentari oleh teman-teman lainnya.

Continue reading Microblogging

Facebook : Networking, Bisnis, dan Produktivitas Kerja

Beberapa waktu yang lalu, ketika saya dalam perjalanan ke daerah bilangan Sudirman dengan bos saya untuk meeting dengan bapak-ibu klien terhormat, saya mendapati pengalaman cukup unik, dimana terjadi percakapan singkat yang menyoal bagaimana Facebook (selanjutnya disebut FB), dapat mendukung produktivitas kerja dan karir kita.

Si bos kita satu ini, (terkadang) cukup sinis yang terkait dengan media sosial seperti instant messeger yang digunakan untuk chatting, lalu social networking seperti Friendster dan FB, forum diskusi, dan terkadang juga ketika kita mengakses situs-situs yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, dan hingga di suatu meeting internal, beliau mengingatkan untuk fokus pada pekerjaan, serta mengurangi hal tersebut, dan kemudian bermunculan ocehan, omongan, serta komentar dari rekan-rekan karyawan, dari yang sinis, sedikit kompromistis, hingga menganggap suatu lelucon saja.

Saya juga punya pemikiran sendiri mengenai isu tersebut, yaitu bersosialisasi di dunia maya saya pikir perlu dengan memanfaatkan fasilitas koneksi internet, lagipula saya pribadi punya keterbatasan untuk fokus terus-menerus dalam suatu periode waktu (7-8 jam kerja), dan perlu berelaksasi sejenak, entah itu chatting sebentar, untuk menyapa kawan-kawan, atau posting something, entah berkomentar di wall FB beberapa teman, entah berkomentar foto di FB (lihat postingan saya mengenai aktivitas berkomentar soal foto-foto di FB), entah cuma melihat sejenak foto-foto “lucu” di album foto teman-teman, ataupun berkomentar soal “update status message” mereka, yang intinya penyegaran sesaat, lagipula jika pikiran santai, maka terkadang kita juga akan lebih baik dalam bekerja, dan produktivitas pun meningkat!! Lagipula akses di kantor memang full access, tanpa batasan, dengan kecepatan yang lumayan cepat juga, dan kebetulan kantor saya termasuk perusahaan di industri TI, yang notabene harus terkait dengan dunia maya, yaaa (terkadang) untuk unduh-unduhan lagu, video, ataupun update aplikasi terbaru biasa juga dilakukan oleh rekan-rekan saya.

Tiba-tiba si bos saya ini pun bertanya seperti ini :

“cha, punya account fesbuk ga??”

yaa.. saya cukup kaget mendengar pertanyaan tiba-tiba seperti itu, padahal topik obrolan sebelumnya mengenai progress project maupun mengenai soal makanan (maklum saat itu sudah jam makan siang dan saya masih berada di jalanan tol ibukota bersama si bos ini, intinya yaaa laper bos!!).

“ada pak.. saya punya.. kenapa yaa pak??” jawab saya.

“oohhhhh… cuman nanya aja cha.. bagus itu fesbuk yaa” balas si bos.

weekksss… kenape ni bos, pikir saya, kesamber gledek apa yaa?? n_n

padahal isu penggunaan media sosial seperti yang saya jelaskan diatas, tergolong cukup “rawan”!!

“tau nda.. projek yang kita ikutin itu, saya dapat dari fesbuk cha..”

“dari fesbuk?? maksud bapak bagaimana yaa??”

dan kemudian beliau langsung melihat saya dengan tersenyum.

“awalnya saya disuruh bikin fesbuk ama teman-teman saya, banyak email-email yang ngundang gitu..”

“oww.. di invite yaa pak, memang fesbuk dan kebanyakan social networking lain kayak frenster juga proses invite dan joinnya via email.. tapi bisa juga register dulu, lalu kita bisa add yang istilahnya terkoneksi  atau terhubung sebagai teman pak, jadi nanti kita bisa ketemu teman-teman yang lain, dan semua bisa saling terhubung dalam fesbuk itu” jawab saya kilat.

“waaa.. percha tau banyak yaa?? tau juga soal social networking juga yaa?? saya sering baca di majalah dan internet, apa itu yaa?? networking gitu cha??  sering fesbukan cha ??”

wekksss.. mati gue!!  Ini pertanyaan “rawan bin jebakan” pikir saya.

“yaa.. kadang-kadang pak, kalau lagi ada waktu senggang, saya akses situs fesbuk, yaa silaturahim dengan teman-teman pak” jawab saya diplomatis, “..Social networking memang hampir sama dengan aktivitas networking gitu, seperti dunia kerja dan bisnis pak, saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain yang saling menguntungkan.. dan konsepnya diterapkan di internet pak..” jawab saya kemudian.

“nah itu dia cha.. saya tadinya males bikin beginian, saya pikir buang-buang waktu.. kayak mainan abg aja, ternyata ada manfaatnya juga..” balas si bos.

“tergantung manfaatnya bagaimana pak.., lalu apa hubungannya dengan projek kita pak”  jawaban diplomatis lagi dari saya.

“saya juga punya fesbuk cha” waa si bos punya fesbuk, cukup mengejutkan pikir saya.

“saya nulis-nulis di fesbuk teman-teman lama saya, bales tulisan mereka di fesbuk saya,  say hello gitu cha.. lama-lama kita telpon-telponan, lalu meeting dan ada prospek untuk kerjaan baru untuk kita.. dan salah satunya projek ini cha.. gitu cha..” jawab si bos.

“ooowww.. gitu pak.. bagus dong pak” respon saya atas omongan si bos ini.

“fesbuk juga punya sisi positif jugaa yaa.. makanya obama bisa menang pake fesbuk ini salah satunya yaa..”

“oowww.. iya pak, fesbuk memang tujuannya seperti yang saya bilang tadi, untuk social networking pak”

Seperti yang telah dijelaskan diatas, FB memang bertujuan untuk saling berinteraksi sosial dalam ranah dunia maya. Dan dari hasil pembicaraan dengan si bos, FB memang merupakan salah satu alat untuk netwoking kita dalam bekerja dan berbisnis, dan bukti nyatanya dari pengalaman bos saya.

Lalu si bos di penghujung perjalanan menuju tempat klien, berkata : “yaudah cha.. nanti saya jadi teman juga di fesbuk yaa.. di add kan??”

“oww… iya pak, nanti kalo saya ada waktu untuk akses fesbuk” jawab saya menutup topik obrolan soal FB ini.

Hhhmmm… sampai saat ini, saya belum “add” si bos untuk jadi teman di FB saya. Dan beberapa rekan kerja di kantor saya beritahukan mengenai  keberadaan akun FB si bos  juga cukup terkejut akan hal tersebut, dan merasa entah kenapa “emoh” menjadi teman si bos di FB.

Dan saat ini sedang berpikir apa untung ruginya jadi teman beliau di FB, bisa-bisa dia tahu “privasi” dalam keseharian saya ber-FB ria, meskipun ada aturan kontrol privasi dari FB, dan teman-teman kantor mungkin berpikiran sama dengan saya juga yaa..  hehehe…  n_n

Facebook Photo Comment : so addictive!!

Di tulisan saya mengenai Facebook dan foto telah dibahas mengenai fungsional dan fitur-fitur yang berhubungan dengan foto di Facebook tersebut. Dan fitur satu ini merupakan salah satu favorit saya, serta sekaligus sebuah pelampiasan yang saya sebut efek narsisme dijital.

Setelah larut dalam dunia FB dan berkutat dengan aktivitas add, invite serta approve friends/groups, menganduh foto-foto narsis, dan akhirnya terjebak dengan aktivitas photo comment… fitur yang mengadiksi ketika ber-FB ria!!

Ancur!! enggak sopan!! dasar!! ihhh!!

Hahaha.. saya tertawa puas ketika membaca komentar-komentar di album foto online di akun Facebook (FB) saya. Tanpa merasa bersalah dan tanpa memandang tatakrama, teman-teman saya menganduh foto-foto “lucu”, aneh, dan gaib. Dan dalam sekejab komentar-komentar yang “mencerahkan” dan sedikit nakal pun meluncur dari postingan mereka semua. Dari kata-kata sopan yang mendayu-dayu, hingga cercaan berbau kebun binatang pun meluncur.. bahkan kalimat yang membutuhkan intelejensia lebih, yang secara implisit memiliki arti dan tafsir yang berbeda pula.

Saya beranggapan orang sudah bosan dengan pose foto yang “itu-itu” saja, maka ide kreatif dan semangat inovasi pun muncul dari sudut pengambilan, lokasi foto, subjek foto, hingga foto-foto yang sebenarnya biasa saja, menjadi unik, karena caption/judul fotonya disertai komentar-komentar yang “unik” juga.

Fitur FB satu ini, yaitu album foto, serta (hampir) semua situs jejaring sosial (social networking) memiliki fitur yang ide awalnya sederhana ini, yaitu sebagai album foto online, yang terintegrasi dengan jejaring sosial kita, tetapi album foto ini memiliki efek yang luar biasa. Sesuai dengan tujuan dari jejaring sosial tersebut, yaitu berhubungan dan berinteraksi dengan orang lainnya, dan salah satunya melalui bentuk media yang disebut album foto tersebut.

Ketika masih berjejaring sosial dengan Friendster (FS), kita selaku pengguna FS, sering memanfaatkan fitur foto juga, yang merupakan fitur unggulan yang digemari para penggunanya, dan berujung pada virus narsisme dijital. (baca postingan saya juga mengenai efek narsisme dijital di Friendster, yang saya sebut virus fotogenik friendster di pembahasan mengenai jejaring sosial di Friendster).

So… saya sendiri sudah terkena dengan virus narsisme dijital tersebut, padahal dulu paling emoh ikutan “sesi foto”… eh sekarang jadi kecanduan foto-foto, menganduh, dan berkomentar tentang foto-foto tersebut.

Friendster : Sebuah situs jejaring sosial

Ngaku deh… pasti punya akun friendster, sebuah situs jejaring sosial yang anda daftar, ikuti, serta “mainkan”, dan akhirnya (mungkin) “ketagihan”, pasti friendster kan?? Hehe… siapa yang tidak tahu soal friendster ini.. dan (mungkin) setiap kita bersosialisasi (terkait dengan internet/online (ada yang bisa memberitahukan saya padanan kata online-offline??), terkadang juga offline) pasti ada semacam pertanyaan seperti ini :

·Eh lo punya fs (friendster) ga?? Add gw dong!!

·Ntar kirim testi ke gw ya!! (sekarang lebih dikenal dengan comment)

·Jawab/bales testi gw dunk!!

·Profile fs lo keren juga!!

·Poto fs lo bagus jg tuh!!

·Dst.

Konsep situs jejaring sosial tsb., memang luar biasa dimana setiap orang dapat membuat halaman situs pribadinya sendiri (anda sadar tidak, halaman profile friendster dan semua anakannya itu, tergolong situs pribadi sederhana loh, padahal ketika “jaman bahula” dulu, susah payah cuma membuat situs seperi itu, sampai memburu dan hingga menumpang di hostingan gratis di internet, untuk membuat sebuah situs pribadi seperti friendster!!), dengan menampilkan profil beserta informasinya, dari nama (entah nama lengkap, panggilan, asli, palsu, nama beken, bahkan nama yang (sok) keren, dsb.). itu baru dari nama!! Lalu ada informasi seperti biodata, dari info soal asal sekolah, kuliah, tempat kerja, musik favorit, makanan favorit, deskripsi pribadi, orang yang mau ditemui, hingga soal status!!

Lalu ditambah pula dengan fasilitas album foto/gambar online, dimana kita dapat memposting dan memamerkan foto-foto kita ke teman kita, sekaligus tempat penyimpanan foto online, meskipun saat itu, ketika saya membuat akun di friendster pertamakali, masih dibatasi sekitar 20-30an foto. Disinilah “permasalahannya”, ada sebuah virus baru yang muncul, yaitu saya sebut sebagai “virus foto narsis friendster” dengan varian lain “virus fotogenik friendster”, yang disaat bersamaan pula, tren ponsel berkamera (telepon seluler; untuk yang kurang tahu, soalnya ada beberapa teman yang bertanya (berkali-kali), dan hanya familiar dengan istilah “hape”) saat itu sedang hot-hotnya!! Seperti kata pepatah, “setali 3 uang”, yaa… virus “itu” pun didukung tren ponsel berkamera, maka penyebaran virus pun cepat menjangkiti ke setiap orang (khususnya abg/remaja yang memilikiakun di friendster). Dan lucunya, posisi foto “itu-itu aja”, contohnya dari sudut pengambilannya dari posisi depan atau atas atau samping dengan sudut yang “tepat”, serta dengan “pencahayaan” yang “tepat” pula yang didukung kecanggihan kamera dijital, maka si empunya yang di foto terlihat fotogenik!! Atau bersusah payah bergaya “friendster photo minded” lainnya (saya sendiri bingung menjelaskannya, namun coba anda perhatikan foto-foto teman anda, maka anda pasti mengerti maksud saya).

Tidak hanya menampilkan biodata dan foto saja, lalu selanjutnya kita dapat membuat semacam daftar teman, dengan meminta teman kita untuk mendaftar ke situs friendster tsb. (istilahnya “invite”) atau menjadikan/mengajukan dirinya sebagai teman (istilahnya “meng-add”), dengan cara membuat semacam “invitation” melalui email serta melalui proses konfirmasi atau persetujuan. Namun ada cara pula juga untuk “menambah teman”, seperti mencari teman (saya sebut istilahnya “friend hunting”, dan kalau di-indonesiakan menjadi : “memburu teman”) di daftar teman kita, dan akhirnya kita melakukan proses “add” yang dijelaskan tadi. Aktivitas “friend hunting” tsb., untuk mencari teman yang kita kenal dari lingkungan pergaulan kita, seperti teman SD, SMP, SMA, kuliah, teman organisasi, kepanitian, kantor, kerja, magang, ataupun mencari teman baru, seperti mencari temannya teman, temannya teman teman teman!!

Setelah kita “mempunyai teman” di dunia per-friendsteran tsb., friendster juga dilengkapi dengan fitur “berkomunikasi serta bersosialisasi”, dan yang paling legendaris yaitu testimonial!! Ide awalnya (mungkin), teman kita tsb. dapat memberikan semacam kesaksian (saya ambil dari arti kata testimony) dari si empunya yang memiliki akun friendster tsb. entah dari aktivitas keseharian, sifat, kesenangan, event tertentu yang dilakukan bersama, dsb. Sehingga memberikan gambaran si empunya tsb., namun sebagian orang salah menafsirkan kata “testimonial”., dan lebih condong ke arah komentar, terbukti kata testimonial diganti menjadi “comment”!!

Maka, friendster pun benar-benar menjadi sebuah situs jejaring sosial, dimana dari “comment” tsb., kita dapat saling bersosialisasi, saling mengirim comment tsb., meskipun ada fitur “message” atau “group”, tetap comment juaranya!! Dan saat ini pula, comment tsb. tidak hanya berisi/diisi dengan teks saja, namun bisa dengan foto, animasi, bahkan video!! Begitupula dengan profil friendster tsb. tidak hanya profil standar friendster, namun bisa pula dikostumisasi sesuka kita, profil berupa kombinasi warna dan foto/gambar, serta dapat ditambahkan pula dengan aplikasi tambahan yang hanya “copy-paste” kode HTML/CSS, mulai dari live-chat, video, pemutar musik, galeri foto yang “ciamik” dengan animasi yang unik, lucu, dan warna-warni.

Dan sesuai survai mendadak dengan sampel yang dapat mewakili populasi pengguna friendster, dengan tingkat keyakinan 90%, serta menggunakan metodologi wawancara dengan jawaban yang valid, serta dengan cara yang disebut “pengalaman pribadi”, maka disimpulkan bahwa aktivitas “friend hunting” tsb.. menjadi aktivitas yang paling sering dilakukan pengguna friendster. Mereka mengatakan beberapa alasan/motifnya, yaitu sbb :

·Gw mo cari temen SD yang dulu-dulu…

·Gw mo dapet kenalan/teman baru..

·Gw mau cari pacar baru..

·Gw mo cari mantan pacar waktu sma dulu..

·Gw siy cuma have fun aja..

·Gw mo add temen kepanitiaan baksos kemarin..

·Gw mo cari temen yang suka musik jazz..

·Gw disuruh add..

·Gw baru bikin account fs niy.. mo nambah temen aja..

·Dst.

Melihat dan membaca uraian diatas, friendster memang Sebuah situs jejaring sosial!! Dan saya akui, friendster menjadi semacam “maha-virus” yang lebih “berbahaya” dari h5n1 (flu burung) yang tersohor itu. Sesuai data yang saya dapat dari time.com (coba cari di time.com atau googling saja dengan kata kunci data friendster social networking), bahwa virus tsb. telah menjangkiti lebih dari 58 juta orang dan dari total pengguna friendster sedunia tsb., Indonesia merupakan salah satu korban virus terbesar tsb., berdasarkan alexa (situs “web tracker” untuk lalulintas data internet). Jadi ayo friendstering!!