Di posting saya sebelumnya mengenai euforia ketika masuk dalam suatu tahapan kehidupan, yaitu diterima kerja disuatu perusahaan baru, dengan segala tetek bengeknya dari masa perkenalan hingga mencapai tingkat kejenuhan & kelelahan, lalu diserbu dengan berbagai halangan & kesulitan, terkadang menjadi demotivasi, serta mengalami pula euforia yang tenggelam dengan keasyikan kerja hingga larut malam & bercanda gurau dengan kolega, bahkan terkadang bekerja melebihi apa yang diminta untuk memberi nilai tambah.
Saya sangat bersyukur telah mencapai titik sekarang ini, bekerja dengan apa yang saya mau, bekerja dengan lingkungan yang mendukung, bekerja dengan kolega yang asyik, bekerja dengan bayaran yang untuk saya nilai sendiri itu cukup memenuhi kebutuhan harian & masih bisa sedikit inves-menabung, intinya saya bersyukur, yaa sesekali kadang hedon, namun itu wajar sebagai anak manusia untuk sedikit “menikmati hidup”.
Lalu setelah itu muncul pikiran & pertanyaan ketika saya dalam perjalanan pulang dari kantor ke rumah, yang saya sebut “jalan perenungan”, yaitu suatu kondisi ketika saya sudah lelah terutama baik secara fisik maupun lelah secara emosional setelah berjam-jam bekerja.
Saya merenungkan apa saja yang telah & akan saya lakukan, bagaimana kabar rekan, teman, & keluarga, apa yang saya lakukan itu benar, tepat, bagaimana kedepannya, pelajaran apa yang telah dipetik, & bagaimana kedepannya.
Ribuan pertanyaan terlontar, ada yang terjawab sendiri & adapula yang butuh jawaban, serta membutuhkan waktu untuk mencari jawaban yang menurut pendapat saya tepat, namun karena lama, sehingga lupa! Saya merasa butuh berhenti sejenak diantara kesibukan ini, meski waktu tak mungkin berhenti, dan dengan sejenak berhenti yang saya analogikan sebagai rest area disepanjang jalantol jagorawi, maka kita perlu menepi untuk beristirahat, agar tidak kelelahan dijalan hingga dapat menyebabkan kecelakaan, namun ketika istirahat dirasa cukup, maka kita kembali ngebut di jalantol dengan aman hingga mencapai tujuan.
Posted with WordPress for BlackBerry.
2 thoughts on “Welcome The Rest Area”