Sekitar 4 tahunan terakhir dan khususnya semenjak era awal pandemi, salah satu hobi baru yang digeluti (lagi) dan menjadi hobi yang menghibur yaitu hobi main game, yang juga didorong ketika dunia kala itu “sedang tidak baik-baik saja” dan saya berusaha tetap “waras”, ya salah satunya dengan nge-game ini.
Ketika pandemi intensitas bermain game menjadi melonjak naik, dan mayoritas game berbasis mobile menjadi game favorit saya, mulai dari MLBB, Clash Royale, PUBG, League of Legends, sampai game FM Mobile pun dimainkan, namun kerinduan bermain PC game pun sempat muncul, dan akhirnya ditandai dengan instal Steam client, meski saya sadar bahwa bermain PC game membutuhkan effort lebih, yaitu soal durasi dan fokus yang lebih, selain itu juga dibutuhkan perangkat gaming yang lebih “serius” dan game PC mayoritas berbayar, at least butuh effort download dan koneksi yang lebih stabil bin kencang pula.
Epic Comeback
Di blog utama saya pernah beberapa kali membahas soal game, bahkan masuk ke tahap apa yang disebut “review game”, dan akhirnya lahirnya salah satu artikel blog perdana soal game yaitu game Clash Royale yang bisa disimak di tautan ini. Artikel game memang tidak sebanyak jenis artikel lainnya, namun review game Clash Royale itu menjadi semacam tonggak monumental bagi saya, karena seperti aksi epic comeback di dunia game, setelah sekian tahun tidak bermain game dengan intens dan serius, maka ketika artikel tersebut di posting di blog, maka bisa menjadi salah satu kembalinya momentum bermain game kembali.
Di tahun 2016an ketika itu bermain game mobile pun menjadi hobi baru, dan salah satu hobi itu pun mencuat kembali di era pandemi tahun 2020an yang lalu, ya seperti yang saya sampaikan diatas, yaitu sebagai media hiburan dan tetap membuat diri saya “waras” atas apa yang terjadi di era pandemi ketika itu.
Google Play Store
Yang menjadi pendorong besar tentunya semakin beragam dan canggihnya game-game mobile saat itu, dimana semua disokong dengan semakin baiknya layanan Google Play Store. Salah satu momen yang saya ingat, yaitu saya takjub atas kualitas grafis game action FPS seperti PUBG Mobile, COD Mobile, lalu munculnya game MOBA LoL Wild Rift legendaris sebagai penantang serius MLBB. Lalu kalau merujuk ke kualitas grafis dan gameplay maka sempat bermain game Honkai Impact dengan grafis oke, dan kemudian dirilisnya sebuah game kece, dan menjadi kejutan indah bagi mobile gamer seperti saya, puncaknya ketika dirilisnya Genshin Impact di platform mobile, menjadi tingkatan tertinggi soal indahnya grafis dan gameplay yang unik!
Steam
Sekitar setahunan terakhir ini, saya pun epic comeback ke platform PC game, khususnya ngulik di platform Steam. Selain Steam, saya pun ngulik di platform Epic Store dan terakhir di Xbox Game Pass, dimana menurut saya setiap platform punya market dan behaviour player-nya sendiri-sendiri, namun diakui saya pasti kembali ke Steam menjadi tempat favorit untuk bermain PC game (dan dari dulu!) hingga saat ini.
Di Steam koleksi library game saya paling banyak dan sebagian saya membeli mencicil ketika hanya musim diskonan saja, semacam spring sale, summer sale, atau periode promo lainnya, jadi bisa dibilang investasi pembelian game tersebut sebagian besar di Steam ini, karena mayoritas di plaftform lain minim biaya bahkan didapat dengan gratis!
Gaming Career
Entah ada pemahaman atau pikiran apa. beberapa tahun terpikir apa yang disebut karier nge-game ini, yaitu dimana perjalanan saya bermain game yang sersan (baca= serius tapi santai), namun bukan sebagai pro player, tapi bermain game hanya untuk kesenangan dan kepuasan pribadi saja.
Dulu bermain game jika dirunut kebelakang hanya untuk “bermain saja”, tapi terkadang akhir-akhir ini menjadi achievement seeker dan berusaha naik kelas, bahkan aktivitas push rank menjadi pemicu untuk terus bermain game, meski tidak semua game ada skena kompetitifnya, tapi pesannya bermain game layaknya berkarier di dunia kerja, berusaha bermain sebaik mungkin dengan tetap mengusahakan fokus utamanya yaitu kesenangan dan kepuasan pribadi, syukur-syukur dapat reward achievement, tetapi sekali lagi bukan sebagai pro player yak, lebih ke arah egois saja (baca = kesenangan dan kepuasan pribadi)!
Kembali lagi ke Steam, di Steam ini soal achievement dan social aspect menjadi salah satu kelebihan dibandingkan platform PC game lainnya, dan lucunya saya baru menyadari akhir-akhir ini. Anyway soal ini ndak melulu soal capaiannya, kadang soal kosmetik semacam badge, stiker, background, sampai seluruh hal di The Point Shop Steam kok menjadi hal yang menarik, dan sampai sejauh ini Alhamdulillah belum tergoda membeli transaksi di Point Shop, ya mungkin karena mental mayoritas mobile gamer yang cari gratisan, karena saya dapat beragam kosmetik di Steam mayoritas mendapat karena aktivitas dan rajin ikut event-event di Steam, so mendapatnya ada sedikit effort, dan hal ini juga menjadi kepuasan pribadi.
Di sisi lain bagian social ada berupa diskusi forum, feeds, review, bahasan mod, bahkan hanya share sebuah screenshots untuk saya pribadi ada kepuasan tersendiri, apalagi soal achievement dan hal leveling lainnya, membuat saya jatuh cinta dengan Steam. Meski dibilang cukup terlambat, hal ini membuat saya kembali ke Steam untuk ngulik hal itu dengan menjelajahi Steam di bagian sana-sini, tidak hanya fokus gaming-nya saja, dengan explore hal lain di Steam itu sendiri, seperti anak-anak yang dibelikan mainan baru 😀