Bulan Agustus memang bulan yang cukup spesial, tidak hanya soal perayaan 17 Agustus yang meriah, namun banyak hal yang cukup berwarna dibandingkan tahun lalu. Salah satunya anak gw pertama kalinya menang lomba dengan mendapat semacam piala dengan hadiah yang beragam & banyak, ketika ikutan perayaan 17an di komplek, soal satu ini jadi momen penting yang (mungkin) dihidupnya.
Anak merasakan pengalaman yang menurut gw berkesan, dilihat dari perilakunya dan semangatnya mengajak bapaknya berkali-kali untuk menemani ketika ikut lomba, dari sorot matanya yang berbinar-binar plus senyum mulutnya yang merekah, tertawa, lari kesana-kemari, dan yang paling terlihat dari aksi persiapan yang dia lakukan.
Persiapan dimulai dari kostum ala ala cosplay pemain bola Indonesia, sampai Ibunya juga mendukung membelikan kostum pemain bola Timnas Indonesia yang khas. Kemudian persiapan menyiapkan beragam pernak-pernik merah putih yang dipasang di sepedanya, karena adanya karnaval keliling komplek dengan sepeda hiasnya, sampai mendatangi semua teman-teman kompleknya untuk bersiap dalam karnaval tersebut. Pengalaman yang serrruuu & kece sih!
IKN
Berita-berita soal upacara bendera pertama kalinya di IKN menghiasi media, gw pun mengikuti seharian sampai hari ini, karena menurut gw ternyata hal yang tidak mungkin bisa tercapai juga. Menurut gw kita harusnya berpikir optimis dan positif, meski banyak nada-nada sumbang yang terkesan negatif, baik soal isu IKN itu sendiri, maupun soal upacara bendera beneran jadi nggak sih di IKN.
Gw pribadi mendukung soal kepindahan ibukota ke IKN, karena fokusnya soal pemerataan, agar ekonomi nggak melulu di Jawa saja, dan harusnya dirasakan rakyat dampaknya di masa depan di seluruh Indonesia, minimal at least di Kaltim. Cuma gw pribadi isunya timing soal IKN ini, apalagi sikon ekonomi, pasca Covid sebelumnya belum pulih dan sepertinya mungkin baru pulih paling cepat setahunan kedepan, dengan katanya anggaran negara juga lagi diperketat dan dalam status defisit. So mungkin seperti pepatah lama, bahwa tidak ada waktunya yang tidak tepat, kalau ditunda bakal tidak jadi, karena wacana pindah kota sudah ada dari jaman Bung Karno, cuma kalau dilakukan sekarang, ada plus-minusnya, ya kita berharap semunya menjadi lebih baik saja.