Facebook Photo Comment : so addictive!!

Di tulisan saya mengenai Facebook dan foto telah dibahas mengenai fungsional dan fitur-fitur yang berhubungan dengan foto di Facebook tersebut. Dan fitur satu ini merupakan salah satu favorit saya, serta sekaligus sebuah pelampiasan yang saya sebut efek narsisme dijital.

Setelah larut dalam dunia FB dan berkutat dengan aktivitas add, invite serta approve friends/groups, menganduh foto-foto narsis, dan akhirnya terjebak dengan aktivitas photo comment… fitur yang mengadiksi ketika ber-FB ria!!

Ancur!! enggak sopan!! dasar!! ihhh!!

Hahaha.. saya tertawa puas ketika membaca komentar-komentar di album foto online di akun Facebook (FB) saya. Tanpa merasa bersalah dan tanpa memandang tatakrama, teman-teman saya menganduh foto-foto “lucu”, aneh, dan gaib. Dan dalam sekejab komentar-komentar yang “mencerahkan” dan sedikit nakal pun meluncur dari postingan mereka semua. Dari kata-kata sopan yang mendayu-dayu, hingga cercaan berbau kebun binatang pun meluncur.. bahkan kalimat yang membutuhkan intelejensia lebih, yang secara implisit memiliki arti dan tafsir yang berbeda pula.

Saya beranggapan orang sudah bosan dengan pose foto yang “itu-itu” saja, maka ide kreatif dan semangat inovasi pun muncul dari sudut pengambilan, lokasi foto, subjek foto, hingga foto-foto yang sebenarnya biasa saja, menjadi unik, karena caption/judul fotonya disertai komentar-komentar yang “unik” juga.

Fitur FB satu ini, yaitu album foto, serta (hampir) semua situs jejaring sosial (social networking) memiliki fitur yang ide awalnya sederhana ini, yaitu sebagai album foto online, yang terintegrasi dengan jejaring sosial kita, tetapi album foto ini memiliki efek yang luar biasa. Sesuai dengan tujuan dari jejaring sosial tersebut, yaitu berhubungan dan berinteraksi dengan orang lainnya, dan salah satunya melalui bentuk media yang disebut album foto tersebut.

Ketika masih berjejaring sosial dengan Friendster (FS), kita selaku pengguna FS, sering memanfaatkan fitur foto juga, yang merupakan fitur unggulan yang digemari para penggunanya, dan berujung pada virus narsisme dijital. (baca postingan saya juga mengenai efek narsisme dijital di Friendster, yang saya sebut virus fotogenik friendster di pembahasan mengenai jejaring sosial di Friendster).

So… saya sendiri sudah terkena dengan virus narsisme dijital tersebut, padahal dulu paling emoh ikutan “sesi foto”… eh sekarang jadi kecanduan foto-foto, menganduh, dan berkomentar tentang foto-foto tersebut.

Facebook dan foto

Kembali membahas mengenai situs jejaring sosial yang sedang naik daun saat ini, yaitu Facebook (FB). Setelah di posting yang lalu membahas mengenai sejarah singkat Facebook maka di posting kali kita membahas mengenai dunia per-foto-an di Facebook ini.

Seperti situs jejaring sosial lainnya, facebook memiliki sebuah photo profile yaitu sebuah representasi gambar/foto sang pengguna FB tsb. yang ditampillkan di profile pengguna tsb. maupun ketika berinteraksi sosial di dunia maya, seperti  profilewalking (dimaksudkan seperti istilah blogwalking, yaitu aktivitas blogger yang  mengunjungi atau jalan-jalan ke blog lain) atau memposting sesuatu, entah komentar di the wall, komentar di status seseorang, komentar di forum/group, dan aktivitas sosial sejenisnya. Dari photo profile tsb., maka menambah dosis virus narsisme para pengguna FB, dan merupakan suatu cara pelampiasan sifat dasar manusia yang ingin pamer tsb.

Di FB, kita harus membuat album foto terlebih dahulu, kemudian menambahkan foto-foto di album tsb. Lalu di FB ini, hanya perlu 1 orang yang menganduh (benar tidak padanan bahasa Indonesia untuk “Upload”??), kemudian di-tag oleh si empunya, maupun orang/teman lainna, so dari sisi proses penganduhan tsb., cukup 1 orang dan semuanya menjadi praktis, serta yang jelas, hemat tempat dan bandwitch juga bagi FB.

Setelah proses anduh telah selesai, maka biasanya pengguna FB seperti saya ini, kemudian men-tag teman-teman dari foto tsb., kemudian secara luar biasanya, teman-teman tanpa ada paksaan dan secara psikologis mengkomentari yang “enggak penting” dari foto-foto tsb.

Dan yang menjadi menjadi favorit saya yaitu photo tag dan photo commentnya. Efek dari 2 fitur tsb. ruar biasaaa!!! Dari kata-kata pujian, hinaan, cercaan, foto-foto yang super narsis, komentar yang tidak ada hubungannya dengan foto, curhatan hingga gosip!!

Hmm.. FB yang memang benar-benar media interaksi sosial online (online; kata teman saya, padanan kata online dalam bahasa Indonesia itu daring.. hmm.. kata yang aneh!?!), didukung teknologi internet yang terkait dengan konsep Web 2.0 yang menonjolkan sisi interaktifnya, yang secara langsung mendukung sifat manusia yang suka bersosialisasi (bergosip serta berkomentar!!).

Salah satu contoh FB dan fasilitas fotonya bis dilihat disini (klik aja).

Revolusi resolusi

Setiap di penghujung tahun seperti saat ini, bagi sebagian orang, menganggapnya sebagai momentum untuk menikmati liburan akhir tahun, bagi sebagian orang lagi, akhir tahun ini dilalui dengan bekerja (keras) karena load kerja justru sedang tinggi-tingginya (semangat untuk teman-teman yang berprofesi auditor-akuntan atau pekerjaan lainnya, chayo!), sebagian lagi juga merayakan hari raya agamanya, dan tentu saja, semua orang menyambut tahun baru Masehi serta kebetulan juga, tahun ini, bersamaan dengan tahun baru Islam.

Bagi saya pribadi, momentum pergantian tahun (Masehi) tersebut, merupakan sebagai ajang evaluasi dan perencanaan hidup kedepannya. Apa yang telah direncanakan pada tahun lalu, apa yang telah direalisasikan, apa yang sudah dilakukan, lalu bagaiman dengan kualitas dari penyelesaian dari rencana tersebut.

Hmmm.. jika merunut yang telah saya rencanakan pada tahun lalu, kadang saya berpikir bahwa rencana tersebut terkadang terlalu muluk dan bahkan seperti “bagai menggapai awan di siang bolong”. Namun, bagi sebagian dari pikiran saya berkata, “..mimpi dan cita-cita itu harus tinggi dan sesuatu yang besar, kalau cuma rencana kecil dan biasa saja, maka kita akan hidup dengan sesuatu yang hasilnya kecil dan biasa saja juga…”.

Dari pemikiran tersebut, muncul juga pikiran seperti ini : “..untuk mencapai kesuksesan, harus dimulai dengan rencana yang kecil dan perlahan-lahan serta realistis, dengan begitu kita dapat belajar dari setiap kegagalan dan kesuksesan yang dirasakan..”.

Dari hasil pergumulan pikiran itu, rencana tersebut menurut saya memang dibuat realistis dan ada pula yang dibuat semacam rencana “visioner” yang jauh kedepan, serta ada pula rencana pendek hingga rencana jangka panjang. Bila kita aplikasikan kedalam evaluasi dan perencanaan tersebut di akhir tahun seperti ini (atau tahun-tahun berikutnya), maka kita secara pribadi memiliki suatu tujuan yang jelas dan terarah, seperti sebuah milestone dalam hidup kita.  Rencana tersebut bagi kebanyakan orang disebut RESOLUSI.

Menurut pendapat saya, kebiasaan membuat resolusi tersebut sangat baik bagi diri kita dalam menjalani kehidupan ini yang kompleks dan pendek ini (cuma sampai umur Rasulullah SAW kan?? 63 tahun!), yang menurut saya, terkadang terlalu banyak yang harus dipilih serta dijalani. Life is matter of choice isn`t??

Jadi, resolusi tersebut semacam to do list, semacam manual book, atau semacam panduan bagi kita dalam menjalani kehidupam kita kedepannya. Tetapi, kita terkadang terbuai dengan situasi  yang “menjalani saja hidup ini saja”, bahkan ketika kita sudah “menuliskan” resolusi tersebut, dan terkadang (mungkin justru seringkali) resolusi cuma resolusi saja, serta tidak dilaksanakan atau dieksekusi.

Hal tersebut membutuhkan suatu tekad yang  kuat dan perlu dukungan orang-orang disekitar kita. Saya punya cara atau metode khusus yaitu dengan cara  “menitipkan” semacam reminder ke orang-orang disekitar saya. Saya kadang mengobrol dengan orang-orang tersebut, menceritakan apa saja yang telah dan akan saya lakukan, dan meminta pendapat mereka, lalu minta tolong diingatkan untuk beberapa hal, termasuk soal resolusi itu. Terkadang dari hasil diskusi tersebut, Alhamdulillah saya mendapatkan umpan balik yang lebih baik, berupa saran, kritik, hingga cercaan (seperti perkataan seorang teman : “… ngimpi aja lo bisa kayak gitu..”).

Tetapi, semua umpan balik tersebut, saya terima dengan positif (yaaa, terkadang dengan penerimaan yang negatif juga, seperti perkataan saya ke seorang teman juga : “..buseeett.. brisik aja lo, lo juga enggak bisa, mendingan gue deh, masih bisa punya impian, daripada lo, ngimpi aja enggak bisa..”), dan dari hasil diskusi tersebut terkadang bisa menginspirasi orang-orang tersebut, dan pada akhirnya reminder tersebut dapat terjalin, seperti perkataan seseorang : “.. ide kamu bagus juga yaa, yaudah kita saling ingetin yaa..”, atau seperti ini : “.. gue juga mau ngelakuin sih, cuman males aja nih kayaknya, yaudah, kita sama-sama aja gimana??…” so, my resolution reminder program its cool huh??

Esensinya, resolusi merupakan suatu cara agar kehidupan kita selaku manusia dapat menjadi (Insya Allah) lebih baik, bermakna, serta bermakna. Dan bila perlu membuat suatu resolusi yang revolusioner bagi diri kita sendiri, maupun lingkungan sekitar kita.

2009….. i`m coming!!!

Facebook : Pendatang baru dalam dunia “situs jejaring sosial”

Setelah membahas mengenai situs jejaring sosial Friendster di posting sebelumnya, sekarang saatnya sang “bayi ajaib”, yaitu Facebook. Facebook (selanjutnya Facebook disingkat menjadi FB; FB populer disebut oleh pengguna Facebook, sama seperti Friendster dengan FS) dibangun oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Universitas Harvard yang mengambil kuliah bidang ilmu komputer dan psikologi. Dari kuliah yang diambil MZ, kita dapat mengetahui, bahwa MZ (saya bisa memanggil jenius Mark tsb. dengan MZ) secara praktikal, menggabungkan ilmu komputernya dengan ilmu psikologi.

MZ membuat/membangun situs jejaring sosial tidak hanya berkutat dengan mengulik teknologi web yang canggih (teknologi Web 2.0 Ready, Java, AJAX, Facebook Apps Framework dsb.), namun juga memperhatikan “sisi manusianya”, sisi psikologisnya juga, atau kalau di teori kuliah komputer dulu tuh, sisi brainwarenya… mantab!!

MZ membangun FB tsb., berawal dari hobi dia mengembangkan aplikasi berbasis teknologi web dan jejaring sosial. Sebelumnya, MZ telah membuat proyek seperti Coursematch (bertujuan agar mahasiswa Harvard mengetahui tentang hal terkait kegiatan akademiknya) dan Facemash (bertujuan agar pemuda-pemudi bisa mengukur nilai dari “tingkat ketertarikan” antar mereka, yang ujung-ujungnya soal “dating”).

Lalu datang ide tentang jejaring sosial FB ini, dimana terdapat situs jejaring sosial yang dibuat berdasarkan suatu kelompok/lingkungan/komunitas tertentu, dan akhirnya MZ memutuskan membuatnya berdasarkan dari lingkungan kampusnya Harvard. Kata “Facebook” sendiri berasal dari “dokumen” yang digunakan oleh maba-maba Harvard (baca: mahasiswa baru) untuk tugas “ospek” ketika baru menginjak pertamakali di universitas tsb. FB digunakan untuk membuat profil mereka, serta mereka harus membuat/mengumpulkan profil orang lain, dan kemudian “dokumen” tersebut harus selalu dimutakhirkan (english: update), ketika bertemu dengan maba lainya, ataupun senior mereka, hehe.. tiba-tiba saya teringat jaman bahula ketika masih “muda imu-imut” dulu.. haha.. n_n. Bagaimana kita dahulu “dipaksa” mengerjakan hal tsb. yang kita anggap “ega penting gituloh”, dan ternyata dibalik semua “kerjaan ega penting” itu, ada maknanya, yaitu proses mengenal maba lain, senior, kehidupan kampus, dan masyarakat (baca: interaksi sosial), serta memaksa kita untuk disiplin juga.

Sebenarnya FB tidak jauh berbeda dengan FS, namun FB membentuk/membuat jejaring sosialnya berdasarkan batasan suatu kelompok/lingkungan/komunitas tsb., sehingga mengambil konsep pengembangan komunitas dalam pengembangan FB tsb. Dan fitur FB yang membuat perbedaan cukup signifikan menurut saya, yang membedakan dengan situs jejaring sosial lainnya, yaitu adanya aplikasi khusus yang dapat dikembangkan pihak ketiga diluar pengembang inti FB. Aplikasi tsb. dapat disisipkan kedalam FB tsb., sehingga pengguna FB “menikmati hasil kreativitas” tsb., berupa permainan “lucu” seperti balapan mobil, saling memberikan kue/makanan, bermain liga sepakbola virtual, memberikan hadiah/ecard ke teman, atau saling bertarung antar mahluk gaib (vampire, werewolf, slayer), dan ribuan permainan lainnya.

Dari ide tsb. MZ pun mengembangkan FB dengan dibantu oleh rekan-rekannya, Eduardo Saverin, selaku penyandang dana, serta Dustin Moskovitz dan Chris Hughes, selaku pengembang teknologi dan promosinya, dan akhirnya meluncurkan FB pada Februari 2004.

Dan dalam tempo tidak lama, FB tidak hanya berkutat di Harvard saja, namun berkembang ke universitas lain pada Maret 2004, seperti Yale, Columbia, Stanford, dsb. Lalu pada September 2005, MZ meluncurkan FB untuk lingkungan sekolah, komunitas, kelompok, perusahaan, dan pada September 2006, telah dibuka untuk umum, hingga merambah dunia dan mulai dikenal di Indonesia!!!

Disarikan dari :

http://www.guardian.co.uk/technology/2007/jul/25/media.newmedia

Utopia Indonesia!!

Tgl 20 Mei setiap tahunnya kita peringati sebagai hari kebangkitan nasional sekaligus berdirinya organisasai pergerakan kemerdekaan Indonesia Budi Utomo. Dan kebetulan tahun ini tepat 100 tahun, dan seantero Indonesia gegap gempita menyambutnya, gegap gempita yang saya maksud yaitu setiap hari saya melihat iklan, pariwara, serta semacamnya yang berbau tentang kebangkitan nasional tsb. Semuanya berusaha menggugah rasa nasionalisme kita, rasa kebangsaan kita, serta rasa cinta tanah air kita, diselingi oleh yang saya sebut “iklan politis”. Iklan politis yang dimaksud soal “tokoh nasional” yang menjadi bintang iklan dadakan, dengan “kata-kata mutiara” dibumbui gambaran visual tentang kekayaan serta potensi yang kita miliki sebagai bangsa dan negara, seperti visualisasi pedesaan, hamparan gunung, pantai, tanah pertanian yang “ijo royo-royo”, seperti sebuah negeri impian yang disebut utopia.

Melihat iklan tsb. kadang membuat saya termenung sejenak… kok bisa ya, negeri yang digambarkan begitu indah dan luar biasanya seperti “itu” faktanya carut marut?? Dimana letak kesalahannya ya?? Hehe.. saya cuma rakyat jelata dan orang awam, dengan segala keterbatasanya, tidak bisa berbuat lebih banyak. Cuma bisa “ngrundel wae” dan terkadang jengkel saja, apa yang dilakukan “orang-orang pinter” yang duduk di kursi kekuasaan ya?? Lalu yang membuat saya “nyengir”.. apa semuanya bertepatan dengan suhu politik menjelang Pemilu 2009, disaat bersamaan pula pas 100 tahun kebangkitan nasional?? Tiba-tiba sang tokoh nasional tsb. punya orderan menjadi bintang iklan dadakan, serta menjadi suatu pola kampanya terselubungkah?? Hmm, apapun dibalik semua itu, kita perlu mengapresiasi hal tsb. meskipun ada agenda dibalik iklan-iklan tsb. Minimal kita berterimakasih atas jerih payah mereka mengingatkan adanya “kebangkitan nasional” tsb.

Dengan segala carut marutnya itu, sebaiknya kita tidak perlu lagi beradu argumentasi, saling menyalahkan, saling menghukum, adu otot!! Bisa tidak, setiap komponen bangsa duduk, berdiskusi, serta bermufakat untuk bersama serta bersatu menangani permasalahan yang besar ini?? Mana nilai tradisional kita yang diagungkan ketika duduk di bangku sekolah (pelajaran PMP/PPKn), seperti nilai gotong royong, tenggang rasa, tepo seliro dan musyawarah untuk mufakat?? Bisakah para pemimpin kita seperti para pendukung/penonton Indonesia di piala Thomas-Uber, yang tanpa memandang suku, agama, ras, golongan, status, jabatan bersatu hingga titik penghabisan mendukung timnas blulutangkis??? Atau seperti pendukung sepakbola Indonesia ketika Piala Asia tahun lalu?? Terbukti rakyat mencintai sekali timnasnya, lalu bagaimana dengan para pemimpin kita??

Jadi bisakah Indonesia menjadi utopia seperti iklan politis yang saya gambarkan tadi??

Mari bersama-sama kita membangun Indonesia yang lebih baik lagi, tanpa ada diskriminasi SARA dan kepentingan sesaat semata!! Ayo bangkit Indonesia

Pemutakhiran data:

Ada beberapa teman yang menanyakan arti kata “utopia”. Jadi Utopia berarti suatu bentuk masyarakat yang ideal, dalam arti lain sempurna berkehidupan masyarakat dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, agama/religi, teknologi, dan hukum/legal, intinya masyarakat/negara yang sempurna. Kata utopia dipopulerkan oleh Sir Thomas More dalam bukunya “Island”.

Jadi terkait konteks posting blog ini, diharapkan kita dapat mewujudkan Indonesia yang sempurna “itu”, minimal kita bermimpi serta berkonsep tentang Indonesia yang utopia tsb. Dan konsep utopia tsb. dikaitkan dengan kebangkitan nasional, yang tepat 100 tahun pada tahun ini 2008.

Friendster : Sebuah situs jejaring sosial

Ngaku deh… pasti punya akun friendster, sebuah situs jejaring sosial yang anda daftar, ikuti, serta “mainkan”, dan akhirnya (mungkin) “ketagihan”, pasti friendster kan?? Hehe… siapa yang tidak tahu soal friendster ini.. dan (mungkin) setiap kita bersosialisasi (terkait dengan internet/online (ada yang bisa memberitahukan saya padanan kata online-offline??), terkadang juga offline) pasti ada semacam pertanyaan seperti ini :

·Eh lo punya fs (friendster) ga?? Add gw dong!!

·Ntar kirim testi ke gw ya!! (sekarang lebih dikenal dengan comment)

·Jawab/bales testi gw dunk!!

·Profile fs lo keren juga!!

·Poto fs lo bagus jg tuh!!

·Dst.

Konsep situs jejaring sosial tsb., memang luar biasa dimana setiap orang dapat membuat halaman situs pribadinya sendiri (anda sadar tidak, halaman profile friendster dan semua anakannya itu, tergolong situs pribadi sederhana loh, padahal ketika “jaman bahula” dulu, susah payah cuma membuat situs seperi itu, sampai memburu dan hingga menumpang di hostingan gratis di internet, untuk membuat sebuah situs pribadi seperti friendster!!), dengan menampilkan profil beserta informasinya, dari nama (entah nama lengkap, panggilan, asli, palsu, nama beken, bahkan nama yang (sok) keren, dsb.). itu baru dari nama!! Lalu ada informasi seperti biodata, dari info soal asal sekolah, kuliah, tempat kerja, musik favorit, makanan favorit, deskripsi pribadi, orang yang mau ditemui, hingga soal status!!

Lalu ditambah pula dengan fasilitas album foto/gambar online, dimana kita dapat memposting dan memamerkan foto-foto kita ke teman kita, sekaligus tempat penyimpanan foto online, meskipun saat itu, ketika saya membuat akun di friendster pertamakali, masih dibatasi sekitar 20-30an foto. Disinilah “permasalahannya”, ada sebuah virus baru yang muncul, yaitu saya sebut sebagai “virus foto narsis friendster” dengan varian lain “virus fotogenik friendster”, yang disaat bersamaan pula, tren ponsel berkamera (telepon seluler; untuk yang kurang tahu, soalnya ada beberapa teman yang bertanya (berkali-kali), dan hanya familiar dengan istilah “hape”) saat itu sedang hot-hotnya!! Seperti kata pepatah, “setali 3 uang”, yaa… virus “itu” pun didukung tren ponsel berkamera, maka penyebaran virus pun cepat menjangkiti ke setiap orang (khususnya abg/remaja yang memilikiakun di friendster). Dan lucunya, posisi foto “itu-itu aja”, contohnya dari sudut pengambilannya dari posisi depan atau atas atau samping dengan sudut yang “tepat”, serta dengan “pencahayaan” yang “tepat” pula yang didukung kecanggihan kamera dijital, maka si empunya yang di foto terlihat fotogenik!! Atau bersusah payah bergaya “friendster photo minded” lainnya (saya sendiri bingung menjelaskannya, namun coba anda perhatikan foto-foto teman anda, maka anda pasti mengerti maksud saya).

Tidak hanya menampilkan biodata dan foto saja, lalu selanjutnya kita dapat membuat semacam daftar teman, dengan meminta teman kita untuk mendaftar ke situs friendster tsb. (istilahnya “invite”) atau menjadikan/mengajukan dirinya sebagai teman (istilahnya “meng-add”), dengan cara membuat semacam “invitation” melalui email serta melalui proses konfirmasi atau persetujuan. Namun ada cara pula juga untuk “menambah teman”, seperti mencari teman (saya sebut istilahnya “friend hunting”, dan kalau di-indonesiakan menjadi : “memburu teman”) di daftar teman kita, dan akhirnya kita melakukan proses “add” yang dijelaskan tadi. Aktivitas “friend hunting” tsb., untuk mencari teman yang kita kenal dari lingkungan pergaulan kita, seperti teman SD, SMP, SMA, kuliah, teman organisasi, kepanitian, kantor, kerja, magang, ataupun mencari teman baru, seperti mencari temannya teman, temannya teman teman teman!!

Setelah kita “mempunyai teman” di dunia per-friendsteran tsb., friendster juga dilengkapi dengan fitur “berkomunikasi serta bersosialisasi”, dan yang paling legendaris yaitu testimonial!! Ide awalnya (mungkin), teman kita tsb. dapat memberikan semacam kesaksian (saya ambil dari arti kata testimony) dari si empunya yang memiliki akun friendster tsb. entah dari aktivitas keseharian, sifat, kesenangan, event tertentu yang dilakukan bersama, dsb. Sehingga memberikan gambaran si empunya tsb., namun sebagian orang salah menafsirkan kata “testimonial”., dan lebih condong ke arah komentar, terbukti kata testimonial diganti menjadi “comment”!!

Maka, friendster pun benar-benar menjadi sebuah situs jejaring sosial, dimana dari “comment” tsb., kita dapat saling bersosialisasi, saling mengirim comment tsb., meskipun ada fitur “message” atau “group”, tetap comment juaranya!! Dan saat ini pula, comment tsb. tidak hanya berisi/diisi dengan teks saja, namun bisa dengan foto, animasi, bahkan video!! Begitupula dengan profil friendster tsb. tidak hanya profil standar friendster, namun bisa pula dikostumisasi sesuka kita, profil berupa kombinasi warna dan foto/gambar, serta dapat ditambahkan pula dengan aplikasi tambahan yang hanya “copy-paste” kode HTML/CSS, mulai dari live-chat, video, pemutar musik, galeri foto yang “ciamik” dengan animasi yang unik, lucu, dan warna-warni.

Dan sesuai survai mendadak dengan sampel yang dapat mewakili populasi pengguna friendster, dengan tingkat keyakinan 90%, serta menggunakan metodologi wawancara dengan jawaban yang valid, serta dengan cara yang disebut “pengalaman pribadi”, maka disimpulkan bahwa aktivitas “friend hunting” tsb.. menjadi aktivitas yang paling sering dilakukan pengguna friendster. Mereka mengatakan beberapa alasan/motifnya, yaitu sbb :

·Gw mo cari temen SD yang dulu-dulu…

·Gw mo dapet kenalan/teman baru..

·Gw mau cari pacar baru..

·Gw mo cari mantan pacar waktu sma dulu..

·Gw siy cuma have fun aja..

·Gw mo add temen kepanitiaan baksos kemarin..

·Gw mo cari temen yang suka musik jazz..

·Gw disuruh add..

·Gw baru bikin account fs niy.. mo nambah temen aja..

·Dst.

Melihat dan membaca uraian diatas, friendster memang Sebuah situs jejaring sosial!! Dan saya akui, friendster menjadi semacam “maha-virus” yang lebih “berbahaya” dari h5n1 (flu burung) yang tersohor itu. Sesuai data yang saya dapat dari time.com (coba cari di time.com atau googling saja dengan kata kunci data friendster social networking), bahwa virus tsb. telah menjangkiti lebih dari 58 juta orang dan dari total pengguna friendster sedunia tsb., Indonesia merupakan salah satu korban virus terbesar tsb., berdasarkan alexa (situs “web tracker” untuk lalulintas data internet). Jadi ayo friendstering!!

Bhaltazor : Revealed!

Alhamdulillah… Akhirnya… finally… tercipta sebuah blog ini.. sebuah website.. atawa weblog ini..

Sebenarnya, sudah sejak “dahulu kala” keinginan membuat sebuah website, situs, blog.. apapun itu namanya.. cukup terpendam. Halangan paling utama dan merong-rong sejak tercetus ide dan keinginan itu adalah:

  • waktu
  • kesempatan
  • tempat dan alat

hehe.. bukannya sok sibuk atau sok “ngorang penting”, tapi memang begitu adanya, kalau dari segi waktu dan kesempatan, saya memang tidak ada waktu serta kesempatan, lalu soal tempat dan alat.. sebenarnya ada cerita sedih juga.. sempat mobo/motherboard PC tercinta “angus”.. hiks.. hiks. so, ndak bisa ngapa-ngapain… musibah.. padahal waktu itu jaman kuliah yang banjir tugas (dan pastinya ndak kepikir/ndak punya waktu untuk mbikin website itu, wong ngurus gawean kuliah).

Waktu itu mbikin website pake dreamweaver dengan photoshop (belajar desain website dulu) yang baru belajar.. otodidak juga.. lalu berkenalan dengan namanya MySQL dan PHP (nah, baru belajar web programmingnya), dan intinya selalu belajar.. belajar.. dan belajar hingga saat ini, apalagi ketika itu (dan terus terjadi sampai saat ini) teknologi baru bermunculan, jadinya baru belajar satu hal baru, eh tahunya ada hal baru lagi. So, baru bisa satu topik, sudah keluar topik baru lagi, jadinya ndak pernah bisa beneran jago T_T, selalu terlihat ketinggalan.

Tapi semua itu justru “serunya”, penuh tantangan dan hal baru. Seperti sekarang ini, belajar ngeblog pake WordPress, yang ternyata (Alhamdulillah) mudah, padahal dulu pusing berat, cuma buat form yang maunya posting, edit/update, view, delete sebuah komentar/postingan yang tersimpan di database (MySQL).

Memang benar ya.. teknologi membuat hidup kita menjadi (lebih) mudah..

Saya ucapkan terima kasih secara langsung kepada pihak yang membuat weblog ini jadi “hidup”:

  • OS developer untuk Windows XP-nya
  • Wampp/Xampp developer untuk localhost materials (MySQL, PHP, apache) sekarang tidak perlu ngulik-ngulik lagi.. sudah ada WP!!
  • The WordPress developer untuk engine weblog
  • The WordPress theme developer untuk theme yang “sedikit” saya edit
  • last but not least.. thanks 2 WorldWideWeb founder & developer.. for the Internet..

dan pastinya “thanks 2″:

  • Allah TerHormat.. Penguasa kehidupan semesta alam
  • The Fam tercinta.. Ayahbundaadikomtantepakdebudesaudara .. sanak famili
  • sahabat2 terbaik..
  • mantan2 tercinta.. (buat apa y thanks2 ke mereka??)
  • teman2 terkasih.. (banyak banget ya.. ega cukup ditulis semua.. termasuk kamu koq… ok sob.. ok fren..)
  • kenalan2 terkenal (loh?)
  • dan KAMU.. elo.. ente.. you.. yang terbaik.. yang mau “bersusahpayah” mengakses dan (akan) membaca, serta (akan) memberi respon positif ke weblog yang sederhana dan (masih) belum smepurna ini.. ditunggu responnya, komentar, tanggapan, reply-an, kritik, saran, sampai curhatannya dari semua!!!

so.. postingan ini akan menjadi “awal sebuah perjalanan panjang…”

thanks ya 4 the attention..

cHa

Sang Bhaltazor