Kuliah Online Coursera : Marketing In a Digital World

Coursera.com
Coursera.com

 

Mulai bulan September saya mengikuti program kuliah online atau biasa disebut elearning melalui Coursera untuk menambah wawasan keilmuan, mengasah otak dan tentunya mengisi waktu yang positif.

Pengalaman saya belajar di Coursera pernah diulas di artikel blog saya dahulu [Baca artikel blog : Kuliah lagi di Coursera], dan ketika itu pertama kalinya saya belajar mandiri melalui media internet tersebut.

Dengan mengikuti kuliah ini, harapan saya sebagai berikut :

  1. mengetahui model pembelajaran online teranyar yang disajikan oleh Coursera
  2. melakukan refresh atas konsep pemasaran yang telah saya ketahui selama ini
  3.  mengetahui konsep dan contoh kasus implementasi pemasaran dengan pemanfaatan media digital
  4. mengasah kemampuan bahasa Inggris saya secara praktek nyata di lapangan

 

Dalam mengikuti perkuliahan di Coursera, mayoritas saya akses melalui aplikasi mobile-nya yang  terinstal di smartphone saya, sehingga saya bisa kuliah dengan membaca materi perkuliahan,  menonton video perkuliahan, mengikuti kuis, berinteraksi di forum diskusi, sampai mengerjakan beberapa tugas kuliah yang diberikan dimana pun dan kapan pun.

 

Aplikasi Coursera (versi Apple iOS)
Aplikasi Coursera (versi Apple iOS)

 

Menariknya  materi kuliah sebagian besar bisa diunduh, agar bisa diakses secara offline. Sebagai informasi tambahan, saya menggunakan iPhone 5 dengan iOS versi 9.3 serta saran saya menyediakan ruang minimal sekitar 200 MB, dan untuk pengaksesan aplikasi secara mobile saya mengandalkan layanan data Telkomsel.

 

Kuliahnya membahas apa?

Untuk course ini saya ambil sesuai minat saya dalam bidang pemasaran khususnya di media digital dan setelah mencari dengan bantuan fitur pencarian di Coursera, akhirnya saya menemukan satu topik kuliah yang sesuai minat saya.

Kuliah ini merupakan salah satu dalam rangkaian silabus khusus terkait Digital Marketing, yang terdiri enam course yang memiliki topik yang berbeda-beda, namun memiliki benang merah dalam bidang keilmuan Digital Marketing tersebut.

 

Deskripsi Kuliah (Coursera)
Deskripsi Kuliah (Coursera)

 

Definisi Marketing (Coursera)
Definisi Marketing (Coursera)

 

4P Legendaris (Coursera)
4P Legendaris (Coursera)

 

Course ini membagi menjadi empat topik utama berdasarkan konsep pemasaran 4 P legendaris, yaitu merujuk ke Product, Price, Promotion, dan Place, serta penerapan dengan menggunakan media digital.

Dalam deskripsi yang diuraikan, maka kuliah ini menitikberatkan pada penggunaan media intenet dan perangkat mobile, serta pemanfaatan teknologi terkini yaitu penggunaan 3D printer.

 

Siapa yang memberi kuliah?

 

Prof Aric (Coursera)
Prof Aric (Coursera)

 

Mata kuliah ini dikembangkan dan dikelola oleh University of Illinois di Urbana-Champaign melalui Coursera, dan untuk course ini difasilitasi oleh  Aric Rindfleisch, John M. Jones Professor of Marketing. 

Setelah mempelajari informasi umum dari course ini dan membaca silabusnya, ternyata course ini menyandang salah satu dari “The 10 Hottest Online Classes for Professionals in 2015” menurut publikasi majalah Inc. dan Class Central, sehingga menjadi salah satu mata kuliah yang direkomendasikan ke pembelajar online di seluruh dunia.

 

Bagaimana perkuliahannya?

 

Kuliah Awal (Coursera)
Kuliah Awal (Coursera)

 

Test (Coursera)
Test (Coursera)

 

Setelah memulai dan mengikuti awal perkuliahan, saya merasa bahwa model perkuliahan seperti ini memang memberikan fleksibilitas, yaitu bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, meski ada beberapa penugasan dibatasi oleh waktu.  Di sisi lain, maka model perkuliahan seperti ini justru memberikan saya tanggung jawab lebih kepada diri sendiri dan mengatur waktu lebih baik, sehingga saya sendiri yang mengatur kecepatan dan kemauan untuk belajar dalam perkuliahan tersebut, dibandingkan perkuliahan jaman dulu yang konvensional yang saya ikuti,

Sesuai silabus, maka perkuliahan akan berjalan dalam empat minggu dengan durasi perkuliahan sekitar 4-8 jam perminggu, dengan beragam materi yang disampaikan melalui bahan bacaan (reading material), video, diskusi, dan penugasan, serta diakhiri dengan semacam tugas akhir dan kuis.

So,  apa kamu pernah belajar dengan metode online seperti ini? kalau pernah, yuk coba sharing di kolom komentar yah. Lalu untuk kamu yang belum pernah, bagaimana menurut kamu model perkuliahan seperti ini? Ditunggu komentarnya.

 


 

Referensi :

  1. Coursera : https://www.coursera.org/
  2. Course Digital Marketing di Coursera : https://www.coursera.org/courses?languages=en&query=marketing+in+a+digital+world

 

 

Review Game : Clash Royale

Clash Royale

Kali ini, saya akan mengulas salah satu game yang sedang getol dimainkan, yaitu Clash Royale. Game ini dikembangkan oleh pengembang kenamaan Supercell, yang sukses dengan megahit game Clash of Clans, Hay Day, dan Boom Beach-nya, dan akhirnya merilis Clash Royale yang memiliki keunikan dan menelurkan game dengan konsep yang cukup fresh di industri mobile game, yaitu dengan menggabungkan beberapa elemen game, seperti konsep game tower defense, lalu menggunakan elemen berbasis card game, sehingga membuat kecanduan bagi para penggemarnya.

 

Spesifikasi & Instalasi Game

Clash Royale telah tersedia di platform Android dan Apple iOS. Untuk Android dibutuhkan versi 4 keatas dengan kebutuhan space minimal 89 MB dan iOS dibutuhkan versi 7 keatas dengan minimal space 97 MB, lalu untuk proses instalasinya mudah dilakukan dan berjalan dengan lancar.

Pola Permainan

Clash Royale
Clash Royale

 

Seperti yang dijelaskan diawal, bahwa pola permainan Clash Royale menggabungkan beberapa konsep game, namun menghasilkan sebuah game dengan perpaduan yang oke punya!

Tower Defense

Dalam Clash Royale, ada 3 tower yang harus dijaga dan dipertahankan, yaitu 2 tower  disisi kiri dan kanan dan 1 tower utama dan bernilai lebih tinggi dibandingkan 2 tower lainnya, terletak di tenggah.

Sisi kiri dan kanan (terkadang ada yang menyebutnya lane, river, side, etc.), akan menjadi jalur utama dalam setiap pasukan yang kita kerahkan sesuai card yang kita miliki. Semua usaha yang kita lakukan dengan beragam variasi taktik yang bisa dijalankan, bertujuan untuk merobohkan, menghancurkan, dan melenyapkan tower-tower tersebut, bahkan dari hasil pengalaman saya bermain, ada  pemain yang menggunakan taktik mengorbankan salah satu tower untuk menghancurkan tower utama!

 

Card Game

Card Clash Royale

Elemen penting bermain Clash Royale yaitu mengkombinasikan kartu-kartu yang kita miliki dan membuat menjadi perpaduan yang ciamik dalam suatu card deckDeck yang kita miliki menjadi senjata utama dalam menerapkan taktik apa yang akan kita gunakan sesuai gaya permainan kita, dan selain itu, deck tersebut bisa beradaptasi dengan pola permainan musuh.

Hal kecil pun menjadi sesuatu yang khas, yaitu fitur chatting yang disertai dengan emoticon dan tentunya fitur friendly battle sesama teman dalam satu clan!

Grafis & Musik Latar

 

https://www.youtube.com/watch?v=xk_q3Zv_5w8

 

Nah, Clash Royale ini “dikisahkan” dalam Clash Universe, sehingga beragam karakter Clash Of Clans hadir di game ini. Dengan desain karakter, voice actor yang khas nan menawan, serta grafis yang ditampilkan enak dipandang, apalagi kalau kamu penggemar Clash of Clans, maka seperti kata kawan saya, visualisasinya akan terbawa-bawa ke Clash Royale.

 

Penilaian

Clash Royale merupakan salah satu game yang masih saya mainkan hingga sekarang, dan tingkat adiksinya yang tinggi, membuat saya terus memainkannya. Dengan perpaduan konsep permainan yang unik, berupa penggunaan taktik card yang digunakan disertai taktik permainan tower defense, plus karakter dan desain visual yang khas, maka game ini menjadi jawara beberapa waktu lalu di ranah dunia mobile game. So, yang belum instal game unik satu ini, coba langsung ke App Store atau ke Play Store, dan rasakan keseruannya. Kalau yang sudah bermain, yuk sharing pengalamannya ya.

https://www.youtube.com/watch?v=XHPamIfsT7k

 


 

Referensi: https://clashroyale.com/blog/news/these-are-the-rules-of-the-duel

 

Review Aplikasi : Browser Vivaldi

Peramban atau dikenal sebagai browser merupakan salah satu bagian terpenting bagi saya pribadi. Dengan “mahluk” satu itu, saya bisa mengenal dan belajar banyak hal, bahkan dari browser telah menjadi solusi kehidupan sehari-hari untuk saya.

Dengan perannya yang begitu besar, maka peramban menjadi pintu gerbang menuju akses internet, meski sudah adanya berbagai aplikasi yang ada, posisi peramban sampai saat ini masih belum tergantikan, paling tidak hal itu yang menjadi keseharian saya, dari kebutuhan bekerja atau untuk tujuan bersantai dan mencari hiburan.

Pendatang Baru Vivaldi

Peramban Vivaldi (Vivaldi.com browser)
Peramban Vivaldi (Vivaldi.com browser)

 

Vivadi dikembangkan oleh Vivaldi Technologies yang dipimpin oleh mantan CEO Opera Browser Jón S. von Tetzchner yang mengambil segala hal baik dari browser Opera dengan engine Presto & Blink-nya yang fenomenal, salah satunya yang dikenal dengan akses yang cepat dan kompresi datanya, baik di perangkat desktop dan mobile, serta dikombinasikan dengan engine Chromium yang menjadi basis peramban Google Chrome.

Untuk saya pribadi, yang bertahun-tahun menggunakan berbagai macam peramban dari Mozilla Firefox, Safari, Opera, dan Google Chrome, serta sesekali “terpaksa” menggunakan Internet Explorer-nya Microsoft yang usang, maka kehadiran Vivaldi menjadi sebuah penyegaran.

Dari semua peramban tersebut, maka saya sering menggunakan Chrome karena faktor konektivitas dengan perangkat Google lainnya, serta adanya beragam extension & add-on yang tersedia, sehingga mau tidak mau saya membandingkan head-to-head dengan Vivaldi.

Untuk ulasan kali ini, saya menggunakan perangkat laptop ASUS A43S prosesor Intel Core i5, disertai OS Microsoft Windows 7 dengan diska sebesar 500GB, dan memori sejumlah RAM 8 GB serta VRAM 2 GB. Untuk Vivaldi, saya menggunakan versi 1.0  dan hingga saya cek terakhir di situs resmi Vivaldi, saat ini masih fokus pada pengembangan versi desktop.

Desain Antar Muka

Mulai (Vivaldi.com)
Mulai (Vivaldi.com)

 

Desain yang ditampilkan Vivaldi berkonsep simple dan lebih kearah fungsional. Dengan tampilan alamat situs (address bar) di bagian atas, dengan model tab mirip Opera & Chrome pada umumnya disertai model preview visual,  jika tetikus diarahkan diatas salah satu menu tab alamat situs di bagian atas. Berbagai menu yang ada di Vivaldi baik di pojok kiri bawah maupun kanan bawah tergolong kecil, dan perlu dibiasakan dalam penggunannya, namun ditampilkan sesuai fungsinya.

Desain yang menurut mata saya, lebih kearah Opera dengan fungsionalitas sekelas Chrome, serta ada efek transisi, dan warna merah yang khas. Lalu Font yang digunakan menurut saya mirip Roboto khas milik Android. Pengalaman yang saya rasakan berjalan cukup lancar untuk mengakses berbagai fitur dan menu yang tersedia.

 

Fitur

Tata letak Tab (Vivaldi)
Tata letak Tab (Vivaldi)

 

Ikon Vivaldi yang khas di pojok kiri atas, merupakan sebuah menu utama untuk melakukan pengaturan lebih lanjut, dan saya sering bermain-main dengan pengaturan di menu “Tools > Setting”, terutama untuk pengaturan menu tab, seperti bagaimana jika kita membuka sebuah tab baru, membuka tab sejenis, atau bahkan melakukan pengaturan terkait shortcut.

Salah satu fitur yang jadi perhatian saya, yaitu adanya beragam pengaturan menu, panel, dan tab management yang membantu saya membuka banyak situs dalam satu waktu, menempatkan beberapa tab dalam satu kelompok tab khusus, serta sekaligus mengaksesnya dengan cepat.

Untuk tab di sebelah kiri peramban  yang disebut panel tersebut, maka berisi secara standar default berupa menu untuk bookmark, informasi unduhan, catatan, dan berupa tab speed dial yang ditempatkan di sebelah kiri, sehingga semacam bookmark, namun bisa diakses cepat yang bisa kita kita ubah dan tambahkan dari situs-situs favorit kita.

Selain itu, Vivaldi mendukung beberapa extension dan add ons dari peramban Chrome yang sangat berguna, dan menurut pendapat saya, integrasi ke beberapa fitur yang tersedia di Chrome akan diikutsertakan, seperti rumor yang saya baca di beberapa forum dan situs internet.

 Kesimpulan

Akses Vivaldi
Akses Vivaldi

 

Semenjak mengenal dan menggunakan Vivaldi dalam beberapa hari ini, maka saya sudah lupa tuh dengan Chrome 😀 padahal sudah tahunan saya menggunakan peramban tersebut.

Pengalaman  saya menggunakan Vivaldi sampai sejauh ini cukup baik, dan yang perlu menjadi perhatian, yaitu mengenai pengaturan tab yang fleksibel dan  perihal pengaturan daya memorinya, yaitu pernah saya membuka hingga 10-11 tab yang berbeda, dan Vivaldi masih  berjalan cukup stabil.

Nah.. yang perlu menjadi perhatian soal faktor kekurangannya, yaitu ada beberapa situs yang mendukung Flash, makaVivaldi sedikit kesulitan dalam pengaksesannya, serta ada beberapa situs yang perlu di-reload dan di-refersh ketika memutar video. Di sisi lain perangkat Flash juga sebenarnya sudah tidak didukung oleh beberapa situs dan peramban lain, dan mulai beralih teknologi ke HTML 5 yang responsif. Namun saya yakin, untuk poin ini di versi selanjutnya (mungkin) sudah diperbaiki dan disempurnakan, kita tunggu saja update peramban pendatang baru yang ciamik ini.

Apa kamu sudah mencoba Vivaldi? Yuk, share ceritanya di kolom komentar dibawah ya..


Referensi :

  1. https://vivaldi.com/
  2. http://techcrunch.com/2015/03/08/vivaldi-chrome-alternative-tech-preview-2/

Saya Dan Transportasi Publik

Tinggal dan bekerja di sekitar ibukota Jakarta, kita perlu taktik khusus agar bisa berkomuter dari satu tempat ke tempat yang lain dengan efektif dan efisien.  Dengan sarana transportasi yang terbatas, lalu pengelolaan dan pelayanan yang belum optimal, maka saya sehari-hari biasa menggunakan kombinasi berbagai moda transportasi publik, mulai dari mikrolet, angkot, bis, kereta, taksi, sampai ojek.

Saya Dan Transportasi Publik

Setiap harinya saya menggunakan jasa Commuter Line, untuk berkomuter dari rumah ke kantor PP, dan seperti yang saya tulis di artikel saya sebelumnya disini [Baca artikel : Keretaku Commuterlineku], ketergantungan saya terhadap moda transportasi satu itu pun memang tinggi, dan  dengan menggunakan kereta rel listrik, menurut saya merupakan moda transportasi yang paling efektif digunakan dari kota-kota satelit (baca: daerah pinggiran) macam Depok, Bogor, Citayam, Bojong Gede, Bekasi, Tangerang, dkk., menuju Jakarta dengan cepat dan murah plus ramah lingkungan!

Yang menjadi “sedikit perjuangan”, yaitu ketika perjalananan dari stasiun tujuan ke kantor,  dan saya tetap tak bisa lepas dari kemacetan ibukota yang sudah akut macam kanker stadium tiga! Dahulu, saya menggunakan jasa mikrolet (baca: angkot), lalu terkadang menggunakan bis macam Kopaja atau Metro Mini, dan jika sudah buru-buru dan terlambat, maka pilihan ojek menjadi pilihan terbaik untuk mencapai tujuan, meski saya terpaksa mengeluarkan dana lebih untuk memanfaatkan jasa ojek tersebut.

 

 

Juru Selamat & Sang Messiah (Transportasi Publik) : Layanan Transporatasi Online

Ketika transportasi publik mengalami stagnasi dan kebuntuan, meski ada kabar gembira dan cukup positif dengan adanya  perkembangan Commuter Line, ternyata hadir layanan yang selama ini yang saya jadikan alternatif terakhir untuk melengkapi moda transportasi yang ada, yaitu hadirnya layanan ojek online yang diakses melalui aplikasi.

Seperti ulasan saya di artikel blog ini [Baca artikel : 7 Layanan Ojek Fenomenal], maka ojek online ini pun menjadi primadona bagi pengguna transportasi publik dengan konsep ride sharing tersebut.

Selain layanan ojek online tersebut, sekarang saya jarang menggunakan taksi konvensional, dan beralih menggunakan layanan ride sharing seperti Grab Car dengan pelayanan yang baik, memuaskan, cepat, dan murah! Dengan berbagai keunggulan dan pelayanan yang diberikan tersebut, maka kehadiran layanan transportasi online (dengan menggunakan aplikasi) melengkapi berbagai moda transportasi di Jakarta dan sekitarnya.

Kisruh Transportasi Konvensional Versus Online

Tempo hari, saya kaget ada aksi massal yang terstruktur dan sistematis dilakukan oleh operator transportasi dari taksi, angkot, bis, dkk., yang menyatakan menolak dan menuntut penutupan layanan transportasi publik dengan media aplikasi tersebut.

Mereka menyatakan bahwa semenjak muncul dan menjamurnya layanan tersebut, seperti yang dilansir di Kompas.com, pendapatan mereka jauh berkurang dan mereka merasa adanya ketidakadilan dalam operasional harian mereka, seperti tidak jelasnya perihal badan hukum, perizinan, pajak, administrasi dan sebagainya.

Dan menurut saya, dampak perkembangan teknologi yang melesat jauh meninggalkan cara konvensional, maka memiliki dampak pada pola lama, bahkan regulasi yang ada belum diatur mengikuti perkembangan tersebut. Di sisi lain, saya melihat adanya ketidakadilan dalam hal perizinan dan perpajakan, karena moda transportasi konvensional tersebut, memiliki perhitungan biaya yang jauh lebih besar dan memerlukan persyaratan serta pengelolaan  berbeda untuk mengikuti regulasi yang ada.

Gojek (Gojek Website)

 

Sebagai konsumen dan pengguna transportasi publik, maka saya membutuhkan layanan transportasi yang lebih baik, lebih cepat, tanggap, responsif, dan tentunya lebih murah, plus memanfaatkan teknologi terkini, maka layanan transportasi dengan menggunakan media online tersebut membantu saya, sehingga bisa menjadi solusi bagi saya.

Sebagai konsumen, meski layanan yang diberikan transportasi online tersebut lebih baik, namun saya merasa tidak ada perlindungan konsumen yang diberikan, misal jika ada perlakuan operator (baca: supir) yang tidak tepat atau merugikan, meski ada pola rating penilaian, sebagai konsumen saya belum cukup terlindungi , disertai tidak adanya standar layanan atau keselamatan sesuai regulasi transportasi, misalkan adanya izin KIR yang dmiliki, serta belakangan adanya isu privasi bagi pengguna aplikasi tersebut.

Harapan Saya Terhadap Transportasi Publik

Harapan besar saya terhadap transportasi publik di Jakarta dan sekitarnya yaitu lebih kepada peningkatan layanan yang lebih baik, aman, mudah dijangkau, dan dengan tarif yang kompetitif, sekaligus berusaha mengikis perlahan kemacetan di Jakarta.

Di sisi lain, dengan kehadiran transportasi publik berbasis online dengan konsep ride sharing tersebut, semoga kedepannya bisa diatur serta diawasi oleh regulator dan diberikan kesempatan untuk berkembang, karena terbukti di lapangan menjadi alternatif, bahkan pilihan utama bagi sebagian warga ibukota, sehingga melengkapi transportasi publik yang sudah ada.

 


Referensi:

  1. Liputan Kompas.com “Demo tolak Taksi online” : http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/4041/1/demo.tolak.taksi.online?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=ktopird

 

Review Game : Star Wars Commander

Opening Screen Star Wars Commander
Opening Screen Star Wars Commander

 

Game kali ini yang saya bahas yaitu Star Wars Commander yang dirilis oleh Disney.  Star Wars Commander sebenarnya sudah cukup lama dirilis  yaitu di penghujung tahun 2014, namun ketika penayangan perdana Star Wars episode ketujuh Force Awakens yang lalu,  sepertinya dipromosikan secara gencar di internet, sehingga sebagai fans Star Wars, akhirnya pun saya tergoda mencoba menginstalasi mobile game ini.

Spesifikasi & Instalasi Game

Surpringsly, mobile game ini dikembangkan oleh Disney di berbagai mobile platform, baik di iOS Apple, Android, Windows Phone, hingga OS Amazon! Untuk Android minimal versi 4 dengan 38 MB space yang dibutuhkan dan versi iOS-nya dibutuhkan yaitu minimal 7.1 dengan space sekitar 88 MB perlu disediakan.  Ulasan game kali ini, saya menggunakan perangkat iPhone 5 yang berjalan dengan iOS versi 9.2 dan hingga saat ini berjalan lancar dalam bermain game ini.

Dengan koneksi internet standar, maka proses instalasi dapat dilakukan dengan lancar. Login Facebook merupakan salah satu pilihan ketika proses di awal permainan, baik untuk menyimpan data game sekaligus mengetahui teman-teman Facebook mana yang bermain dan berinteraksi di game ini, dan bisa relogin di gawai lain jika dibutuhkan.

App Store (Apple)
App Store (Apple)

 

Play Store (Android)
Play Store (Android)

 

Pola Permainan

Empire or Rebels?
Empire or Rebels?

 

Whats next?
Whats next?

 

Di awal game, kita akan diberikan semacam tutorial yang dibalut kisah kita menjelajahi galaksi, dan berawal ketika kita tinggal di planet Tatooine. Alur di tutorial tersebut pun akhirnya menjadi alur cerita, mirip jika kita memainkan sebuah campaign di game strategi.

Di tutorial tersebut, kita akan dihubungi oleh 2 faksi yang terlibat dalam Star Wars yaitu Empire dan Rebels, untuk menjalankan misi awal, Setelah itu kita akan diminta komitmennya berada di pihak  faksi mana. Dalam game ini, saya akhirnya memilih faksi Empire yang memiliki persenjataan canggih dan tentara mekanikal untuk berperang melawan Rebels.

Pola permainan mirip dengan game Clash of Clan (CoC) yang hits tersebut, yaitu game strategi dengan model multiplayer, dengan tujuan utama membangun markas kita dengan berbagai macam bangunan, pengelolaan sumber daya yang ditambang, pengembangan bangunan, sekaligus melatih berbagai macam jenis tentara dan persenjataan, serta menjalankan berbagai misi yang ada.

Barak tentara
Barak tentara

 

Headquarter
Headquarter

 

Seperti CoC, maka faktor kerja sama sesama anggota tim (dalam game ini disebut squad), pengelolaan sumber daya, analisis pengembangan bangunan dan fasilitas di markas, serta pelatihan persenjataan dan tentara mana yang dibawa untuk bertempur, menjadi faktor yang menentukan dalam game ini.

Victory
Victory

 

Grafis & Musik Latar

Transmission
Transmission

 

Dengan desain visual yang khas Star Wars plus berbagai karakter yang sudah saya kenal, dari Stormtroppers, mesin tempur AT yang khas, Sith Lord, hingga Darth Vader, maka menambah keasyikan dan membayangkan kita sebagai seorang pejabat militer dalam Empire dan terlibat pertempuran di galaksi yang nun jauh disana.

Dengan grafis yang enak dipandang dan khas tersebut, maka tak lupa juga efek suara dan musik latar yang kuat, menjadi betah berlama-lama bermain Commander ini, lalu yang menjadi favorit saya yaitu efek suara ketika pertempuran yang terdengar heboh dan Star Wars banget!

Penilaian

Sampai hari ini saya masih bermain Star Wars Commander, dan berfantasi dalam kondisi perang di galaksi nun jauh disana 😀

Melihat kondisi tersebut, secara keseluruhan game ini bagus dan adiktif dengan berulangkali dimainkan, dari keasyikan perencananan taktik upgrade berbagai persenjataan, pilihan tentara yang akan dibawa ke transporter, dan terutama ketika sensasi bertempur menyerang markas musuh, plus ditambah balutan karakter Star Wars menjadi faktor pembeda game ini.

So, bagaimana menurut kamu game kece satu ini? Yuk, share pendapat kamu mengenai game ini di kolom komentar dibawah yaa..

The Force
The Force

 


Referensi :

  1. SW Commander – Amazon : http://www.amazon.com/Disney-Star-Wars-Commander/dp/B013J7KLJU
  2. SW Commander – iOS : https://itunes.apple.com/us/app/star-wars-commander-worlds/id847985808?mt=8
  3. SW Commander – Android : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.lucasarts.starts_goo
  4. SW Commander Official page : http://www.starwars.com/games-apps/star-wars-commander

 

7 Layanan Baru JNE Yang Revolusioner

Untuk urusan pengiriman barang dan dokumen, maka tidak lain tidak bukan, kita butuh bantuan pihak pengirim ekspedisi logistik yang mengantar barang kita sampai tujuan. Salah satu pilihan utama untuk pengiriman barang tentunya JNE. Saya sudah beberapa kali menggunakan jasa JNE untuk pengiriman barang dan menerima kiriman paket barang via JNE dari relasi, kerabat, dan kadang meneriman pesanan paket online shopping 🙂

Nah…  akhir bulan lalu, saya diundang dan berkesempatan menghadiri peluncuran 7 layanan baru JNE yang katanya revolusioner!! Membaca tajuk acaranya, bikin saya penasaran, karena jarang perusahaan sejenis membuat  event seheboh ini, atau saya saja yang heboh sendiri 😀

So.. yuk simak apa saja tujuh layanan baru JNE yang revolusioner tersebut.

Peluncuran Layanan Baru JNE

7 Magnifivent JNE (Sumber: JNE)
7 Magnifivent JNE (Sumber: JNE)

 

Pada 29 Februari bertempat di D`Consulate, Epicentrum Rasuna Said, JNE meluncurkan tujuh program andalannya yang dinamakan “7 Magnificent” di awal tahun 2016 yang merupakan  fokus pengembangan JNE di bidang teknologi informasi dan infrastruktur perusahaan. Seperti yang disampaikan Pak Mohammad Feriadi, selaku Presiden Direktur JNE, bahwa berbagai layanan tersebut bertujuan untuk memudahkan pelanggan dengan menciptakan layanan yang adaptif dan inovatif.

Acara yang dibawakan oleh MC Kemal tersebut diselingi oleh gurauan membuat acara menjadi lebih santai disertai dengan sesi diskusi dan tanya jawab antara pihak JNE, partner, media, dan blogger . Seperti yang disampaikan Kemal, bahwa setiap acara seremonial JNE memiliki kekhasan, yaitu selalu melakukan aktivtias kepedulian sosial seperti CSR tersebut, dan kali ini adik-adik dari panti asuhan yang mendapat bingkisan menarik.

Pak Feriadi - PresDir JNE (Ardika Percha)
Pak Feriadi – PresDir JNE (Ardika Percha)

 

MC Kemal and crowd (Ardika Percha)
MC Kemal and crowd (Ardika Percha)

 

JNE CSR di 7 Magnificient (Ardika Percha)
JNE CSR di 7 Magnificient (Ardika Percha)

 

#JNE7Magnificent

Pemaparan tujuh layanan baru JNE pun menjadi perhatian utama di acara peluncuran tersebut, dan saya sendiri juga penasaran dengan informasi terkait #JNE7Magnificient tersebut. Yuk, simak apa saja sih ketujuh layanan revolusioner yang dikenalkan oleh JNE tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. JNE PopBox

Layanan PopBox dikembangkan JNE yang diperuntukkan bagi pengguna yang memiliki mobilitas tinggi, yaitu semacam kotak pos atau loker untuk pengiriman dan pengambilan paket. Seperti saya, terkadang beberapa barang yang dikirimkan ke rumah sering tidak sampai ke tangan saya, karena pengiriman dilakukan di jam kerja, maka kirimannya menjadi retur, karena ketidakhadiran saya di rumah ketika menerima paket kiriman.

Alur PopBox (JNE)
Alur PopBox (JNE)
2. JNE Trucking

Layanan JNE Trucking ini dikhususkan untuk pengiriman darat minimal 10 Kg dengan cakupan daerah saat ini di Sumatera, Jawa, dan Bali. Layanan ini memang khusus untuk barang-barang yang punya berat berlebih dan memerlukan pengriman dengan perhatian khusus.

JNE Trucking (JNE)
JNE Trucking (JNE)
3.  JNE International Shipment

Seperti yang dipaparkan oleh Pak M. Feriadi, layanan ini sebenarnya sudah ada sebelumnya, namun di peluncuran ini, JNE akantelah menjalin kemitraan strategis dengan partner global dengan pola dan layanan baru, sehingga meningkatkan pelayanan konsumen JNE.

4. Ad Box Pre-paid

Nah, kalau layanan ini dibuat untuk standarisasi kota/kardus dalam pengiriman JNE, sehingga menjadi lebih rapih dan aman. Untuk saat ini, pengiriman hanya berlaku untuk wilayah Jakarta, dan sudah termasuk biaya kirimnya.

Ad-box prep-paid (JNE)
Ad-box prep-paid (JNE)
5. Super Speed Service

Dalam peluncuran ini, JNE pun mengenalkan layanan kirim cepat khusus wilayah Jakarta dalam hari yang sama yaitu antara jam 8 pagi hingga jam 3 sore dengan batasan berat tertentu.

Super Speed (JNE)
Super Speed (JNE)
6.  CD Musik

Nah, kalau layanan JNE satu ini yang menurut saya unik, karena JNE masuk ke industri musik! Dengan ribuan kantor cabang di seluruh Indonesia, JNE memiliki jalur distribusi berbagai macam barang, dan seperti yang disampaikan di acara peluncuran tersebut, JNE mau turut berperan serta mendukung insan kreatif Indonesia dalam mendistribusikan karya mereka.

7. My JNE Mobile App
My JNE
My JNE

 

JNE pun akhirnya merilis secara resmi aplikasi mobile di platform Android, yaitu My JNE untuk memudahkan pelanggan setianya, termasuk saya dalam menggunakan berbagai layanan JNE. Fitur aplikasinya yaitu berupa tracking atas kiriman kita, lalu ada fitur pengecekan tarif kiriman JNE. Untuk fitur ini bakal sering saya gunakan dengan mudah, jadi kita bisa langsung akses melalui aplikasi, tanpa perlu cek lagi di situs JNE tersebut.

Kemudian adanya fitur unik My COD & COD Wallet, yang berperan sebagai virtual account untuk transaksi pembelian layaknya layanan rekening bersama yang terintegrasi dengan tracking kiriman barang kita, serta fitur terkait geolocation jaringan distribusi JNE.

 

 

Saya & JNE

Menurut saya, tujuh layanan baru JNE tersebut tergolong revousioner, khususnya layanan PopBox, CD musik, dan aplikasi My JNE yang semakin memudahkan serta membuka kesempatan baru bagi kita semua.

Bagaimana teman-teman menurut kalian tujuh layanan baru JNE yang magnificent tersebut? Yuk, share pendapat kalian di kolom komentar dibawah ya 🙂


Referensi :
  1. Situs JNE : http://jne.co.id/
  2. Situs  #7magnificent : http://7magnificent.jne.co.id/
  3. MyJNE – Google Play Store : http://bit.ly/AppMyJNE
  4. Update Video via JNE Youtube channel : https://www.youtube.com/channel/UCWu7IQte4MwQXsSXnN2vbaQ

Ngobrol Penuh Inspirasi Bareng Tiket

Setelah lelah beraktivitas sepanjang  hari, ada saatnya kita perlu jalan-jalan untuk liburan dan melepas penat. Salah satu “kenikmatan” ketika mau plesiran menurut saya yaitu di bagian perencanaan. Saya biasanya suka membayangkan tempat liburan dimana, kapan berangkatnya, seperti apa nanti acaranya, dan mau ngapain aja disana, serta tentunya soal tempat penginapan dan naik transportasi apa.

Seperti salah satu plesiran saya ke Cirebon  Dieng, dan ke Singapura tempo hari, maka saya kebanyakan merencanakan sebelumnya jauh hari, termasuk salah satunya mengenai akomodasi dan transportasi. Untuk urusan tiket dan penginapan, maka saya tentunya cari informasi melalui internet hingga pemesanan dan pembayaran dilakukan via internet.

Ngobrol Penuh Inspirasi bersama Tiket.com

#NgopiBarengTIket (Ardika Percha)
#NgopiBarengTIket (Ardika Percha)

Nah… di hari Sabtu lalu, saya berkesempatan datang ke acara seru bertajuk #NgopiBarengTiket yang membahas mengenai kiprah Tiket.com di industri travel sebagai penyedia berbagai macam kebutuhan kita untuk liburan, yaitu dari pemesanan tiket pesawat, kereta api, hotel dan bahkan tiket atraksi hiburan. Selain itu, saya pun mau mendengar sharing beberapa blogger yang sukses dalam dunia blogging dan yang sukses menjalankan bisnis travel online yang bekerja sama dengan penyedia tiket online.

Tren digital : Desktop Vs Mobile

Udarsa Tiket.com (Ardika Percha)
Udarsa Tiket.com (Ardika Percha)

Acara diawali kata pembuka mba Nuniek selaku MC disertai jamuan makan siang serta ramah tamah dari pihak Tiket.com, salah satunya Pak Gaery Undarsa mewakili tim Communication Tiket.com yang menjelaskan sepak terjang Tiket.com di ranah digital, serta menyampaikan fakta-fakta menarik terkait tren digital di Indonesia, seperti jumlah pengakses melaui perangkat mobile menunjukan tren naik, bahkan melebihi pengakses melalui perangkat desktop.

Pak Gaery pun menjelaskan apa dan bagaimana layanan Tiket.com, salah satunya mengenai mayoritas pengguna Tiket.com menggunakan mobile site, dan trennya pengguna Tiket.com sudah beranjak ke mobile apps, sehingga jumlah pengakses Tiket.com melalui desktop sudah dilewati oleh jumlah pengakses mobile. Dari fakta yang ada tersebut, di tahun 2016 Tiket.com akan fokus ke pengembangan di perangkat mobile, untuk menjangkau dan semakin memudahkan penggunanya.

Tips Sukses Blogger

Emak Blogger (Ardika Percha)
Emak Blogger (Ardika Percha)

Selain itu, di #NgopiBarengTiket juga hadir blogger mba Indah Juli yang membeberkan beberapa kisah dan tips mujarabnya selaku blogger, salah satu yang menarik perhatian saya soal menulis blog, sebaiknya menulis dengan gaya sendiri, bersifat original, dan lebih fokus kepada perencanaan seperti pepatah yang disampaikan, yaitu “think long, write short”

Hal lainnya yang menurut saya menarik disampaikan mba Indah Juli, yaitu jika kita menerima tawaran pekerjaan sebagai blogger, sebaiknya lebih kritis dalam menerima tugas menulis blog dalam hal membuat ulasan, dan sesuaikan dengan gaya menulis kita, sebaiknya bersifat soft selling, gunakan atau rasakan pengalaman dalam mencoba produk atau layanan yang akan diulas sesuai gaya kita, sehingga kita benar-benar mencoba dan memberikan ulasan yang benar. Hal ini pun mengarah dengan pemahaman brief yang disampaikan serta konfirmasi yang jelas, sehingga memudahkan kedepannya antara blogger dan pihak yang memberikan tugas tersebut.

Tiket.com & Blogger

Di acara tersebut, Tiket.com pun mengenalkan program kerjasama baik untuk blogger di ranah online dan untuk travel agent di ranah offline, dan pesan yang menurut saya disampaikan bahwa Tiket.com menjadi platform bagi pengguna dan partner yang memenuhi seluruh kebutuhan jalan-jalan kita, dan bisnis travel agent bisa dilakukan oleh siapa saja jika memenuhi beberapa syarat yang mudah.

Content is KING (Ardika Percha)
Content is KING (Ardika Percha)

Venue acara pun penuh sesak dengan para undangan yang terus menyimak sepanjang acara tesebut, dan overall berjalan lancar hingga akhir acara, disertai sesi tanya-jawab plus diskusi yang bisa memberikan pengetahuan mengenai dunia travel  dan blogging, sekaligus bersilaturahim dengan sesama blogger.

 

Kaleidoskop Blog Ardika Percha 2015 (Bagian Kedua)

Setelah merekap artikel blog di kaleidoskop blog Ardika Percha di bagian pertama hingga pertengahan tahun, berikut kaleidoskop bagian kedua blog saya :

September

Pembajakan foto saya
Pembajakan foto saya

Di bulan September ini, kedua kalinya foto saya dibajak oleh orang lain. Foto yang dibajak merupakan hasil kreatif yang saya publikasikan melalui artikel blog beberapa bulan sebelumnya, dan sampai sekarang  saya tidak dihubungi oleh sang pembajak, namun dengan bantuan teman-teman & komunitas, foto saya tersebut akhirnya dihapus oleh pembajak bersangkutan.

Artikel blog :

 

Oktober

Webmaker Party (Ardika Percha)
Webmaker Party (Ardika Percha)

Bulan Oktober saya menulis artikel blog mengenai kunjungan ke salah satu pabrik minuman dalam kemasan bersama kawan-kawan blogger lain. Kemudian berkesempatan hadir pada acara puncak peluncuran aplikasi Webmaker oleh komunitas Mozilla Indonesia. Di bulan ini, saya mengulas 7 aplikasi ojek online yang sedang naik daun & memberikan solusi bagi kemacetan warga Ibukota.

Artikel blog :

 

November

Blogger camp (Ardika Percha)
Blogger camp (Ardika Percha)

Di bulan Novembr, pertama kalinya saya mengikuti blogger camp, yaitu acara kumpul-kumpul bersama kawan blogger. Alhamdulillah berkesempatan menginap di salah satu villa penyelenggara acara tersebut, Melalui acara ini saya mendapat masukan mengenai dunia blogging sekaligus menambah teman sesama blogger.

Artikel blog :

Desember

2 become 1 (Ardika Percha)
2 become 1 (Ardika Percha)

Di akhir tahun 2015, ternyata di bulan Desember (menurut takaran saya pribadi) saya bisa dikatakan cukup produktif, dengan menghasilkan 3 artikel blog, yaitu diawali dengan seri artikel Percha Photog Profile saya membahas Vivian Maier yang fenomenal, lalu diakhiri dengan artikel kaleidoskop 2015 bagian pertama. Di bulan ini pula yang spesial, saya mempersembahkan 1 artikel untuk istri tercinta.

Artikel Blog :

 

Seperti yang saya ceritakan di kaleidoskop 2014, ternyata memang berusaha tetap rutin menulis & produktif menjadi PR saya juga hingga di awal 2016 ini. Disisi lain, tahun 2015 memberikan kejutan yang tidak disangka-sangka, dan saya pun belajar banyak hal di tahun tersebut, baik mengenai blogging, fotografi, hingga kehidupan 🙂 dan Alhamdulillah mayoritas positif dan membantu saya untuk “naik kelas” ke kelas berikutnya, semoga di tahun 2016 ini, saya masih bisa diberikan nikmat sehat sentosa, dibukakan plus dilancarkan rejeki dan semakin sukses ya.. Amin!

 

Kaleidoskop Blog Ardika Percha 2015 (Bagian Pertama)

Setiap tahunnya saya berusaha mengumpulkan semua artikel yang pernah saya tulis menjadi artikel blog khusus berupa sebuah kaleidoskop. Seperti kaleidoskop tahun 2014 yang lalu di bagian pertama dan yang saya lanjutkan kaleidoskop bagian kedua, artikel kaleidoskop ini untuk saya pribadi menjadi bahan renungan dan evaluasi. Berikut kaleidoskop blog Ardika Percha bagian pertama…

Januari

Kaleidoskop (Ardika Percha)
Kaleidoskop (Ardika Percha)

Di awal tahun 2015 dibuka dengan 2 artikel kaleidoskop selama tahun 2014. Kaleidoskop berisi segala hal terkait kegiatan blogging yang saya tekuni di sela-sela kesibukan di sepanjang tahun tersebut.

Artikel :

Februari

Petunjuk ada dimana saja (Ardika Percha)
Petunjuk ada dimana saja (Ardika Percha)

Di bulan Februari saya menuliskan sekutip kisah saya dalam berwisata ke Cirebon. Yang saya ulas yaitu salah satu bagian yang menjadi atraksi utama ketika berwisata ke kota tersebut, yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang merupakan masjid utama kesultanan Cirebon di era kejayaannya.

Kemudian saya mengulas mengenai awal perkenalan saya dengan fotografi dengan genre street photography yang seksi serta unik ini, dan surprisingly artikel tersebut mendapat respon yang cukup positif dari pengunjung & pembaca blog 🙂

Artikel:

Maret

Blog Eric Kim (Eric Kim)
Blog Eric Kim (Eric Kim)

Di bulan Maret tersebut merupakan rilis perdana artikel khusus membahas fotografer yaitu “Percha Photog Profile“, yang menjadi sumber inspirasi dalam menekuni “karier fotografi” saya. Artikel tersebut rencananya akan saya tulis & susun secara rutin setahun paling tidak 2 kali, karena untuk mengenal dan mempelajari seorang fotografer beserta karyanya butuh waktu dan pemahaman mendalam.

Dan dari artikel tersebut, saya bisa berdiskusi dan menjalin pertemanan dengan sejumlah orang yang ternyata “fans Eric Kim”  di Indonesia 🙂 .

April

To Chinatown MRT (Ardika Percha)
To Chinatown MRT (Ardika Percha)

Di bulan April. Alhamdulillah saya bisa melunasi salah satu hutang artikel yang harus saya tulis mengenai sudut pandang saya terhadap Singapura. Artikel tersebut merupakan salah satu rangkaian backpacking ASEAN Tour di 2014 yang lalu, dan akhirnya menjadi salah satu inspirasi serta mengilhami proyek foto #KomuterKota yang masih saya tekuni hingga sekarang.

Mei

[instagram url=LINK]

Di bulan Mei, menyambung dengan tulisan saya terkait street photography yang saya tulis di bulan Februari yang lalu, serta mulai rajin membuat foto dengan handphone, maka saya pun merilis tulisan mengenai kaitan mobile photography dengan Instagram, dan Alhamdulillah mendapat respon cukup positif dari pengunjung blog.

Juni

[instagram url=LINK]

Proyek foto yang saya lakukan beberapa minggu sebelumnya, saya tuliskan di artikel #KomuterKota. Fotografi menjadi salah satu “bahan bakar” ketika beraktivitas yang saya lakukan hampir setiap harinya. Foto-foto yang saya buat dalam perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya, seperti menjadi kebiasaan dan bakal menjadi proyek foto jangka panjang terkait aktivitas berkomuter ria dan mengenai isu transportasi publik tersebut.

 

 

Dirgahayu Mahadewi

 

Usia menjadi harta tak ternilai harganya. Manfaatkan sebaik mungkin untuk mengisi waktu, agar nikmat usia yang diberikan menjadi berkah.

Aku memang manusia yang jauh dari sempurna, penuh khilaf, dan kekurangan disana-sini. Tapi KAMU adalah yang SEMPURNA untukku, terima kasih sudah diberikan kesempatan melalui waktu tersebut bersama dirimu. Mohon maaf masih belum bisa memberikan kebahagian yang paripurna untuk kamu, semoga kedepannya masih diberi nikmat usia untuk melakukan hal yang lebih baik.

Selamat Ulang Tahun Sayangku Mahadewi 🙂